Ketahui Penyakit Kekurangan Protein dan Pahami Gejalanya, Jangan Disepelekan

Bila kekurangan protein, maka tubuh kamu akan merasakan gangguan.

oleh Nisa Mutia Sari diperbarui 28 Jun 2019, 16:45 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2019, 16:45 WIB
Penyakit Kekurangan Protein
Protein / Sumber: iStockphoto

Liputan6.com, Jakarta Penyakit kekurangan protein merupakan salah satu penyakit yang kerap disepelekan. Padahal, protein memiliki peran yang sangat penting dalam fungsi tubuh manusia. Protein dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk pembentukan tulang, otot, tulang rawan, kulit, hingga darah. Di sini protein berguna untuk membangun, memperkuat, dan memperbaiki atau mengganti jaringan tubuh.

Di samping itu, protein bisa menjadi sumber energi jika karbohidrat dan lemak tidak tercukupi. Nah, bila kamu kekurangan protein, maka tubuh akan merasakan gangguan. Pada sebuah penelitian mengatakan bahwa, sekitar satu miliar orang di seluruh dunia ini memiliki masalah pada tubuh akibat kurang mengonsumsi protein. Bahkan tanpa disadari cukup banyak orang menderita penyakit kekurangan protein.

Berikut ini ada beberapa penyakit yang bisa menghampirimu bila kamu kekurangan protein. Telah Liputan6.com, Jum’at (28/6/2019) rangkum dari berbagai sumber, ragam penyakit kekurangan protein yang perlu kamu ketahu. Waspadalah untuk mengetahui gejala atau tanda-tandanya terlebih dahulu sebelum kondisinya semakin parah.

Ini Pentingnya Protein untuk Tubuh

Penyakit Kekurangan Protein
Protein / Sumber: iStockphoto

Perbaikan dan Perawatan

Protein memiliki fungsi sebagai pondasi. Pada manusia, pondasi ini terletak di tubuh manusia. Protein memiliki fungsi yang sangat vital dalam pemeliharaan jaringan tubuh, termasuk pengembangan dan perbaikan. Misalnya saja untuk rambut, mata, otot, dan organ, semuanya ini terbuat dari protein.

Anak-anak kerap membutuhkan lebih banyak protein dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan karena anak-anak masih dalam masa pertumbuhan, maka kehadiran protein yang cukup dalam tubuh mereka menjadi sangat dibutuhkan, agar pertumbuhan berjalan dengan baik. Begitu pula pada wanita hamil, mereka perlu meningkatkan asupan protein untuk membantu tumbuh kembang si jabang bayi serta menjaga kesehatan sang ibu.

Sumber Energi

Energi merupakan komponen utama yang dibutuhkan agar manusia dapat terus bergerak dan beraktivitas. Nah, agar kamu bisa selalu mendapatkan energi setiap harinya, kamu perlu mencukupi kebutuhan protein. Sama seperti karbohidrat dan lemak, protein juga merupakan sumber utama untuk mendapatkan energi.

Dalam hal kelebihan asupan, protein mirip dengan karbohidrat. Jika kamu mengonsumsi lebih banyak protein daripada yang dibutuhkan tubuh untuk perawatan jaringan dan fungsi penting lainnya, maka tubuh akan mengalihkan kelebihan protein itu dalam bentuk lemak dan akan menjadi sumber energi cadangan untuk tubuh.

Pembentuk Antibodi

Antibodi dibentuk oleh protein untuk membantu mencegah serangan penyakit dan infeksi pada tubuh. Fungsi protein ini mengidentifikasi dan membantu menghancurkan antigen seperti bakteri dan virus. Antibodi sering kali bekerjasama dengan sel sistem kekebalan lainnya. Sebagai contoh, antibodi akan mengidentifikasi dan kemudian mengelilingi antigen agar tetap terkurung sampai dapat dihancurkan oleh sel darah putih.

Gejala Tubuh Kekurangan Protein

Penyakit Kekurangan Protein
Gejala Tubuh Kekurangan Protein

Rambut Rontok

Kalau saat ini kamu memiliki masalah pada rambut, mungkin kamu sedang mengalami kekurangan protein. Ya, rambut kita ini terdiri dari 90 persen protein yang dikenal sebagai keratin.

Kalau kamu tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, maka rambut kamu akan menipis dan warnanya menjadi pudar. Hal ini terjadi dikarenakan tubuh kamu tidak mendapatkan asupan protein yang cukup. Padahal fungsi protein bagi rambut adalah untuk pertumbuhan rambut

Kulit dan Kuku Bermasalah

Tanda tubuh kamu kekurangan protein dapat terlihat dari kuku yang menjadi rusak. Saat kamu kekurangan protein, kuku akan menjadi rapuh dan dalam beberapa kasus akan terlihat garis-garis putih dan bintik-bintik kecoklatan pada kuku.

Selain kuku, kekurangan protein juga mempengaruhi kulit. Karena fungsi protein bagi kulit adalah untuk regenerasi sel, menghasilkan sel baru, dan menggantikan sel mati. Nah, kalau kamu kekurangan protein, maka kulit akan terlihat kering, terkelupas, dan pecah-pecah.

Hilangnya Masaa Otot dan Nyeri Sendi

Kalau kamu sering merasakan sakit, lemahnya otot, dan kehilangan massa, ini merupakan tanda kamu kekurangan protein. Sebuah penelitian mengatakan, ini biasa terjadi pada orang dengan usia lanjut. Kamu perlu mengonsumsi protein dengan cukup untuk pertumbuhan dan pemeliharaan otot.

Gejala Tubuh Kekurangan Protein

Penyakit Kekurangan Protein
Masalah Tidur / Sumber: iStockphoto

Tidur Terganggu

Kalau kamu memiliki masalah kurang tidur atau kesulitan untuk tidur, kemungkinan ini disebabkan karena kamu kekurangan protein. Buat kamu yang memiliki masalah saat tidur, kamu bisa mengonsumsi makanan yang mengandung protein saat mendekati waktu tidur. Hal ini berguna agar kamu mendapatkan tidur yang lebih baik.

Kinerja Otak Terganggu

Asupan protein sangat penting untuk mendukung fungsi otak yang sehat. Nah, kalau kamu memiliki masalah kurangnya motivasi, ingatan buruk atau kesulitan mempelajari hal baru, ini merupakan tanda bahwa kamu kekurangan protein.

Menurut USDA, jumlah minumun protein yang direkomendasikan untuk pria dewasa adalah 56 gram per hari. Sedangkan untuk wanita 46 gram per hari. Anak-anak bervariasi, mulai dari 19 gram hingga 34 gram tergantung usia mereka.

Tingginya Hasrat Ingin Makan

Kalau kamu selalu merasa lapar dan mengidam makanan dan camilan, ini merupakan tanda kamu kekurangan protein dan kelebihan karbohidrat dan gula. Hal ini menyebabkan kamu memiliki keinginan untuk mengonsumsi makanan dengan kalori tinggi dan jumlah protein yang rendah.

Penyakit Kekurangan Protein

Protein Energy Malnutrititiom (PEM)

Penyakit kekurangan protein yang bisa dialami pada anak atau bayi adalah protein energy malnutritition (PEM). Penyakit kekurangan protein ini kerap dikenal dengan busung lapar. PEM Sendiri dibagi menjadi dua, yaitu marasmus dan kwashiorkor.

Pada penyakit marasmus memiliki gejala berupa penurunan berat badan yang ekstrem, nadi melemah, berkurangnya turgor kulit, susah BAB, dan suhu tubuh yang tidak normal. Sementara kwashiorkor ditandai dengan adanya pembengkakan (terutama pada tangan dan kaki), rewel, anoreksia, kelainan kulit (bercak putih pada kulit, ruam kulit), perlemakan pada hati, kebotakan, hilangnya kekuatan otot, dan anemia.

Sebagai orangtua, sangatlah penting untuk memastikan anak agar mendapatkan asupan protein yang sesuai dan cukup. Kamu bisa memperoleh protein pada sayuran, kacang-kacangan, gandum, daging, telur, susu, dan produk olahannya.

Cachexia

Cachexia merupakan penyakit kekurangan protein yang menyebabkan lemahnya otot rangka. Di sini tubuh akan mencari sumber lain saat kekurangan protein. Biasanya, sumber pertama yang akan didatangi adalah otot.

Penyakit ini biasanya memyebabkan penyakit kanker lambung, karena Cachexia akan mempengaruhi penyerapan nutrisi ke dalam tubuh. Penyakit Cachexia juga bisa mengakibatkan kematian pada penderitanya.

Penyakit Kekurangan Protein Lainnya

Gagal Hati

Protein sangat diperlukan untuk mereproduksi dan memperbaiki sel tubuh. Jadi, bila kamu kekurangan protein dalam jangka waktu yang panjang bisa mengakibatkan kerusakan fungsi organ tubuh, salah satunya hati. Ya, gagal hati merupakan penyakit kekurangan protein yang menyebabkan kerusakan dan kehilangan fungsi hati akibat ketidakmampuan sel hati untuk beregenerasi.

Ciri-ciri orang yang mengalami penyakit ini adalah hilangnya nafsu makan, mudah lelah, kulit dan mata menguning, pembengkakan pada perut, diare dan mudah memar.

Apati

Penyakit kekurangan protein yang biasa terjadi juga adalah apati. Penyakit ini menyebabkan emosi menjadi tumpul yang berhubungan dengan sikap ketidakacuhan yang dapat ditemui pada beberapa tipe skizofrenia dan depresi. Penyakit apati ini bisa mempengaruhi emosi, tingkah laku, dan fungsi kognitif bagi penderitanya.

Penderita apati memiliki gejala seperti kurangnya usaha, ketergantungan, kurangnya motivasi dan kepedulian terhadap diri sendiri, kurangnya respon emosional terhadap kejadian baik negatif maupun positif.

Edema

Terakhir, edema juga merupakan penyakit kekurangan protein yang bisa muncul. Ya, kurangnya asupan protein pada manusia bisa mengakibatkan penumpukan cairan sehingga terjadi pembengkakan pada beberapa anggota tubuh seperti tangan, kaki, dan perut.

Jika darah yang mengalir pada tubuh tidak memiliki protein yang cukup, maka bisa mengalami gejala tekanan darah tinggi. Rasa nyeri pada kaki dan tangan, demam, dan pembengkakan pada kulut merupakan ciri-ciri penderita edema.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya