Seberapa Penting Asam Folat untuk Ibu Hamil?

Ibu hamil (bumil) diwajibkan tak melupakan asupan asam folat atau vitamin B9 saat hamil. Ini perlu karena asam folat berperan penting dalam pembentukan sel darah merah, pembentukan inti sel, dan metabolisme protein.

Guru Besar dari Departemen Gizi Masyarakat FEMA Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS. menjelaskan bahwa pada ibu hamil terjadi pembentukan miliaran sel untuk berlangsungnya tumbuh kembang janin secara optimal. Ibu hamil harus tahu, bila inti sel tidak ada atau tidak terbentuk secara sempurna, tentu akan berdampak buruk bagi kehamilan wanita tersebut.

"Kekurangan asam folat dan janin tidak berkembang optimal maka akan terjadi gangguan janin atau yang lebih parahnya janin menjadi cacat," kata Prof. Hardin, saat diwawancarai Health Liputan6.com, pada Rabu (5/2/2014)

Di masa kehamilan, tambah Prof. Hardin, terjadi peningkatan volume darah ibu hamil yang di antaranya adalah sel-sel darah merah. "Bila sel darah merah kurang, itu tandanya ibu hamil mengalami anemia," kata dia menambahkan.

Tahukah Anda, bumil yang mengalami anemia akan berisiko kematian saat melahirkan? Bahkan lebih parahnya, bayi yang dilahirkan akan memiliki gizi yang kurang dan secara otomatis bayi tersebut memiliki berat lahir rendah.

Lebih lanjut Prof. Hardin menjelaskan, defisiensi asam folat pada bumil membuat bumil tersebut mudah lelah dan nafsu makan menjadi menurun. Sementara itu, ibu hamil perlu meningkatkan 20 sampai 30 persen makanannya dibanding sebelum hamil.

"Dampak paling buruk defisiensi asam folat adalah meningkatkan risiko terjadinya Neural Tube Defect (NTD)," kata Prof. Hardin kembali menjelaskan.

Untuk asupan makanannya sendiri, Prof. Hardin menganjurkan untuk banyak mengonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin B9 dan tentunya memiliki manfaat yang baik untuk ibu dan kandungannya. Tapi, di luar dari buah-buahan, masih banyak sumber makanan yang mengandung asam folat.

"Sumber makanan yang kaya asam folat di luar buah-buahan adalah hati, kuning telur, dan sayuran hijau," kata Prof. Hardin menerangkan.

(Adt/Mel)