Apakah telepon seluler dapat meningkatkan risiko penggunanya untuk terkena kanker atau gangguan kesehatan lainnya? Hingga saat ini belum satu orang pun sanggup memastikan jawabnya. Tapi karena hampir dua miliar alat komunikasi itu digunakan oleh orang dari berbagai penjuru dunia, maka Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperbarui rekomendasinya tentang penggunaan alat tersebut.
Dr. Michael Repacholi, koordinator Unit Kesehatan Lingkungan WHO Kamis (24/10/2013) mengatakan, meski berbagai riset hingga kini belum menemukan kaitan antara penggunaan telepon seluler dengan kesehatan, tapi beberapa di antaranya menemukan konsekuensi bagian tertentu di kepala yang terpapar radiofrekuensi.
Karena itu WHO juga sudah meminta agar diadakan riset baru untuk memastikan temuan bahwa mobile phone mungkin dapat menyebabkan perubahan dalam aktivitas otak, kemampuan beraksi, dan pola tidur. Tapi sambil menunggu data riset tambahan itu, sebagaimana diberitakan Reuter, 28 Juni, WHO menawarkan panduan praktis penggunaan telepon seluler seperti berikut:
1. Batasi lama waktu penggunaan telepon seluler.
2- Pertimbangkan menggunakan alat yang disebut hands-free yang dirancang untuk mencegah paparan radiofrekuensi (RF) yang tak diharapkan ke kepada dan bagian tubuh lain.
3. Hindari penggunaan telepon seluler sambil mengemudi.
WHO berharap agar masyarakat umum dan mereka yang memperoduksi telepon seluler secara sukarela berupaya mengurangi paparan RF dari telepon seluler itu. WHO sendiri saat ini sedang mengatur proyek riset multinasional bersama Dewan Internasional untuk Riset Kanker (IARC), yang akan mengumpulkan data tentang kemungkinan adanya kaitan antara penggunaan telepon seluler dan berkembangnya kanker di kepala dan leher. Proyek ini diharapkan selesai pada 2003.
(Abd)
Dr. Michael Repacholi, koordinator Unit Kesehatan Lingkungan WHO Kamis (24/10/2013) mengatakan, meski berbagai riset hingga kini belum menemukan kaitan antara penggunaan telepon seluler dengan kesehatan, tapi beberapa di antaranya menemukan konsekuensi bagian tertentu di kepala yang terpapar radiofrekuensi.
Karena itu WHO juga sudah meminta agar diadakan riset baru untuk memastikan temuan bahwa mobile phone mungkin dapat menyebabkan perubahan dalam aktivitas otak, kemampuan beraksi, dan pola tidur. Tapi sambil menunggu data riset tambahan itu, sebagaimana diberitakan Reuter, 28 Juni, WHO menawarkan panduan praktis penggunaan telepon seluler seperti berikut:
1. Batasi lama waktu penggunaan telepon seluler.
2- Pertimbangkan menggunakan alat yang disebut hands-free yang dirancang untuk mencegah paparan radiofrekuensi (RF) yang tak diharapkan ke kepada dan bagian tubuh lain.
3. Hindari penggunaan telepon seluler sambil mengemudi.
WHO berharap agar masyarakat umum dan mereka yang memperoduksi telepon seluler secara sukarela berupaya mengurangi paparan RF dari telepon seluler itu. WHO sendiri saat ini sedang mengatur proyek riset multinasional bersama Dewan Internasional untuk Riset Kanker (IARC), yang akan mengumpulkan data tentang kemungkinan adanya kaitan antara penggunaan telepon seluler dan berkembangnya kanker di kepala dan leher. Proyek ini diharapkan selesai pada 2003.
(Abd)