Banyak orang mengatakan orangtua yang pendek maka anaknya akan pendek juga, namun apakah itu benar?
Menurut Ketua Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia, Dr. dr. Darmayanti Sjarif, SpA (K) hal tersebut tidak sepenuhnya benar.
"Memang postur tubuh yang pendek bisa karena genetik tetapi belum tentu jug abila orangtuanya pendek maka anaknya juga pendek," katanya seperti ditulis Kamis (26/12/2013).
Menurut Damayanti selain faktor keturunan atau gen, ada faktor penentu postur tubuh seseorang yaitu asupan gizinya.
"Jika anak kebutuhan gizinya terpenuhi seperti karbohidrat, protein, vitamin, zat besi, fosfor, kalsium, magnesium dan seng maka pertumbuhan anak akan optimal sehingga badan anak bisa menjadi ideal walaupun orangtuanya pendek," ujarnya.
Di Indonesia menurut laporan akhir tahun dari Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (Komnas Anak) jumlah anak yang mengalami kurang gizi yaitu sebanyak 165 juta anak. Anak yang kekurangan gizi memang menurut Damayanti bisa dilihat dari ukuran tubuhnya yang pendek dan berat badan yang rendah.
Kurang gizi yang dialami anak-anak di bawah dua tahun dapat menyebabkan rentan dengan penyakit, perkembangan tubuh dan kemampuan daya saingnya juga rendah.
Selain itu menurut Sekertaris Jenderal Komnas Anak, Samsul Ridwan, kemampuan motorik anak yang kekurangan gizi akan rendah serta mengganggu produktivitasnya.
"Saat ini Indonesia masih menjadi penyumbang angka anak pendek dan kekurangan gizi terbanyak di dunia. Kondisi anak pendek dan kurang gizi paling banyak terjadi di Nusa Tenggara Timur dan hampir separuh anak berusia dibawah 10 tahun berpostur pendek," kata Samsul.
Masalah gizi pada anak dikatakan Damayanti bisa disebabkan karena pengetahuan orang tua tentang gizi yang kurang, anak dibiarkan menentukan makanannya sendiri oleh orang tua, dan juga anak mudah tergoda jajanan di sekitarnya.
"Untuk itu para orangtua sangat perlu mengetahui dan memahami apa saja yang dibutuhkan anaknya, pengetahuan tentang gizi juga perlu ditingkatkan agar tidak ada lagi anak yang kekurangan gizi," kata Damayanti.
Damayanti menegaskan para orangtua perlu membuat perencanaan makan yang benar, perhatikan jumlah kalorinya dan sesuaikan jadwal makan dan jenis makanan sesuai usianya. (Mia/Igw)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Baca Juga :
Cegah Malnutrisi dengan Makanan Pendamping ASI
Anak Orang Kaya Juga Ada Lho yang Kekurangan Gizi!
Yuk, Ketahui Perkembangan Ketrampilan Oromotor Bayi!
Menurut Ketua Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia, Dr. dr. Darmayanti Sjarif, SpA (K) hal tersebut tidak sepenuhnya benar.
"Memang postur tubuh yang pendek bisa karena genetik tetapi belum tentu jug abila orangtuanya pendek maka anaknya juga pendek," katanya seperti ditulis Kamis (26/12/2013).
Menurut Damayanti selain faktor keturunan atau gen, ada faktor penentu postur tubuh seseorang yaitu asupan gizinya.
"Jika anak kebutuhan gizinya terpenuhi seperti karbohidrat, protein, vitamin, zat besi, fosfor, kalsium, magnesium dan seng maka pertumbuhan anak akan optimal sehingga badan anak bisa menjadi ideal walaupun orangtuanya pendek," ujarnya.
Di Indonesia menurut laporan akhir tahun dari Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (Komnas Anak) jumlah anak yang mengalami kurang gizi yaitu sebanyak 165 juta anak. Anak yang kekurangan gizi memang menurut Damayanti bisa dilihat dari ukuran tubuhnya yang pendek dan berat badan yang rendah.
Kurang gizi yang dialami anak-anak di bawah dua tahun dapat menyebabkan rentan dengan penyakit, perkembangan tubuh dan kemampuan daya saingnya juga rendah.
Selain itu menurut Sekertaris Jenderal Komnas Anak, Samsul Ridwan, kemampuan motorik anak yang kekurangan gizi akan rendah serta mengganggu produktivitasnya.
"Saat ini Indonesia masih menjadi penyumbang angka anak pendek dan kekurangan gizi terbanyak di dunia. Kondisi anak pendek dan kurang gizi paling banyak terjadi di Nusa Tenggara Timur dan hampir separuh anak berusia dibawah 10 tahun berpostur pendek," kata Samsul.
Masalah gizi pada anak dikatakan Damayanti bisa disebabkan karena pengetahuan orang tua tentang gizi yang kurang, anak dibiarkan menentukan makanannya sendiri oleh orang tua, dan juga anak mudah tergoda jajanan di sekitarnya.
"Untuk itu para orangtua sangat perlu mengetahui dan memahami apa saja yang dibutuhkan anaknya, pengetahuan tentang gizi juga perlu ditingkatkan agar tidak ada lagi anak yang kekurangan gizi," kata Damayanti.
Damayanti menegaskan para orangtua perlu membuat perencanaan makan yang benar, perhatikan jumlah kalorinya dan sesuaikan jadwal makan dan jenis makanan sesuai usianya. (Mia/Igw)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Baca Juga :
Cegah Malnutrisi dengan Makanan Pendamping ASI
Anak Orang Kaya Juga Ada Lho yang Kekurangan Gizi!
Yuk, Ketahui Perkembangan Ketrampilan Oromotor Bayi!