Liputan6.com, Jakarta Berbicara adalah salah satu cara manusia untuk berkomunikasi. Dengan berbicara, seseorang dapat bertukar informasi dan berinteraksi dengan orang lain. Bahkan ada banyak orang yang dapat berbicara dalam berbagai bahasa. Namun apa jadinya jika seseorang tidak dapat berbicara? Tentu orang itu akan kesulitan untuk berkomunikasi dengan yang lainnya.
Baca Juga
Advertisement
Meski dapat menggunakan bahasa isyarat, tidak semua lawan bicaranya dapat mengerti hal tersebut. Seperti yang dialami oleh wanita bernama Emily Egan dari Essex, Inggris. Ia sempat mengalami kehilangan kemampuannya untuk berbicara sehingga sulit berkomunikasi dengan orang lain. Namun yang mengejutkan adalah ketika kemampuan berbicaranya membaik, ia justru terdengar menguasai berbagai aksen bahasa asing.
Kejadian yang dialami Emily tersebut berawal pada bulan Januari lalu, ketika sebuah kondisi misterius membuatnya tidak dapat berbicara selama dua bulan. Wanita berusia 31 tahun itu mengeluh merasakan sakit kepala selama dua minggu sebelum akhirnya suara Emily berubah secara tiba-tiba. Rekan-rekannya di sebuah rumah anak-anak yang ia kelola kemudian memperhatikan bahwa bicara Emily ketika berpidato menjadi lambat dan cadel, yang merupakan indikator stroke.
Kemudian Emily kehilangan kemampuannya untuk berbicara sepenuhnya dan dilarikan ke rumah sakit. Setelah melakukan beberapa tes, para dokter tidak dapat memastikan bahwa kemampuan bicara Emily hilang karena disebabkan oleh semacam cedera otak. Setelah menghabiskan tiga minggu di rumah sakit, Emily Egan masih tidak dapat berbicara dan hanya mengandalkan bahasa isyarat dasar serta aplikasi pengubah teks ke suara yang ada di smartphone untuk berkomunikasi.
Mendadak Punya 4 Aksen saat Berbicara
Lalu Emily dibawa ke seorang ahli saraf yang akhirnya menyarankannya untuk pergi berlibur di Thailand bersama rekannya, dengan tujuan untuk berusaha sesantai mungkin. Ia menjalani liburan selama beberapa hari dan kemampuan berbicaranya mulai kembali.
Namun yang aneh adalah ketika kemampuan berbicaranya mulai kembali aksennya berubah menjadi seperti bahasa asing. Padahal Emily mengaku tidak bisa berbahasa asing. Terkadang aksennya seperti orang Eropa Timur, dan sewaktu-waktu dapat berubah seperti Prancis, Italia atau bahkan Polandia.
"Saya seorang gadis Essex, biasanya aksen saya sangat kuat dan suara saya sangat tinggi dan sangat mudah dikenali, orang-orang selalu tahu itu saya yang menelepon," kata Emily seperti dikutip oleh Liputan6.com dari Oddity Central, Rabu (24/6/2020).
“Pada hari libur, saya mulai membuat suara seperti orang tuli yang mencoba berbicara, diperkirakan bahwa jalur neuropatik mulai terbuka karena tubuh saya benar-benar rileks. Pada saat saya di rumah, kata-kata itu terdengar seperti bahasa asing," Lanjut Emily
Advertisement
Didiagnosis Sindrom Aksen Asing
Meskipun ia tidak tahu alasan mengapa ini terjadi, Emily menduga bahwa itu ada hubungannya dengan kelelahan yang ia alami. Pada Maret 2020 lalu, ia secara resmi didiagnosis dengan kondisi langka yang disebut Sindrom Aksen Asing.
Sejak didiagnosis Emily telah menemui terapis wicara, namun ia belum menunjukkan adanya perubahan dalam bicaranya. Dokter mengatakan aksennya akan seperti itu dalam waktu yang lama, bahkan mungkin selamanya.
Sejak suaranya kembali, Emily sering mengalami diskriminasi dari orang-orang yang berpikir bahwa ia adalah seorang imigran. Ia pun mengambil cuti dari pekerjaannya karena stres dan dapat memperburuk kondisinya.
Kasus Emily terdengar sangat mirip dengan kasus Michelle Myers, seorang wanita Arizona yang tidak pernah bepergian ke luar Amerika Serikat. namun ia terdengar mampu berbicara dalam berbagai aksen, seperti Inggris, Irlandia dan Australia, setelah mengalami sakit kepala parah. Dia juga didiagnosis mengidap Sindrom Aksen Asing sama seperti Emily.