Tumbuhkan Minat Baca, Tantangan Tersulit Andy Noya

Presenter, Andy F. Noya sebagai Duta Baca Indonesia semakin giat membantu meningkatkan minat membaca masyarakat.

oleh Kusmiyati diperbarui 19 Feb 2014, 17:35 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2014, 17:35 WIB
andy-f-noya-140219b.jpg
Sejak diminta pihak perpustakaan nasional Indonesia menjadi Duta Baca Indonesia, Presenter, Andy F. Noya semakin giat membantu meningkatkan minat membaca masyarakat. Sudah lebih dari dua tahun, pria berkepala plontos ini ikut andil dalam kegiatan pemerintah khususnya yang terkait dengan budaya membaca.

"Sebenarnya tidak perlu menyandang predikat `Duta Baca` pun saya sangat mendukung kegiatan yang dapat membantu masyarakat meningkatkan minat membaca mereka," kata Pria Kelahiran 1960 ini.

Menjadi seorang Duta Baca Indonesia membuat Andy merasa Tersanjung. "Saya sangat tersanjung waktu itu saat Perpustakaan Nasional meminta saya untuk menjadi `Duta Baca Indonesia`. Tugas saya berkeliling berbagai daerah Indonesia untuk membangkitkan minat membaca mereka," kata Andy saat ditemui usai acara peresmian Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dan ditulis Rabu (19/2/2014).

Tantangan yang dihadapi Andy sebagai Duta Baca Indonesia yakni sulitnya meningkatkan minat membaca.

"Ini yang masih jadi kendala terbesar, walaupun sudah membaik namun minat membaca masyarakat itu masih jauh dari harapan. Saya bersama banyak pihak salah satunya pemerintah terus berupaya keras meningkatkan minat membaca mereka, salah satunya dengan mendukung TBM ini," kata Andy.

Dalam peresmian TBM tersebut menurut Humas RSCM, Sulastin, pria yang terkenal dengan acara talkshownya itu memberikan partisipasi dengan menyumbang buku sebanyak 151 judul.

"Itu bukan hanya dari pribadi saya, 151 judul buku itu berasal dari Kick Andy Foundation. Kami memang memiliki program membantu masyarakat yang memang membutuhkan buku-buku meliputi kesehatan, keterampilan dan lain-lain," kata Andy.

Menurutnya selain kendala di minat membaca, masalah akses buku masih terbilang sulit untuk daerah terpencil.

"60 persen masyarakat kita masih belum bisa mendapatkan buku berkualitas. Mahalnya harga pendistribusian dan produksi yang membuat belum terjangkaunya daerah-daerah terpencil mendapatkan buku berkualitas," katanya.

Andy berharap pemerintah dapat menekan harga produksi dan distribusi buku berkualitas.

"Selain itu saya berharap dengan adanya TBM ini dapat membantu menyalurkan buku berkualitas ke daerah-daerah terpencil indonesia dan terus bermanfaat bagi mereka," ujar Andy. 

Minat Baca Meningkat

gemar-membaca-140219b.jpg


Sebagai Duta Baca Indonesia, Andy F. Noya, mengatakan minat membaca masyarakat Indonesia mulai membaik. Hal tersebut merupakan hasil kerjasama dari beberapa pihak pemerintah dan masyarakat.

"Walaupun masih jauh dari harapan tetapi bisa dikatakan minat membaca maayarakat Indonesia mulai membaik, hal ini ditunjukan dengan banyaknya penggiat buku untuk menyediakan kebutuhan masyarakat akan informasi dari buku berkualitas," kata Andy.

Hal serupa juga dikatakan Penulis Buku Negeri 5 Menara, Ahmad Fuadi. "Walaupun tidak ada datanya, tetapi terlihat minat membaca masyarakat Indonesia itu sudah mulai membaik. Saya melihat dari angka penjualan buku yang mengalami peningkatan," katanya.

Untuk semakin meningkatkan minat membaca masyarakat, pihak pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan beberapa pihak menjalani program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di ruang publik.

"Kami mendukung beberapa pihak untuk mendirikan TBM ini di ruang publik seperti rumah sakit, terminal pasar dan lainnya. Siapa saja yang ingin membantu berjalannya program ini bisa melihat website Kemendikbud tentang prosedur pengajuan proposalnya," kata Staf Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Dirjen Paudni Kemendikbud, Asmawi.

Buku Barang Mewah

andy-f-noya-140219a.jpg
Andy mengatakan, di Indonesia, buku masih menjadi barang mewah. Apalagi bagi daerah-daerah terpencil, masyarakat dibuat kesulitan mendapatkan buku.

"Di negara berkembang seperti Indonesia ini buku masih menjadi kemewahan. Sulitnya akses untuk buku masuk ke daerah-daerah terpencil membuat masyarakat sulit mendapatkan buku berkualitas," kata Andy.

Selain itu, mahalnya harga pendisitribusian menjadi faktor buku menjadi mahal dan sulit didapat. "Buku berkualitas hanya ada di kota-kota besar, kalaupun ada di daerah terpencil itu sangat mahal harganya karena biaya pendistribusiannya yang tidak murah," ujar Andy.

Buku memiliki kelebihan dibandingkan medium membaca lainnya yakni dapat disimpan dengan waktu yang lama dan dapat dibuka berulang kali.

"Memang sekarang banyak medium untuk masyarakat mendapatkan informasi namun buku punya kelebihan dibandingkan online atau elektronik. Buku bisa bertahan lama, bisa dibawa-bawa, disimpan dalam bentuk otentik dan bisa dibuka berulang kali," kata Andy.

Duta Baca Indonesia ini berharap pemerintah dapat melakukan upaya aga masyarakat tidak sulit mendapatkan buku berkualitas. "Berharap pemerintah membantu menekan harga produksi dan distribusi buku sehingga semua masyarakat bisa mendapatkan buku berkualitas," katanya.

(Mia/Mel)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya