Nahas Bila Anak Sampai Alami Ruam di Wajahnya

Para peneliti mengungkapkan bahwa satu orang anak dari setiap 20.000 kelahiran akan mengalami ruam seperti kupu-kupu pada kulit wajahnya.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 11 Nov 2013, 21:00 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2013, 21:00 WIB
ruam-anak-131111b.jpg
... Selengkapnya
Para peneliti mengungkapkan bahwa satu orang anak dari setiap 20.000 kelahiran akan mengalami ruam berbentuk seperti kupu-kupu pada kulit wajahnya. Atau dalam bahasa medisnya, disebut dengan epidemolisis bulosa (EB).

EB sendiri disebabkan oleh mutasi pada gen kolagen VII, dan EB merupakan produksi alami tubuh dari protein kolagen, yang juga komponen penting dari jaringan ikat mamalia.

"Kolagen ini seperti lem," kata Direktur University of Minnesota Stem Cell Institute dan Profesor di Departemen Pediatri, Dr Jakub Tolar, seperti dikutip laman Fox News, Senin (11/11/2013)

Anak-anak dengan EB sering disebut dengan `Butterfly Children` yang mengacu pada sayap kupu-kupu halus.

Menurut Tolar, tingkat keparahan gejala dapat berkisar dari yang sangat ringan sampai yang sangat berat. Bagi sebagian pasien, sering mengalami kesulitan karena gangguan ini dimulai sejak ia lahir, dan akhirnya menyebabkan ia sakit parah dan merasa tidak nyaman di sepanjang hidupnya.

Lebih lanjut Tolar menjelaskan, untuk melindungi anak-anak EB dari kulit melepuh, anak-anak itu harus ditutupi dengan perban khusus yang perlu diubah setiap hari, dan sudah pasti proses ini sangat menyakitkan bagi anak-anak itu.

Selain itu, ruam-ruam itu pun dapat membuat anak-anak merasa gatal, dan terkadang membuatnya tak terkendali untuk menggaruknya.

"Anak-anak itu memiliki luka yang sama pada kulit di bagian atas kerongkongan. Dan mereka akan kehilangan laposan mulut dan kerongkongan yang membuatnya tidak bisa makan," kata Tolar menjelaskan.

Nahasnya, lanjut Tolar, bila ini sampai terjadi, anak-anak membutuhkan tabung lambung pada perutnya untuk bersaing dengan nutrisi dasarnya. "Dan mereka akan mengalami darah rendah, dan banyak terjadi infeksi murni dengan fakta bahwa mereka tidak mendapatkan asupan makan yang tepat," kata Tolar menambahkan.

"Mereka tidak pernah menjadi lebih baik. Keadaan buruk akan dialami setiap hari. Dalam hari-hari biasa, mereka akan kesakitan sepanjang waktu. Bayangkan, betapa kasihan nasib anak-anak ini," kata Tolar lagi.

(Adt/Abd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya