Kapan Orangtua Harus Khawatir dengan Sakit Kepala Anak?

Nyeri kepala bisa menjadi petanda macam-macam. Tapi, waspadai jika sakit kepala berlanjut dan semakin parah.

oleh Melly Febrida diperbarui 10 Nov 2013, 15:00 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2013, 15:00 WIB
sakit-kepala-131110-b.jpg
Obat terbaik anak yang mengeluh sakit kepala biasanya pelukan dan ciuman. Semua penyakit itu pun segera mungkin bisa dilupakan.
Tapi, jika nyeri di kepala masih terjadi, waspadailah. Bisa saja itu tanda dari dehidrasi hingga flu, atau yang terburuk adalah tumor otak yang mematikan.

Itulah yang terjadi pada Natasha Simmonds (16) pada Januari tahun ini. Dokter berulang kali keliru dengan sesuatu yang sebenarnya serius. Situasi ini tentu menjadi mimpi terburuk orangtua seperti dikutip Dailymail, Minggu (10/11/2013).

Natasha mengalami kanker yang jarang terjadi pada anak. Sakit kepala yang dialaminya tak biasa. Pertanyaannya, kapan orangtua harus khawatir apabila anak sakit kepala?

Orangtua harus mewaspadai sakit kepala yng berulang terjadi, sering, dan semakin parah. Perbedaan antara sakit kepala tumor otak dan yang sederhana bisa begitu halus. Yang membedakannya, tumor otak melibatkan perubahan suasana hati, visi, dan keseimbangan. Untuk memastikan tumor otak adalah dengan MRI. Tapi, tak adil juga jika setiap remaja yang migrain harus melakukan MRI.

Migrain biasanya terjadi pada lima persen anak-anak. Umumnya, anak-anak jadi sakit kepala karena tak cukup minum cairan yang menyebabkan dehidrasi atau melewati makan. Anak-anak juga bisa sakit kepala karena stres atau cemas di sekolah atau di rumahnya.

Anak-anak yang sakit kepala cara mengatasinya yakni beristirahat di tempat yang gelap dan tenang, serta tidur agar bisa mempercepat pemulihan. Usus selama serangan juga melambat sehingga semakin cepat obat dimunum semakin baik. Selain itu, catatlah di buku harian migrain agar bisa membantu mengidentiikasi pemicunya seperti makanan tertentu yang mungkin perlu dihindari di masa depan.

(Mel)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya