Liputan6.com, Jakarta Bagi pemula, membuat novel merupakan sesuatu yang sangat sulit dan mustahil untuk dilakukan. Padahal, membuat novel tidaklah sesulit yang dibayangkan. Membuat novel menjadi sulit dikarenakan adanya pikiran negatif dari diri sendiri. Kebanyakan para pemula takut dengan kegagalan yang akan dihadapinya kelak.
Baca Juga
Advertisement
Untuk itu, kamu perlu menghilangkan pikiran negatif terlebih dahulu sebelum benar-benar ingin membuat novel. Pasalnya, untuk menjawab bagaimana cara membuat novel adalah harus berani memulainya. Kamu tidak perlu takut jika akhirnya novel itu hanya dinikmati oleh diri kamu sendiri.
Tak ada salahnya untuk tetap melampiaskan atau menuangkan imajinasi di dalam pikiran ke dalam bentuk tulisan berupa novel ini. Nah, kalau rasa takut kamu sudah hilang, kamu sudah bisa melanjutkan membuat novel.
Berikut Liputan6.com, Selasa (6/8/2019) telah merangkum beberapa cara membuat novel untuk pemula. Ulasan cara membuat novel ini sangat sederhana sehingga dapat dipahami dengan mudah oleh para pemula yang ingin membuat novel.
Menentukan Genre dan Penokohan
Menentukan Genre
Sebelum masuk pada teknis menulis novel, cara membuat novel yang sangat penting untuk diperhatikan adalah menentukan genre. Kamu bisa dengan bebas atau leluasa menentukan genre novel yang ingin kamu buat atau produksi. Ada beberapa genre novel yang bisa kamu pilih seperti horror, misteri, romantis, humor, fiksi sains, hingga petualangan atau sejarah.
Pentingnya untuk menentukan genre terlebih dahulu agar kamu fokus dalam membuat novel. Selain itu, genre novel juga akan mempengaruhi segmentasi atau target pembaca. Cara menentukan genre novel agar tepat pada target pasar dan banyak diminati adalah dengan melakukan survei. Ini merupakan cara yang efektif dan paling banyak dilakukan oleh para penulis novel.
Penokohan
Setelah menentukan genre yang diinginkan, kamu bisa berlanjut untuk menentukan penokohan. Cara membuat novel sangat penting memiliki tokoh. Di dalam novel, penokohan ibarat sebagai ruh, novel dengan memiliki beberapa tokoh di dalamnya akan menghidupkan ceritanya itu sendiri.
Bisa dikatakan, cerita novel tanpa adanya tokoh akan datar-datar saja dan tidak hidup, karena tidak ada emosi yang diciptakan di dalamnya. Penokohan yang baik apabila ada konflik di dalam cerita itu sendiri. Bentuk penokohan untuk novel sendiri dibagi menjadi beberapa hal. Ada tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis.
Pada tokoh protagonis, tokoh yang menjadi pendukung utama dari cerita tersebut. Tokoh protagonis cenderung memiliki watak yang baik dan membutuhkan tokoh pendukung satu atau dua orang.
Sedangkan pada tokoh antagonis, tokoh yang di setting memiliki watak jahat bagi pembacanya. Ciri tokoh antagonis ini dibenci oleh dua figure tokoh yang menentang karakternya. Kalau tritagonis, merupakan tokoh pembantu antara tokoh antagonis dan protagonis. Penokohan ini tidak banyak ditemui, namun kamu bisa mencoba untuk menghadirkannya di dalam novelmu.
Advertisement
Karakteristik dan Menentukan Alur
Karakteristik
Cara membuat novel yang ketiga adalah dengan menentukan karakter. Ya, setelah kamu menentukan tokoh kamu perlu memberikan karakter untuk masing-masing tokoh tersebut. Karakteristik juga disebut dengan pewatakan. Di mana watak dan karakter dalam novel tersebut berperan besar dalam proses cerita.
Jika kamu ingin menulis novel yang penuh dengan konflik agar ceritanya menarik, maka ciptakanlah karakter tokoh yang kontras satu sama lainnya. Jika kamu terlalu banyak menciptakan karakter yang secara umum terlihat sama, maka dengan sebesar apapun konfliknya, cerita akan sangat membosankan.
Menentukan Alur atau Plot
Cara membuat novel selanjutnya adalah dengan menentukan alur atau plot ceritanya. Alur atau plot ini sangat penting dimiliki pada novel karena merupakan tubuh dari novel itu sendiri. Tentunya melihat plot yang indah ibarat melihat tubuh yang indah dalam sebuah cerita. Tubuh yang terlau rumit untuk dilihat terkadang membuat plot di dalamnya memusingkan.
Ada tiga jenis alur atau plot dalam novel sebagai berikut:
- Plot maju: plot ini paling mudah dan paling umum digunakan oleh penulis, karena plot ini pasti akan berjalan maju ke depan terus. Penulis dapat memasukkan flashback dalam plot ini, asalkan tidak mendominasi cerita. Sebab, jika cerita didominasi oleh flashback, maka plot tersebut dapat berubah menjadi plot mundur ataupun maju.
- Plot mundur: ciri-ciri plot mundur biasanya diawali dengan hasil klimaks di depan. Pembaca dalam hal ini akan dibuat bingung dengan situasi yang tiba-tiba sudah terjadi. Seolah-olah ending cerita ada di halaman awal.
- Plot maju-mundur: plot ini biasanya digunakan di dalam novel-novel fiksi. Hanya saja, kamu harus memiliki keahlian khusus dan ketelitian tinggi agar pembaca tidak dibuat pusing dengan cerita di dalamnya. Biasanya plot maju-mundur memiliki presentase plot maju dan mundur sekitar 50:50.
Setting dan Sudut Pandang
Setting
Cara membuat novel berikutnya adalah menentukan setting. Setting sangat penting dalam sebuah novel. Pasalnya, setting dalam novel ini diibaratkan sebagai panggung yang kamu gunakan untuk sebuah pertunjukan. Namun setting tetap memiliki batasan dan aturan sendiri pada setiap jenis setting yang digunakan.
Tips untuk membuat setting adalah dengan menciptakan dunia baru milik kamu sendiri. Namun hal ini memerlukan imajinasi yang tinggi dan memadukan realita dan fiksi. Imajinasi yang terlalu kompleks justru akan menyebabkan pembaca sulit menggambarkan imajinasi kamu. Sedangkan pada imajinasi yang dangkal akan membuat cerita di dalamnya membosankan.
Sudut Pandang
Sudut pandang seorang penulis dalam menyajikan sebuah cerita juga penting. Karena ini nantinya akan mempengaruhi hasil tulisan. Cara membuat novel terkait dengan penentuan sudut pandang dibagi menjadi tiga hal, sebagai berikut:
- Orang Pertama: Sudut pandang orang pertama penempatkan pembaca sebagai tokoh utama. Tanda sudut pandang orang pertama menggunakan “Aku”.
- Orang Kedua: Sudut pandang orang kedua, pembaca menjadi bagian di dalam cerita, namun bukan sebagai tokoh aku. Melainkan sebagai tokoh penggembira yang terlihat dengan tokoh “aku”.
- Orang Ketiga: Sudut pandang orang ketiga diposisikan sebagai orang lain atau penonton.
Advertisement
Konflik dan Klimaks
Syarat sebuah novel yang baik adalah cerita yang memiliki konflik dan permasalahan. Banyak yang merasa kesulitan menciptakan konflik, salah satu cara menciptakan konflik adalah membuat masalah. Sama halnya dengan hidup nyata manusia, tanpa permasalahan hidup, hidup terasa hambar.
Konflik yang ada dalam novel bermacam-macam bentuknya. Ada yang disuguhkan di awal dan akhir cerita, adapula yang disuguhkan ditengah-tengah saja. Jika disuguhkan di awal cerita, biasanya tokoh utama akan menghadapi suatu konflik dan dia gagal. Namun di konflik yang ke-2 (akhir) tokoh utama bisa jadi menang (karena ada juga yang tetap gagal).
Lalu, apabila konflik terdapat di tengah-tengah novel, pasti di akhir cerita nanti akan ada klimaks ataupun anti-klimaks. Klimaks berarti konflik di dalamnya mencapai puncaknya, tapi di akhir terselesaikan. Sedangkan anti-klimaks, akan membuat pembaca untuk menebak ending cerita tersebut, karena ending tidak dijelaskan secara terperinci.