Berat Jenis Tanah adalah Pengukuran Penting untuk Kualitas Tanah

Ini cara menghitung berat jenis tanah.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 15 Mei 2020, 12:10 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2020, 12:10 WIB
Tanah (sumber: Pixabay)
Tanah (sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Berat jenis tanah adalah cara mengukur partikel tanah untuk menentukan kualitasnya. Tanah merupakan bagian kerak bumi yang tersusun dari bahan organik dan mineral. Peranan tanah bagi kehidupan makhluk hidup sangatlah penting terutama bagi tumbuh-tumbuhan.

Tanah (soil) merupakan lapisan teratas dari bumi. Tanah terbentuk dari bebatuan yang mengalami pelapukan. Proses pelapukan ini terjadi dalam waktu yang lama bahkan hingga ratusan tahun. Pelapukan batuan menjadi tanah juga dibantu dengan beberapa mikroorganisme, perubahan suhu dan air. Berat jenis tanah penting untuk mengetahui sifat tanah.

Berat jenis tanah biasanya dihitung untuk mengetahui kualitas sebuah tanah di suatu titik. Berat jenis tanah ini berguna bagi sektor pertanian dan perkebunan. Dalam menghitung berat jenis tanah, ada rumus yang sudah ditentukan sesuai standar.

Berat jenis tanah bisa diukur dengan metode Piknometer. Berikut cara ulasan mengenai berat jenis tanah, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (15/5/2020).

Fungsi berat jenis tanah

Tanah (sumber: Pixabay)
Tanah (sumber: Pixabay)

Melansir dari Jagadkimia, penentuan berat jenis partikel tanah penting dilakukan untuk mengetahui sifat fisik tanah dan sebagai informasi dalam pengolahan tanah lebih lanjut serta penentuan jenis tanaman apa saja yang ditanam pada tanah (lahan) tersebut.

Berat jenis partikel dari suatu tanah memperlihatkan kerapatan dari partikel secara keseluruhan. Nilai berat jenis partikel tanah bisa bervariasi tergantung pada komposisi mineral tanah tersebut. Berat jenis partikel ini penting dalam penentuan laju sedimentasi, pergerakan partikel oleh air dan angin.

Cara menghitung berat jenis tanah

Tanah (sumber: Pixabay)
Tanah (sumber: Pixabay)

Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini antara lain piknometer, saringan, termometer, oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu, alat pendingin, timbangan analitik, kawat pengaduk halus. Sementara bahan yang diperlukan adalah sampel tanah kering angin diameter 2 mm dan Aquadest.

Berikut cara mengisinya dikutip dari Jagadkimia:

1. Cuci piknometer dengan sabun dan bilas dengan aquadest. Keringkan piknometer dengan cara membilas piknometer dengan aseton.

2. Timbang piknometer kosong bersumbat, misal a gram.

3. Isilah piknometer dengan aquadest sampai di atas leher, pasang sumbatnya hingga air dapat mengisi pipa kapiler sampai penuh.

4. Timbang piknometer penuh air ( misal b gram ), ukur suhunya dan lihat berat jenis air (BJ1) pada suhu tersebut di dalam daftar label berat jenis air.

5. Bersihkan dan keringkan piknometer dari aquadest dan isilah piknometer tersebut dengan tanah kira-kira 5 gram (3/4 cm jika volum piknometer 50 ml dan 1 cm jika volume piknometer 25 ml).

6. Pasang sumbatnya dan timbang ( catat sebagai c gram ).

7. Tambahkan aquadest ke dalam piknometer sampai 1/2 volume, aduk dengan kawat supaya gelembung udara keluar ( bantu dengan menggoyang-goyang piknometer ). Pasang sumbatnya dan biarkan semalam.

8. Ulangi pengadukan dengan menggunakan kawat, biarkan sebentar untuk mengendapkan sebagian tanahnya. Tambahkan aquadest sampai penuh dan usahakan agar suspensi tanah tidak ikut teraduk.

9. Timbang piknometer + tanah + air ( catat sebagai d gram ), ukur suhunya dan lihat berat jenis air (BJ2) pada suhu tersebut di dalam daftar label berat jenis air.

Berikut rumus perhitungannya:

Rumus berat jenis tanah
Rumus berat jenis tanah (sumber: Jagadkimia)

Keterangan :

a = berat piknometer kosong + tutup

b = berat piknometer + air

c = berat piknometer + tanah

d = berat piknometer + tanah + air

BJ1 = berat jenis air pada suhu t1

BJ2 = berat jenis air pada suhu t2

BTKM = berat tanah kering mutlak

Jenis-jenis tanah di Indonesia

Ilustrasi – Tanah berbukit. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – Tanah berbukit. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Tanah alluvial

Tanah alluvial merupakan tanah yang berasal dari sedimen lumpur yang dibawa oleh air sungai. Tanah ini merupakan hasil erosi yang kemudian diendapkan bersama dengan lumpur sungai. Tanah alluvial memiliki warna yang kelabu dan sifatnya subur. Umumnya, tanah alluvial ditemukan di wilayah dataran rendah.

Tanah vulkanis

Tanah vulkanis merupakan jenis-jenis tanah di Indoneisa yang berasal dari abu gunung api atau vulkanis atau material letusan gunung api yang sudah mengalami pelapukan. Tanah vulkanis mengandung banyak unsur hara sehingga sifatnya sangat subur. Karena subur, tanah ini baik dan sering digunakan sebagai ladang pertanian.

Tanah vulaknis dapat dibedakan dalam dua kelompok, yakni tanah regosol dan latosol. Tanah regosol adalah tanah vulkanis yang mempunyai butir kasar, berwarna kelabu sampai kuning serta mengandung bahan organik yang sedikit. Tanah latosol adalah tanah vulkanis yang memiliki ciri khas dari warnanya yang merah hingga kuning dan mengandung bahan organik sedang dengan sifat yang asam.

Tanah humus

Tanah humus adalah jenis tanah yang muncul akibat tumbuh-tumbuhan yang membusuk. Berbagai tumbuhan yang membusuk ini membuat tanah humus mengandung unsur hara yang tinggi. Artinya, tanah ini pun bersifat sangat subur.

Jenis-jenis tanah di Indonesia

Tanah organosol

Tanah organosol sering dikenal dengan sebutan tanah gambut. Tanah ini terbentuk dari proses pelapukan bahan-bahan organik, seperti dari sisa pembusukan tanaman rawa. Pembusukan bahan organik yang terjadi pada tanaman yang kurang sempurna karena selalu tergenang air. Karena pembusukan yang terjadi kurang sempurna, tanah gambut cenderung bersifat asam hingga sangat asam.

Tanah Inseptisol

Tanah inseptisol terbentuk dari batuan sedimen atau metamorf dengan warna agak kecoklatan dan kehitaman serta campuran yang agak keabu-abuan. Tanah ini juga dapat menopang pembentukan hutan yang asri. Ciri-ciri tanah ini adalah adanya horizon kambik di mana horizon ini kurang dari 25% dari horizon selanjutnya jadi sangatlah unik.

Tanah Kapur

Tanah kapur merupakan jenis-jenis tanah di Indonesia yang berasal dari batuan kapur. Tanah kapur bersifat tidak subur. Meski demikian, tanah ini masih bisa ditanami tanaman seperti pohon jati.

Jenis-jenis tanah di Indonesia

Tanah pasir

Tanah pasar merupakan tanah yang hanya memiliki kadar air sangat sedikit dan sangat miskin unsur hara. Tanah pasit berasal dari batuan pasir yang telah melapuk. Tanah ini banyak ditemukan di wilayah-wilayah pantai yang disebut sand dune atau bukit pasir.

Tanah laterit

Tanah laterit merupakan jenis tanah yang sifatnya tidak subur, atau bahkan dapat dikatakan sudah hilang kesuburannya. Ini karena dalam tanah laterit, banyak terkandung zat besi dan alumunium. Kandungan unsur hara dalam tanah ini sudah hilang karena terlarut oleh curah hujan yang tinggi. Tanah laterit juga bersifat kering dan tandus.

Jenis-jenis tanah di Indonesia

Tanah Litosol

Tanah litosol merupakan jenis tanah yang terbentuk dari proses pelapukan batuan beku dan sedimen. Tanah litosol memiliki ciri khas butiran kasar berupa kerikil. Tanah ini sangat miskin unsur hara sehingga tidak subur dan kurang baik untuk pertanian.

Tanah Mergel

Hampir sama dengan tanah kapur, jenis tanah ini juga berasal dari kapur, namun dicampur dengan berbagai bahan lainnya yang membedakan adalah ia lebih mirip seperti pasir. Tanah mergel terbentuk dari batuan kapur, pasir dan tanah liat dan mengalami pembentukan dengan bantuan hujan namun tidak merata.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya