Liputan6.com, Jakarta Wabah virus corona yang kini sudah menyebar di berbagai penjuru dunia, kini ditanggapi beragam oleh berbagai pemerintah yang ada. Ada yang memberlakukan lockdown sebagian wilayah, hingga seluruh negeri.
Seperti halnya yang terjadi di Malaysia yang memberlakukan lockdown sejak Rabu, 18 Maret 2020. Dengan diberlakukannya lockdown, Malaysia pun akan menutup akses untuk masuk maupun keluar dari wilayahnya sampai Selasa, 31 Maret 2020 mendatang.
Baca Juga
Advertisement
Dengan berlakunya lockdown akibat virus corona covid-19 tentu menghambat para pekerja lintas negara yang ada di Malaysia dan Singapura. Hal seperti ini pun dialami oleh seorang warga Malaysia yang bekerja di Singapura harus menjadi tunawisma dan bermalam di sebuah stasiun MRT.
Hal ini terjadi karena sebelum lockdown ditetapkan di Malaysia, ia langsung bergegas ke Singapura, sebelum dilarang. Ia pun hanya membawa tas kecil berisi ponsel, powerbank, pasport, air minum dan obat kumur yang baru saja ia beli.
Berikut kisah pria jadi tunawisma karena lockdown akibat corona yang Liputan6.com lansir dari Today Online, Jumat (20/3/2020).
Harus tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan, pria ini pergi ke Singapura sebelum Malaysia lockdown
Pemberlakuan lockdown memang untuk pencegahan penyebaran virus corona makin masif. Namun hal ini masih menjadi banyak dilema bagi berbagai kalangan. Apalagi bila perusahaan tetap memberlakukan karyawannya untuk tetap masuk.
Hal ini pun terjadi pada Armel Sharil, pria Malaysia yang berusia 31 tahun yang memutuskan pergi ke Singapura sebelum diberlakukan lockdown di Malaysia, Rabu (18/3/2020).
Advertisement
Usai Malaysia memberlakukan lockdown ia pun menjadi seorang tunawisma
Diberlakukannya lockdown di Malaysia, tentu tidak mudah untuk keluar masuk wilayah Malaysia. Oleh karena itu, Armel Sharil pun menjadi tunawisma di Singapura. Ia pun berkemah di Stasiun MRT Kranji, Singapura.
Melansir dari Today Online, Jumat (20/3/2020) sebelum tidur, ia pun harus menunggu stasiun sepi pada pukul 01.00 dini hari. Barulah ia akan tidur di sudut stasiun tersebut bersama pekerja lainnya yang menjadi tunawisma di Singapura karena lockdown.
"Aku akan bangun sekitar jam 5 pagi, sekitar waktu stasiun dibuka," katanya mengutip dari Today Online, Jumat (20/3/2020).
Armel Sharil, menjadi seorang pekerja yang harus menjadi tunawisma di negara orang. Ia pun masih menantikan akomodasi dari atasannya agar ia tidak menjadi tunawisma dan tidur di stasiun MRT beralaskan kardus.
Saat tiba di Singapura sebelum diberlakukannya lockdown, ia pun hanya membawa peralatan seadanya. yaitu berupa tas kecil, ponsel, pasport, dan powebank.
Meski jadi tunawisma, ia bersikeras harus tetap bekerja
Armel Sharil, meski menjadi tunawisma, ia pun tetap bersikeras untuk melakukan pekerjaannya. Karena dengan tetap bekerja di Singapura, ia pun akan dapat memenuhi kebutuhan keluarganya.
“Saya akan terus bekerja di sini bahkan jika kuncian diperpanjang karena saya perlu memberi makan keluarga saya kembali ke rumah,” katanya mengutip Today Online, Jumat (20/3/2020).
Advertisement