Nara dan Devi Budhathoki beserta ketiga anaknya mengalami kondisi genetik langka `sindrom werewolf` mirip serigala. Tubuh keduanya bersama dua putri dan seorang putra ditutupi rambut yang tebal dan gelap. Namun, kondisi keluarga tersebut bisa terbantu dengan uluran tangan dari Dhulikhel Hospital di Nepal.
Rumah sakit tersebut menawarkan perawatan laser untuk menghilangkan rambut secara gratis.
Dermatolog Dr Dharmendra Karn yang telah memberikan perawatan laser hair removal untuk Devi 38 tahun, bersama dengan dua putrinya Manjura (14), Mandira (7), dan anaknya Niraj (12).
Perawatan dr Karn telah membantu keluarga tersebut, tapi mereka masih membutuhkan beberapa sesi agar efektif dan bahkan setelah menyelesaikan perawatan hair removal, mereka perlu terus melakukannya karena rambut tumbuh kembali.
Rumah sakit Dhulikhel telah merawat Devi dan anak-anaknya secara gratis karena manajemen mendengar dari penduduk setempat, media dan pekerja sosial, kalau keluarga Devi kurang mampu.
Devi menikah dengan Nara Bahadur Budhathoki dan selama 23 tahun mereka telah tinggal di rumah yang memiliki satu dapur, kamar tidur bersama dan tidak ada toilet. Rumah tersebut terletak di sebuah bukit di Kharay sekitar 190km ( 118 mil ) dari ibukota Nepal, Kathmandu.
Fotografer Reuters Navesh Chitrakar datang menemui keluarga tersebut. Menurutnya, keluarga itu kesulitan biaya transportasi. "Tapi ia memiliki sedikit uang sehingga kesulitan untuk membayar transportasi ke sana," kata Chitrakar.
Suami Terima Apa Adanya
Ketika Chitrakat bertemu keluarga tersebut, Nara Bahadur mengatakan dirinya tak keberatan jika istrinya Devi memiliki rambut yang berlebihan di wajahnya. Ia tetap mencintai istrinya apa adanya.
"Ia mengatakan, seorang pria yang baik tidak hanya mengejar wanita karena penampilannya saja," kata Chitrakar seperti dikutip Metro, Kamis (7/11/2013).
Pasangan itu sebenarnya memiliki lima anak, tiga diantara memiliki kondisi yang sama. "Devi mengatakan kepada saya bahwa tak ada seorang pun di keluarganya yang memiliki gangguan ini sebelum dia," ujar Chitrakar.
Keluarga Devi sehari-hari mencari nafkah dengan menjadi kuli. Uang tersebut mereka gunakan untuk membayar sekolah anak-anaknya. Untuk urusan perut, mereka hanya makan apa yang mereka dapat di ladang.
Apa yang dialami keluarga tersebut dikenal dengan nama medis Congenital Hypertrichosis Lanuginosa. Hingga kini belum diketahui obatnya. Bahkan setelah menyelesaikan perawatan hair removal, penderitanya harus terus melakukannya lagi karena rambut akan tumbuh kembali.
Chitrakar mengatakan, meski keluarga tersebut kurang mampu, ia melihat keluarga tersebut begitu tangguh. Termasuk sang ibu yang selalu berusaha yang terbaik untuk anak-anaknya.
Ketika sendirian, Devi kerap menangis memikirkan kemiskinan dan anak-anaknya. Ia sedang mempertimbangkan menjual satu-satu anting meas miliknya sehingga bisa melakukan perjalanan ke rumah sakit. Terkadang ia berpikir tak akan kembali ke rumah sakit karena pengobatan tampaknya tak bekerja, dan rambut di wajahnya selalu tumbuh lagi.
"Saya melihat seorang ibu yang berjuang melawan segala rintangan hanya untuk membuat masa depan anak-anaknya lebih baik," ujarnya.
(Mel/*)
Rumah sakit tersebut menawarkan perawatan laser untuk menghilangkan rambut secara gratis.
Dermatolog Dr Dharmendra Karn yang telah memberikan perawatan laser hair removal untuk Devi 38 tahun, bersama dengan dua putrinya Manjura (14), Mandira (7), dan anaknya Niraj (12).
Perawatan dr Karn telah membantu keluarga tersebut, tapi mereka masih membutuhkan beberapa sesi agar efektif dan bahkan setelah menyelesaikan perawatan hair removal, mereka perlu terus melakukannya karena rambut tumbuh kembali.
Rumah sakit Dhulikhel telah merawat Devi dan anak-anaknya secara gratis karena manajemen mendengar dari penduduk setempat, media dan pekerja sosial, kalau keluarga Devi kurang mampu.
Devi menikah dengan Nara Bahadur Budhathoki dan selama 23 tahun mereka telah tinggal di rumah yang memiliki satu dapur, kamar tidur bersama dan tidak ada toilet. Rumah tersebut terletak di sebuah bukit di Kharay sekitar 190km ( 118 mil ) dari ibukota Nepal, Kathmandu.
Fotografer Reuters Navesh Chitrakar datang menemui keluarga tersebut. Menurutnya, keluarga itu kesulitan biaya transportasi. "Tapi ia memiliki sedikit uang sehingga kesulitan untuk membayar transportasi ke sana," kata Chitrakar.
Suami Terima Apa Adanya
Ketika Chitrakat bertemu keluarga tersebut, Nara Bahadur mengatakan dirinya tak keberatan jika istrinya Devi memiliki rambut yang berlebihan di wajahnya. Ia tetap mencintai istrinya apa adanya.
"Ia mengatakan, seorang pria yang baik tidak hanya mengejar wanita karena penampilannya saja," kata Chitrakar seperti dikutip Metro, Kamis (7/11/2013).
Pasangan itu sebenarnya memiliki lima anak, tiga diantara memiliki kondisi yang sama. "Devi mengatakan kepada saya bahwa tak ada seorang pun di keluarganya yang memiliki gangguan ini sebelum dia," ujar Chitrakar.
Keluarga Devi sehari-hari mencari nafkah dengan menjadi kuli. Uang tersebut mereka gunakan untuk membayar sekolah anak-anaknya. Untuk urusan perut, mereka hanya makan apa yang mereka dapat di ladang.
Apa yang dialami keluarga tersebut dikenal dengan nama medis Congenital Hypertrichosis Lanuginosa. Hingga kini belum diketahui obatnya. Bahkan setelah menyelesaikan perawatan hair removal, penderitanya harus terus melakukannya lagi karena rambut akan tumbuh kembali.
Chitrakar mengatakan, meski keluarga tersebut kurang mampu, ia melihat keluarga tersebut begitu tangguh. Termasuk sang ibu yang selalu berusaha yang terbaik untuk anak-anaknya.
Ketika sendirian, Devi kerap menangis memikirkan kemiskinan dan anak-anaknya. Ia sedang mempertimbangkan menjual satu-satu anting meas miliknya sehingga bisa melakukan perjalanan ke rumah sakit. Terkadang ia berpikir tak akan kembali ke rumah sakit karena pengobatan tampaknya tak bekerja, dan rambut di wajahnya selalu tumbuh lagi.
"Saya melihat seorang ibu yang berjuang melawan segala rintangan hanya untuk membuat masa depan anak-anaknya lebih baik," ujarnya.
(Mel/*)