Kematian Ibu dan Bayi Belum Turun, Ini Jawaban Menkes

Meskipun angka kematian ibu dan bayi secara spesifik telah menurun, namun di beberapa provinsi justru mengalami kenaikan, misalnya JaTeng

oleh Fitri Syarifah diperbarui 16 Des 2013, 18:46 WIB
Diterbitkan 16 Des 2013, 18:46 WIB
hamil-131122b.jpg
Meskipun angka kematian ibu dan bayi secara spesifik telah menurun, namun di beberapa provinsi justru mengalami kenaikan, seperti misalnya di Jawa Tengah. Ada apa sebenarnya?

Menanggapi hal tersebut, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan bahwa berbagai upaya telah dilakukan pemerintah. Mulai dari anggaran triliunan untuk memperbaiki pelayanan kesehatan, persalinan termasuk antanatal care, postnatal care bahkan keberadaan Ponek (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komperhensif) yang sudah ada ratusan pun belum bisa mengatasi tingginya angka kematian ibu dan bayi.

"Salah satu alasannya adalah kondisi ibu hamil yang tidak sehat. Ini karena kehamilannya tidak dipersiapkan dengan baik. Lebih banyak wanita hamil tidak siap secara mental, fisik maupun sosial," ucap Menkes yang ditemui di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (16/12/2013).

Menkes mengatakan, saat ini ada banyak wanita hamil yang mengalami anemia. Walaupun antanantal care gratis ternyata pemeriksaan ini juga tidak meningkatkan kesehatan ibu-ibu.

"Angka kematian ibu kebanyakan juga terjadi karena dua hal yaitu pendarahan dan infeksi. Infeksi sudah berkurang 80 persen. Tapi pendarahan, ini karena wanita melahirkan terlalu muda, terlalu tua, terlalu rapat dan terlalu sering. Seharusnya dengan KB kita bisa menyelamatkan jiwa ibu-ibu," katanya.

(Fit/Igw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya