Alami Kecelakaan Tragis, Begini Perjuangan Hidup Pria Berotak Setengah

Kisah Takalah Tan yang berjuang untuk tetap hidup dengan fungsi otak yang hanya setengah.

oleh Muhammad Fahrur Safi'i diperbarui 21 Jun 2019, 11:55 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2019, 11:55 WIB
Alami Kecelakaan Tragis, Begini Perjuangan Hidup Pria dengan Otaknya yang Setengah
Takalah Tan, dari sebelum kecelakaan, setelah kecelakaan dan beberapa tahun setelah pemulihan (Sumber: social.shorthand)

Liputan6.com, Jakarta Tak semua orang yang mengalami kecelakaan tragis bisa selamat dan bertahan hidup. Kecelakaan tragis sebagian besar bisa menyebabkan kematian ataupun mengalami kekurangan jika bisa bertahan hidup.

Seperti yang dialami oleh pria bernama Takalah Tan yang alami kecelakaan tragis namun masih selamat. Namanya baru-baru ini viral lantaran kisahnya diceritakan dalam media sosial oleh salah satu netizen Twitter @SP1DERBOI.

Takalah Tan adalah seorang pria asal Singapura yang alami kecelakaan sepeda motor pada masa mudanya di tahun 1994. Akibat kecelakaan tragis yang terjadi, Takalah terlempar sejauh 70 meter dari jalur paling kanan ke bagian kiri jalan.

Dirinya pun alami banyak cedera, terutama bagian kepala dan isinya. Kisah yang dibagikan, Rabu (18/6/2019) ini mendapat 83,7 ribu retweet dan 189 ribu like sampai berita ini diterbitkan.

Berikut kisah perjuangan hidup pria berotak setengah akibat kecelakaan tragis yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, Jumat (21/6/2019).

Takalah muda saat di puncak karier sebelum kecelakaan

Alami Kecelakaan Tragis, Begini Perjuangan Hidup Pria dengan Otaknya yang Setengah
Takalah Tan muda sebelum kecelakaan (Sumber: social.shorthand)

Takalah Tan pada usia yang masih terbilang muda dirinya sudah memiliki banyak sekali pencapaian untuk seorang yang berada di usianya. Dirinya adalah seorang perwira komando elit pada masa dinasnya, seorang juara tinju ringan, seorang atlet triatlon, penyelam, dan bungee-jumper semuanya disabet.

Pada usia 24 tahun, Takalah memiliki karier yang menjanjikan. Dirinya diterima di sebuah perusahaan multinasional di Singapura dan terpilih sebagai 2 orang dari 7000 pelamar pada tahun 1994.

Dari semua prestasi yang ia miliki dan sebuah jaminan karier yang sudah di tangan, namun mengalami nasib naas. Dirinya yang kala itu sedang mengendarai sepeda motor satu minggu sebelum masuk kerja, malah alami sebuah kecelakaan motor tragis yang membuat 180 derajat hidupnya berubah.

Kecelakaan tragis tiba-tiba menimpanya

Alami Kecelakaan Tragis, Begini Perjuangan Hidup Pria dengan Otaknya yang Setengah
Kecelakaan tragis (Sumber: social.shorthand)

Kecelakaan tragis ini dialaminya pada 24 Mei 1994. Kecelakaan yang dialaminya, membuatnya Takalah terlempar sejauh 70 meter dari jalur paling kanan ke jalur kiri jalan. Dirinya pun alami banyak cidera dan luka serius.

"Saya menderita cedera kepala parah, amnesia permanen, dan kebutaan di mata kiri saya. Tiga tulang rusuk kanan saya patah. Bahu saya terkilir dan tulang kering kanan saya memendek 1.5 inci. Dokter bedah saya memberi tahu saya bahwa pada satu tahap, demam saya mencapai 46 ° C dan saya memiliki peluang 0,1 persen untuk bertahan hidup. Saat diselamatkan, saya kehilangan sepertiga dari darah saya. Berkat ketersediaan darah yang disumbangkan, saya selamat!"

Takalah dan keluarganya mengalami sebuah cobaan berat akibat insiden ini. Tiga bulan kemudian ayah tercintanya meninggal karena serangan jantung.

Pria ini yakin ayahnya telah meninggal akibat mengabaikan pengobatannya, karena mahalnya biaya operasi yang harus dibayar. Ini adalah titik terendah Takalah dan dia bahkan berpikir untuk bunuh diri.

"Aku merasa ayahku seharusnya tidak mengabaikan janji pintas hatinya untukku. Ketika aku mengetahuinya sekitar setengah tahun setelah ayahku meninggal, aku berpikir untuk bunuh diri."

Beberapa bulan kemudian, ia menemukan kekuatan batin untuk mengubah pikiran negatif menjadi positif.

"Saya mengatakan pada diri sendiri bahwa ayah saya meninggal untuk membayar utang saya, jadi saya harus terus memperbaiki diri," ungkapnya.

Jalan panjang proses pemulihan diri Takalah

Alami Kecelakaan Tragis, Begini Perjuangan Hidup Pria dengan Otaknya yang Setengah
Cerita netizen dari Takalah Tan terhadap dirinya (Sumber: social.shorthand)

Seperti halnya kecelakaan yang mengerikan, kisah pemulihan Takalah adalah sebuah kisah yang cukup mengharukan. Dengan segala keterbatasan, Takalah berusaha untuk kembali menggapai apa yang pernah ia miliki.

Ada prosedur yang dia lalui untuk menghilangkan darah beku yang menekan antara tengkorak dan otaknya. Menjalani operasi dan rekonstruksi di wajahnya, dan bahkan prosedur pemanjangan tulang kering. Takalah juga harus belajar kembali cara berbicara, karena kecelakaan itu mengakibatkan dia lupa berbicara. 

Dirinya pun menceritakan kepada @SP1DERBOI bahwa dirinya hanya miliki setengah otaknya yang berfungsi.

 

Alami Kecelakaan Tragis, Begini Perjuangan Hidup Pria dengan Otaknya yang Setengah
Cerita netizen dari Takalah Tan terhadap dirinya (Sumber: social.shorthand)

Dia menganggap dirinya beruntung bahwa dia memiliki teman dan kerabat yang tidak pernah menyerah padanya. Namun, dia harus mempelajari kembali semua yang dia tahu.

“Saya harus tumbuh melalui zaman yang berbeda lagi, dan melakukannya dengan sangat cepat. Saya harus belajar tentang hidup saya sebelum kecelakaan. Dari jumlah trofi di kabinet saya, saya belajar bahwa dulu saya sangat aktif dalam olahraga. ” ungkapnya

 

Menjadi suar yang menyala

Alami Kecelakaan Tragis, Begini Perjuangan Hidup Pria dengan Otaknya yang Setengah
Cerita netizen dari Takalah Tan terhadap dirinya (Sumber: social.shorthand)

Enam bulan setelah kecelakaan itu, ia mulai bekerja, mulai sebagai pembersih, asisten warung makan, staf administrasi, guru sekolah dasar dan call center. Sayangnya, dia tidak dapat menahan pekerjaan karena ingatannya yang buruk.

Sesuai dengan namanya 'Takalah' ('tidak bisa kalah' dalam bahasa Melayu) yang ia adopsi pada tahun 1984 untuk menulis kepada teman-teman pena, ia tidak menyerah. Pada tahun 2003, Takalah melanjutkan untuk mengejar gelar Pascasarjana Diploma dalam Ilmu Kesehatan Akuisisi Cedera Otak di Universitas La Trobe di Melbourne dan ditampilkan dalam media publisitas Pekan Pemikiran Cedera Otak Victoria selama dua tahun.

Melansir dari Palang Merah Singapura, Tan mengatakan  “Saya berkata pada diri sendiri bahwa ayah saya meninggal untuk membayar hutang saya, jadi saya harus terus meningkatkan diri saya, untuk selanjutnya menjadi 'Suar menyala di perairan' - untuk membawa orang ke pantai yang lebih aman. "

Meskipun berjuang melalui beberapa pekerjaan pertamanya, terutama karena ingatannya yang buruk, Tan akhirnya beranjak naik mengatasi kesulitan ini juga.

Tan akan mendapatkan gelar Master Kesehatan Masyarakat sehubungan dengan cedera otak, dan diploma pasca sarjana dalam pendidikan. Kini pun Takalah menjadi seorang motivator yang sangat terkenal

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya