Liputan6.com, Jakarta Beberapa waktu lalu Kapolri Jenderal Idham Azis mengeluarkan surat telegram yang berisi larangan bagi anggota Polri hidup hedonis. Sebagai abdi negara atau polisi dilarang pamer kemewahan. Bahkan para anggota Polri atau polisi dilarang pamer kemewahan walau sekalipun hanya pamer di media sosial.
Baca Juga
Larangan pamer kemewahan oleh Polri ini merupakan salah satu bentuk cerminan polisi sebagai pelindung masyarakat. Kapolri berharap polisi hidup sewajarnya dan mengedepankan hidup bermasyarakat, bukan hidup bermewah-mewah.
Advertisement
Di Yogyakarta, ada sosok polisi yang sejak lama hidup dalam kesederhanaan. Bahkan di balik kesederhanaannya, polisi tersebut mampu melakukan hal luar biasa. Sosok itu adalah Bripka Nur Ali Suwandi yang telah membangun Rumah Singgah Bumi Damai untuk anak-anak terbuang, yatim piatu dan kaum dhuafa.
“Salah satu hal yang paling membuat saya bahagia ialah bisa melihat anak-anak asuh bisa makan dengan lahap, belajar dengan rajin dan hidup dengan penuh senyuman, itulah yang selalu bisa membuat hidup saya tenang dan damai” begitu kata anggota polri Bripka Nur Ali Suwandi.
Bripka Ali Nur Suwandi sang Polisi Dermawan
Mungkin bagi masyarakat biasa tidak banyak yang mengenal Bripka Nur Ali Suwandi. Akan tetapi di kalangan jajaran kepolisian Tanah Air khususnya Polda DI Yogyakarta sosok ini sudah banyak dikenal dengan baik bahkan dikagumi oleh anggota lainnya.
Pria yang berusia 40 tahun dan berasal dari Jombang ini tinggal di Purbayan, Gang Janoko, Nomor 1296 A, Rt 58/Rw 14, Kotagede, Yogyakarta. Bripka Nur Ali Suwandi ini mengabdikan hidupnya untuk merawat anak-anak yatim dan kaum dhuafa dengan mendirikan Rumah Singgah Bumi Damai sejak 2008.
Kesan pertama yang datang dari sosok berbadan tegap ini ialah sederhana, dengan ramah menyambut kedatangan kami saat dijumpai pada selasa (12/9/2019). Pria yang biasa disapa dengan sebutan Bon Ali ini langsung mengajak kami untuk bertemu dengan anak-anak yang sedang mengaji.
Tanpa diduga-duga, Bon Ali langsung menyarankan kami untuk bersalaman dengan anak-anak asuhnya yang tengah sibuk belajar mengaji. “Ayo salaman dengan anak-anak dulu, disini anak yatim piatu semua, insya alah berkah bisa menyalami anak-anak ini” ujar Ali kepada Liputan6.com.
Setelah diberi aba-aba, anak-anak yang tadinya tengah sibuk belajar mengaji berhenti sejenak dan kami dipersilahkan untuk menyalami mereka. Diiringi lantunan shalawat, kurang lebih ada sekitar seratus anak beragam usia yang berbaris dengan rapi serta dengan ramah mencium tangan kami.
Usai bersalaman anak-anak ini kemudian melanjutkan belajar mengajinya dengan fokus. Ada yang belajar bersama kakak-kakaknya. Ada yang saling mengajarkan satu sama lain serta ada juga yang bercengkarama dengan teman-teman lainya.
Sesuai dengan namanya Rumah Singgah Bumi Damai, suasana yang hadir dari anak-anak yatim piatu dan kaum dhuafa ini memang sangat menenangkan dan terasa sangat damai.
Advertisement
Petuah Guru sebelum menjadi Polisi
Bagaimana sebenarnya latar belakang Bripka Nur Ali? Sebelum menjadi anggota polisi, Bripka Ali sendiri pernah menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Jombang, Jawa Timur. Setelah lulus dari pondok inilah ia mencoba peruntungan untuk mengabdi kepada negara dan menjadi polisi.
Ada cerita menarik saat Bripka Ali di pesantren dulu. Waktu jadi santri ia dikenal dengan sebutan Bon Ali karena dikenal suka berhutang di warung tempat makan. Hal itu ia lakukan karena ia berasal dari keluarga yang kurang berada.
“Karena saya datang dari keluarga yang tidak mampu, jadinya untuk tetap bisa makan saya sering berhutang atau nge-bon di warung makan di daerah pondok. Hal inilah yang membuat teman-teman memanggil saya dengan sebutan Bon Ali," katanya.
Sebelum mendaftar jadi polisi, Bripka Ali-pun meminta restu gurunya dan beliau berpesan kepadanya untuk menjadi polisi yang selalu mencintai bangsa ini dan bermamfaat bagi orang banyak.
“Kalau kamu mau daftar polisi, daftar saja silahkan. Tapi kalau sudah jadi polisi, satu yang harus kamu pegang yaitu[B1] hubbul wathan minal iman (cintaiilah bangsa ini). Kedua, jadilah polisi yang bermamfaat," tuturnya.
Dari pesan gurunya inilah Bripka Ali saat ini telah merawat kurang lebih 111 anak yatim piatu dan kamu duafa yang berasal dari berbagai daerah Tanah Air. Anak-anak yatim piatu ini-pun hidup bersama dalam rumah yang diberi nama Rumah Singgah Bumi Damai.
Rumah Singgah Bumi Damai
Rumah Singgah Bumi Damai sendiri merupakan bangunan dua tingkat yang digunakan untuk anak-anak tinggal dan berkumpul yang tidak jauh dari rumah Bripka Ali. Di lantai dua terdapat beberapa bilik yang digunakan khusus untuk anak-anak perumpuan tidur dan istirahat.
Sedangkan di bagian bawah terdapat ruangan umum yang biasa digunakan oleh anak-anak berkumpul dan melakukan berbagai aktivitas, Mulai dari mengaji, belajar dan makan bersama dilakukan di ruangan lantai satu Rumah Singgah Bumi Damai.
“Jadi kita punya empat tempat, yang dua sudah milik kita dan yang dua lagi masih ngontrak," tegasnya.
Sedangkan untuk menginap anak-anak laki-laki, dikontrakkan bangunan yang tidak jauh dari Rumah Singgah Bumi Damai ini. Jadi setiap harinya anak laki-laki akan berjalan dari rumah kontrakan tersebut dan memulai aktivitas di rumah singgah Bumi Damai ini.
Anak-anak yang tinggal di rumah singgah Bumi Damai ini dihuni oleh berbagai umur, ada mulai dari balita yang baru delapan bulan hingga orang dewasa. Bripka Ali sendiri mengatakan siap menampung mereka yang mau datang dan tinggal disini bersama anak-anak lainnya.
“Siapapun yang datang kesini pasti saya terima, bahkan saya pernah bertemu gelandangan di Malioboro lalu saya bawa dan saya suruh tinggal disini. Bahkan baru-baru ini ada anak dari Belanda meminta kami menampunya disini," tegasnya.
Advertisement
Bangun Measjid dan Santuni Orang Jompo
Ayah dua anak ini selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan anak-anak asuhnya, dari kebutuhan bulanan hingga biaya sekolah semua dia tanggung. Dana sebagian berasal dari para donatur. Tak hanya urusan kebutuhan, tapi Ali juga mengajarkan pendidikan keilmuan maupun moral, meskipun tak ada cara khusus yang dia tetapkan dalam mendidik.
Selain menjadi pembina di Rumah Singgah Bumi Damai, Bripak Ali kerap melakukan kegiatan mulia lainnya dengan membangun masjid di daerah pelosok Gunung Kidul. Selain itu Bripka Ali bersama relawan lainnya telah membangun kurang lebih 9 masjid di daerah pelosok Gunung Kidul.
“Saya punya program yang bernama sejahtera bersama, bahagia bersama. Jadi saya sering ke rumah nenek-nenek jompo di pelosok Gunung Kidul, biar mereka bisa merasakan sedikit kebahagian,” kisahnya.
Kabar ini pun sampai di telinga Kepala Polisi Republik Indonesia yang waktu itu masih dijabat oleh Tito Karnavian. Tahun 2018 Kapolri Tito Karnavian mendatangi Bripka Ali dan meresmikan Rumah Singgah Bumi Damai.