Liputan6.com, Jakarta Keju merupakan olahan susu yang populer di dunia. Beragam jenis keju seperti cheddar, mozzarella, feta, dan lainnya hadir dalam berbagai makanan. Rasanya yang gurih menjadikan keju digemari banyak orang.
Baca Juga
Advertisement
Keju juga merupakan sumber protein, kalsium, dan fosfor yang baik. Keju aman untuk dinikmati dalam jumlah sedang, sama seperti makanan lainnya. Namun, konsumsi keju berlebihan juga bisa menimbulkan sejumlah masalah. Ini karena keju juga mengandung lemak jenuh dan natrium.
Maka dari itu, penting membatasi konsumsi keju agar tidak berlebihan. Dampak negatif konsumsi keju berlebihan bisa beragam. Dampak ini bisa berupa masalah pencernaan, kulit, hingga jantung. Sejumlah gejala juga bisa ditimbulkan akibat konsumsi keju berlebihan.
Berikut dampak negatif konsumsi keju berlebihan, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin(13/7/2020).
Tinggi lemak jenuh
Salah satu kelemahan utama keju adalah kandungan lemak jenuhnya. Pola makan yang terlalu tinggi lemak jenuh dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah kesehatan yang mengancam jiwa seperti serangan jantung dan stroke.
Dilansir dari Livestrong, asupan lemak jenuh tiap harinya tak boleh lebih 10 persen dari total asupan kalori. Sepuluh persen adalah sekitar 200 kalori atau 22 gram per hari jika mengikuti diet 2.000 kalori. Sementara satu ons keju cheddar mengandung sekitar 6 gram lemak jenuh, sedangkan jumlah mozzarella yang sama sekitar 4 gram. Keju parmesan mengandung hampir 1 gram lemak jenuh per sendok makan.
Advertisement
Tinggi sodium
Keju sarat dengan natrium. Ini membuatnya mudah untuk memicu makan berlebihan dan bisa menjadi masalah bagi orang-orang dengan tekanan darah tinggi. Terlalu banyak makanan asin tidak baik untuk jantung.
Terlalu banyak natrium juga dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal dan osteoporosis. Itu sebabnya para ahli merekomendasikan membatasi natrium tidak lebih dari 2.300 miligram per hari.
Satu ons keju cheddar memiliki sekitar 186 miligram natrium, satu porsi mozzarella mengandung 138 miligram natrium dan satu sendok makan keju Parmesan memiliki 85 miligram.
Tingkatkan kolesterol
Mengandung tinggi lemak jenuh dan sodium, konsumsi keju berlebihan bisa memicu kenaikan kolesterol. Makanan tinggi lemak jenuh meningkatkan kadar kolesterol low-density lipoprotein atau kolesterol jahat. Kenaikan ini menaikkan risiko terkena penyakit jantung atau masalah kesehatan lainnya.
Satu ons keju cheddar mengandung sekitar 28 miligram kolesterol, satu ons mozzarella memiliki 22 miligram dan 1 sendok makan keju Parmesan mengandung kurang dari 4 miligram. Sementara para ahli menyarankan untuk mengonsumsi tidak lebih dari 200 miligram kolesterol per hari.
Penting juga untuk mempertahankan diet seimbang seperti menambahkan lebih banyak makanan yang mengandung lemak omega seperti Minyak zaitun dan ikan.
Advertisement
Sebabkan gas
Keju juga bisa menyebakan produksi gas berlebih, terutama bagi orang yang intoleran pada laktosa. Beberapa orang sensitif terhadap keju. Keju mengandung laktosa, gula yang tidak dapat dicerna oleh orang yang tidak toleran laktosa karena tubuh mereka kekurangan enzim yang memecahnya.
Ketika dibiarkan tidak tercerna, laktosa dapat menyebabkan produksi gas yang berlebihan. Dalam kasus ini, terlalu banyak laktosa dapat menyebabkan masalah pencernaan termasuk gas dan kembung.
Diare
Diare adalah efek samping umum dari konsumsi susu berlebih. Ini juga berlaku pada produk susu seperti keju. Ini terjadi karena laktosa yang tidak tercerna di usus kecil. Akibatnya konsumsi keju berlebihan menyebabkan air bergerak ke saluran pencernaan dan menyebabkan diare.
Selain diare, masalah pencernaan akibat keju berlebihan adalah sembelit. Ini disebabkan karena keju tidak mengandung serat. Asupan susu pasteurisasi yang berlebihan dapat menyebabkan sembelit.
Advertisement
Jerawat dan masalah kulit
Konsumsi susu dan produknya juga dikaitkan dengan risiko jerawat yang lebih besar. Gejala ini dapat bermanifestasi pada rasa sakit pada kulit, jerawat, ruam, kulit bernoda, atau kulit kusam.
Whey dan kasein, protein dalam susu, merangsang pertumbuhan dan hormon. Ketika tubuh mencerna protein ini, mereka melepaskan hormon yang mirip dengan insulin, yang disebut IGF-1. Hormon ini diketahui memicu timbulnya jerawat. Kadang-kadang hormon dalam susu juga dapat berinteraksi dengan hormon tubuh manusia sendiri, membingungkan sistem endokrin tubuh dan menyebabkan jerawat.
Kembung
Makan keju berlebihan juga bisa menyebabkan kembung, Sensasi kembung disebabkan oleh peningkatan air dan gas di usus besar, yang menyebabkan dinding usus meregang. Ini juga merupakan gejala malabsorpsi laktosa, yang tidak nyaman tetapi biasanya tidak berbahaya.
Kembung juga bisa disebabkan oleh tingginya sodium dalam keju. Sodium bisa memicu retensi air dalam tubuh yang menyebakan kembung dan bengkak.
Advertisement
Risiko kanker prostat
Dilansir dari Livestrong, pria harus sangat waspada terhadap berapa banyak keju yang mereka masukkan ke dalam makanan mereka. Sebuah meta-analisis pada Oktober 2019 per penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of the American Osteopathic Association menemukan hubungan antara keju dan peningkatan risiko kanker prostat.
Para peneliti berspekulasi bahwa kandungan kalsium tinggi dari produk susu menjadi pemicunya. Untuk tetap aman mengonsumsinya, tetaplah untuk menikmati tidak lebih dari tiga porsi keju sehari.