Cinta bisa membuat seseorang mengambil keputusan yang berani. Ketika Anda memiliki cinta dan usia masih muda di bawah 23 tahun, tiba-tiba dilamar seseorang yang Anda cintai apa yang akan Anda lakukan?
Tentu cinta dan keyakinan bisa membuat seorang wanita yang usianya masih muda berani menerima lamaran tersebut meski orang di sekitarnya bisa saja membodoh-bodohinya. Karena cinta bisa membuat keajaiban.
Berikut beberapa hal yang mendorong seseorang berani bertunangan di usia muda seperti dikutip worldobserveronline, Jumat (7/2/2014):
1. Cinta bukanlah tujuan akhir
Pernikahan bukan berarti Anda harus memiliki segala-galanya bersama-sama sebelum karena menikah seakan-akan pernikahan menghentikan ambisi Anda.
Cinta bukanlah tujuan akhir. Tapi cinta berlanjut terus dan mendorong kita berkembang di dunia ini. Cinta itu dimaksudkan untuk mendorong impian Anda, bukan menahannya.
2. Cinta bukan bagian dari daftar hidup
Ketika seseorang berbicara tentang kehidupan dan cinta, mereka bertindak seolah-olah jatuh cinta dan menikah merupakan bagian dari daftar kehidupan yang setiap orang harus capai.
Apabila memiliki pandangan seperti ini ketika Anda memiliki daftar, Anda merasa tak puas kecuali Anda pindah ke hal berikutnya di dalam daftar Anda.
Pernikahan kemudian menjadi kebutuhan bagi setiap orang. Tapi, pernikahan bukanlah sesuatu yang harus dilakukan melainkan sesuatu yang kita pilih untuk dilakukan. Pernikahan akan terlihat indah dengan menjadikannya sebagai pilihan bukan kewajiban.
3. Cinta tak ditentukan usia
Orang sering bilang usia 23 tahun terlalu muda untuk menikah. Namun, yang perlu diingat kedewasaan dan cinta tak didefinisikan dalam angka tapi diekspresikan melalui cara.
Kadang-kadang usia dijadikan jatuh tempo, tapi karena Anda bertambah tua Anda memikirkan keadaan diri Anda dan bagaimana memposisikan diri di masyarakat. Jika Anda ingin membuktikan diri siap menikah, maka bukan usia patokannya.
4. Cinta tak diukur dalam jumlah uang
Orang-orang menunggu waktu tunangan hingga mereka bisa mengumpulkan uang dalam jumlah tertentu dan itu tak salah. Jika cinta merupakan risiko maka biarkan cinta itu diukur dengan risiko, bukan bagaimana Anda menjadi nyaman.
5. Cinta sebuah petualangan
Beberapa orang hidup dengan kisah cinta yang membosankan di mana hubungannya tak lebih dari rutinitas makan malam dan nonton film. Ketika cinta dipandang sebagai rutinitas, sangat mudah mendorong orang lain untuk masuk ke dalamnya di usia yang masih dini.
Cinta dalam arti yang tepat merupakan sebuah pertualangan, yang menarik kita untuk hidup lebih baik dengan cerita hidup kita.
Tak masuk akal jika cinta membosankan karena kebiasaan. Jika cinta hidup maka harus terus tumbuh dengan cerita baru dan perjalanan baru. Cinta merupakan perasaan yang paling kreatif dan siapa yang berani berpetualang bisa melanjutkannya.
(Mel/Igw)
Tentu cinta dan keyakinan bisa membuat seorang wanita yang usianya masih muda berani menerima lamaran tersebut meski orang di sekitarnya bisa saja membodoh-bodohinya. Karena cinta bisa membuat keajaiban.
Berikut beberapa hal yang mendorong seseorang berani bertunangan di usia muda seperti dikutip worldobserveronline, Jumat (7/2/2014):
1. Cinta bukanlah tujuan akhir
Pernikahan bukan berarti Anda harus memiliki segala-galanya bersama-sama sebelum karena menikah seakan-akan pernikahan menghentikan ambisi Anda.
Cinta bukanlah tujuan akhir. Tapi cinta berlanjut terus dan mendorong kita berkembang di dunia ini. Cinta itu dimaksudkan untuk mendorong impian Anda, bukan menahannya.
2. Cinta bukan bagian dari daftar hidup
Ketika seseorang berbicara tentang kehidupan dan cinta, mereka bertindak seolah-olah jatuh cinta dan menikah merupakan bagian dari daftar kehidupan yang setiap orang harus capai.
Apabila memiliki pandangan seperti ini ketika Anda memiliki daftar, Anda merasa tak puas kecuali Anda pindah ke hal berikutnya di dalam daftar Anda.
Pernikahan kemudian menjadi kebutuhan bagi setiap orang. Tapi, pernikahan bukanlah sesuatu yang harus dilakukan melainkan sesuatu yang kita pilih untuk dilakukan. Pernikahan akan terlihat indah dengan menjadikannya sebagai pilihan bukan kewajiban.
3. Cinta tak ditentukan usia
Orang sering bilang usia 23 tahun terlalu muda untuk menikah. Namun, yang perlu diingat kedewasaan dan cinta tak didefinisikan dalam angka tapi diekspresikan melalui cara.
Kadang-kadang usia dijadikan jatuh tempo, tapi karena Anda bertambah tua Anda memikirkan keadaan diri Anda dan bagaimana memposisikan diri di masyarakat. Jika Anda ingin membuktikan diri siap menikah, maka bukan usia patokannya.
4. Cinta tak diukur dalam jumlah uang
Orang-orang menunggu waktu tunangan hingga mereka bisa mengumpulkan uang dalam jumlah tertentu dan itu tak salah. Jika cinta merupakan risiko maka biarkan cinta itu diukur dengan risiko, bukan bagaimana Anda menjadi nyaman.
5. Cinta sebuah petualangan
Beberapa orang hidup dengan kisah cinta yang membosankan di mana hubungannya tak lebih dari rutinitas makan malam dan nonton film. Ketika cinta dipandang sebagai rutinitas, sangat mudah mendorong orang lain untuk masuk ke dalamnya di usia yang masih dini.
Cinta dalam arti yang tepat merupakan sebuah pertualangan, yang menarik kita untuk hidup lebih baik dengan cerita hidup kita.
Tak masuk akal jika cinta membosankan karena kebiasaan. Jika cinta hidup maka harus terus tumbuh dengan cerita baru dan perjalanan baru. Cinta merupakan perasaan yang paling kreatif dan siapa yang berani berpetualang bisa melanjutkannya.
(Mel/Igw)