Gadis berusia 14 tahun tak menyangka pengalamannya menggunakan tampon untuk pertama kalinya juga menjadi yang terakhir kali dalam hidupnya. Gadis bernama Natasha Scott-Falber meninggal setelah menggunakan tampon tersebut.
Ia tiba-tiba mengalami toxic shock syndrome hanya beberapa hari setelah menggunakan tampon untuk pertama kalinya.
Natasha dari Caerwent , Monmouthshire meninggal pada Hari Valentine 14 Februari, saat tidur usai menonton program televisi favoritnya. Namun, keluarga masih sangat kehilangan sehingga keluarga Natasha ingin meningkatkan kesadaran terhadap kesadaran toxic shock syndrome.
Kerabatnya sebelumnya meyakini Natasha terkena norovirus, muntah-muntah di musim dingin, tapi kondisinya terus memburuk. Keluarga pada waktu itu mengatakan Natasha meninggal karena septikemia. Setelah tes, penyelidikan medis mengungkapkan Natasha meninggal akibat toxic shock syndrome.
Dengan kejadian itu, keluarga ingin semua warga di negara itu sadar bahaya yang fatal dari penyakit tersebut. Ayah Natasha Mike Falber, saudara Daniel Falber (18), dan orangtua tiri Mike Scott dan Linda Falber telah bersatu dalam kampanye kesadaran tentang kondisi tersebut.
"Kami pikir satu hal yang bisa kami lakukan untuk menghormati Natasha dan membantu orang lain adalah memulai kampanye kesadaran tentang toxic shock syndrome," ujarnya seperti dikutip Mirror, Selasa (19/11/2013).
Menurut keluarga, infeksi itu memang jarang terjadi tapi sangat mematikan. Beberapa jam setelah menggunakan tampon, Natasha menunjukkan gejala toxic shock syndrome. Ia tiba-tiba demam tinggi, muntah, diare, pusing, dan ruam kulit.
"Secara umum bisa diterima menggunakan tampon terlalu lama bisa menyebabkan toxic shock syndrome,
"Tapi dalam kasus Natasha , dia mengikuti semua instruksi dan menggunakan tampon dengan benar, ini hanya karena pengenalan tampon ke dalam tubuhnya yang menyebabkan toxic shock syndrome," begitu bunyi pesan dari keluarga di Facebook.
Ia tiba-tiba mengalami toxic shock syndrome hanya beberapa hari setelah menggunakan tampon untuk pertama kalinya.
Natasha dari Caerwent , Monmouthshire meninggal pada Hari Valentine 14 Februari, saat tidur usai menonton program televisi favoritnya. Namun, keluarga masih sangat kehilangan sehingga keluarga Natasha ingin meningkatkan kesadaran terhadap kesadaran toxic shock syndrome.
Kerabatnya sebelumnya meyakini Natasha terkena norovirus, muntah-muntah di musim dingin, tapi kondisinya terus memburuk. Keluarga pada waktu itu mengatakan Natasha meninggal karena septikemia. Setelah tes, penyelidikan medis mengungkapkan Natasha meninggal akibat toxic shock syndrome.
Dengan kejadian itu, keluarga ingin semua warga di negara itu sadar bahaya yang fatal dari penyakit tersebut. Ayah Natasha Mike Falber, saudara Daniel Falber (18), dan orangtua tiri Mike Scott dan Linda Falber telah bersatu dalam kampanye kesadaran tentang kondisi tersebut.
"Kami pikir satu hal yang bisa kami lakukan untuk menghormati Natasha dan membantu orang lain adalah memulai kampanye kesadaran tentang toxic shock syndrome," ujarnya seperti dikutip Mirror, Selasa (19/11/2013).
Menurut keluarga, infeksi itu memang jarang terjadi tapi sangat mematikan. Beberapa jam setelah menggunakan tampon, Natasha menunjukkan gejala toxic shock syndrome. Ia tiba-tiba demam tinggi, muntah, diare, pusing, dan ruam kulit.
"Secara umum bisa diterima menggunakan tampon terlalu lama bisa menyebabkan toxic shock syndrome,
"Tapi dalam kasus Natasha , dia mengikuti semua instruksi dan menggunakan tampon dengan benar, ini hanya karena pengenalan tampon ke dalam tubuhnya yang menyebabkan toxic shock syndrome," begitu bunyi pesan dari keluarga di Facebook.
Apa Itu Toxic Shock Syndrome?
Seperti diketahui infeksi ini disebabkan ketika bakteri tak berbahaya Staphylococcus aureus atau bakteri Streptococcus, yang hidup di dalam kulit, menyerang aliran darah dan menghasilkan racun yang berbahaya.
Kondisi ini menyebabkan demam yang mendadak tinggi, penurunan tekanan darah yang mengakibatkan pusing dan kebingungan, serta muntah sesekali dan diare.
Situs NHS menyarankan, jika Anda menggunakan tampon saat mengalami menstruasi, atau Anda baru saja selesai, tiba-tiba demam tinggi atau mengalami gejala lain, segeralah hubungi dokter.
Seorang juru bicara untuk perawatan kesehatan spesialis BUPA mengatakan, tak ada cara yang pasti untuk mencegah infeksi toxic shoc syndrome. Dan ini bisa memengaruhi semua orang, pria dan wanita, serta anak-anak.
"Belum dimengerti mengapa menggunakan tampon dihubungkan dengan toxic shock syndrome, tapi tampon serap (menyerap sejumlah darah menstruasi) yang diperkirakan menjadi faktornya," ujarnya.
(Mel/Igw)
Advertisement
Lanjutkan Membaca ↓