8 Makanan yang Harus Dihindari Saat Flu, Bisa Perparah Gejala

Hindari makanan ini saat sedang flu

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 16 Mar 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2020, 16:00 WIB
Ilustrasi makanan.
Ilustrasi makanan. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Flu atau influenza merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh infeksi virus. Flu sangat menular dan menyebar melalui tetesan pernapasan. Saat flu seseorang dianjurkan untuk banyak istirahat dan mengonsumsi makanan bergizi.

Saat flu, sistem kekebalan tubuh berjuang untuk mengalami infeksi. Makanan tinggi nutrisi sangat dianjurkan saat terserang flu. Makanan-makanan ini seperti sup hangat, bawang putih, jahe, buah, dan sayuran.

Tapi tidak semua makanan diciptakan sama. Saat flu sejumlah makanan dan minuman juga perlu dihindari. Makanan-makanan ini bisa menyebabkan flu bertambah parah. Makanan dan minuman tertentu dapat memperlambat pemulihan dari flu. Makanan ini perlu dihindari selama flu.

Berikut makanan yang harus dihindari saat sedang flu, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (16/3/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Makanan manis

[Fimela] makanan manis
makanan manis | unsplash.com/@brookelark

Asupan gula yang tinggi dapat menekan sistem kekebalan tubuh. Peningkatan kadar gula berpotensi menghambat kerja sel darah putih yang melawan infeksi. Ditambah lagi, gula meningkatkan jumlah penanda peradangan yang disebut sitokin, yang dapat membuat peradangan dalam tubuh.

Makanan manis dapat menyebabkan peradangan pada tenggorokan dan perut. Cobalah untuk mengurangi makanan dan minuman manis selama flu menyerang.


Makanan dan minuman berkafein

kopi
ilustrasi kafein/Photo by Nathan Dumlao on Unsplash

Saat flu suhu tubuh bisa meningkat dan menyebabkan demam. Tubuh juga bisa berkeringat yang menyebabkan dehidrasi. Makanan dan minuman berkafein seperti kopi, teh, dan soda dapat membuat lebih dehidrasi. Kafein memiliki sifat diuretik yang membuat cairan tubuh mudah untuk keluar.

Dikombinasikan dengan gejala muntah dan diare, kafein hanya akan membuat dehidrasi bertambah buruk. Minuman berkafein juga biasanya ditambah dengan gula. Minuman yang mengandung gula tinggi bisa menyebabkan peradangan membuat lebih sulit untuk melawan infeksi.


Makanan berminyak

Ini Sebab Jangan Pakai Koran untuk Mengurangi Minyak di Gorengan
Makanan berminyak

Makanan berminyak dan berlemak dapat menghambat pencernaan. Ketika seseorang melawan gejala pilek dan nafsu makan turun, makanan berminyak akan membuat gejala lebih buruk. Hindari makanan yang digoreng, berminyak dan bersantan karena mereka lebih sulit dicerna pada sistem pencernaan.

Makanan berlemak tinggi membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dan karenanya meminta perut bekerja lebih keras ketika sudah sensitif.


Susu dan produk olahannya

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Susu, khususnya susu full-fat dapat merangsang produksi lendir berlebih. Meskipun tidak benar-benar meningkatkan produksi lendir, ada bukti bahwa susu membuat dahak terasa lebih tebal dan lebih menjengkelkan. Sebuah studi 2019 menemukan bahwa diet bebas susu memang dapat mengurangi lendir.

Olahan susu seperti keju juga tinggi lemak yang tidak baik bagi kekebalan tubuh. Susu penuh lemak, seperti kebanyakan pilihan keju, ada dalam daftar makanannya yang memicu peradangan setelah dikonsumsi.


Karbohidrat olahan

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Karbohidrat olahan merupakan bagian dari karbohidrat sederhana. Karbohidrat sederhana adalah karbohidrat yang terdiri dari satu atau dua molekul gula, sedangkan karbohidrat kompleks mengandung tiga atau lebih molekul gula.

Karbohidrat olahan dipecah dengan cepat menjadi gula, memicu kenaikan gula darah yang sama seperti minuman manis dan makanan ringan. Ini bisa memberi efek inflamasi yang sama. Karbohidrat olahan juga sering mengandung MSG. Menurut The Journal of Head and Face Pain, ada bukti kuat bahwa MSG memiliki kemampuan untuk memicu sakit kepala.


Makanan pedas

Ilustrasi Makan Pedas
Ilustrasi makan pedas (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Makanan pedas sebenarnya dapat membantu membersihkan saluran hidung berkat kandungan capsaicin di dalamnya. Tetapi jika Anda mengalami sakit perut kaarena flu, makanan pedas dapat menyebabkan masalah perut. Ini bisa membuat gejala flu makin parah.

Capsaicin dalam cabai juga bisa memicu iritasi pada saluran hidung, menyebabkan produksi lendir yang lebih besar. Makanan pedas bisa mengiritasi tenggorokan dan pencernaan.


Makanan keras

biskuit
ilustrasi biskuit/Photo by Yanuar Putut Widjanarko from Pexels

Makanan renyah atau keras dengan tekstur kasar dapat mengiritasi tenggorokan dan memperburuk batuk atau sakit tenggorokan. Ini seperti kerupuk, kacang-kacangan, dan bahkan sayuran mentah. Sebaliknya, tetaplah dengan makanan yang memiliki tekstur yang mudah ditelan.

Saat flu sebaiknya konsumsi makanan lunak seperti bubur atau pisang. Makanan lunak mudah ditelan dan dapat dengan mudah dicerna tubuh.


Makanan asam

kulit jeruk
ilustrasi jeruk/Photo by Adam Ĺšmigielski on Unsplash

Makanan asam dapat memperburuk sakit tenggorokan. Makanan asam dapat meningkatkan peradangan pada sakit tenggorokan. Makanan ini juga bisa menyebabkan masalah pada pencernaan. Makanan asam bisa mengiritasi tenggorokan dan memicu radang pada tenggorokan.

Buah asam seperti stroberi merupakan pelepas histamin yang dapat menyebabkan hidung tersumbat. Lendir bertenaga histamin dapat menciptakan rasa tidak nyaman di hidung dan daerah sinus.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya