Kisah Gadis Menangis Pakai Jas Hujan dari Kantong Sampah Buatan Ayah

Gadis ini rela menunda pendidikannya untuk membantu sang ayah.

oleh Dyah Mulyaningtyas diperbarui 20 Jul 2020, 11:10 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2020, 11:10 WIB
Kisah Gadis Menangis Pakai Jas Hujan dari Kantong Sampah Buatan Ayah
Kisah Gadis Menangis Pakai Jas Hujan dari Kantong Sampah Buatan Ayah (Sumber: mStar)

Liputan6.com, Jakarta Mendapatkan pendidikan adalah hak bagi setiap orang agar bisa meraih masa depan yang lebih baik. Namun banyak keluarga yang tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga ke perguruan tinggi. Hal itu biasanya karena masalah keuangan keluarga.

Ada banyak orang pula yang tidak bisa melanjutkan pendidikannya ke bangku kuliah karena harus membantu perekonomian keluarga. Namun hal itu juga dilakukan demi membalas jasa orangtua yang sudah susah payah membesarkannya.

Seperti dilakukan oleh gadis Malaysia yang bernama Siti Murnie Mohd Fauzi ini. Ia rela tidak melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi untuk sementara waktu demi membantu perekonomian keluarga.

Melalui sebuah unggahan di Twitter, Siti berbagi kisahnya tersebut. Bahkan, ia harus menerobos hujan untuk mengantarkan pesanan ke pelanggan ayahnya. Siti juga melengkapi unggahan itu dengan dua foto dirinya mengenakan 'jas hujan spesial' buatan sang ayah yang berjualan makanan di sebuah kedai.

"Ayah membuatkan jas hujan dari kantong sampah untuk saya karena mau mengantar makanan ke pelanggan, dalam perjalanan itu aku juga berlinang air mata. Semoga semua kesulitan, hujan dan panas yang aku lalui selama ini membuahkan hasil suatu hari nanti. Aku sayang ayah dunia akhirat," kata Siti seperti dikutip oleh Liputan6.com dari mStar, Senin (20/7/2020).

Menangis karena Teringat Akan Perjuangan Sang Ayah

Kisah Gadis Menangis Pakai Jas Hujan dari Kantong Sampah Buatan Ayah
Kisah Gadis Menangis Pakai Jas Hujan dari Kantong Sampah Buatan Ayah (Sumber: mStar)

Siti juga mengatakan, bahwa hari itu ia akan mengantar pesanan makanan ke pelanggan kedai ayahnya. Namun tak disangka turun hujan lebat dan Siti tidak menemukan jas hujan miliknya.

"Waktu itu ga ketemu jas hujan, Ayah bertanya, 'apa nanti tidak basah?' Saya bilang tidak apa-apa karena jaket yang saya gunakan cukup tebal. Kemudian ia menyuruh saya mengambil kantong plastik untuk sampah dan membuatkan jas hujan," kata Siti.

Siti kemudian berangkat mengantarkan pesanan meski harus menerobos hujan deras. Di tengah perjalanan ia menangis karena menyadari perjuangan seperti itulah yang sering dialami sang ayah demi membiayai keluarga dan membesarkan Siti serta 5 saudaranya.

"Di tengah perjalanan saya menangis dan bergelinang air mata karena terpikir inilah pengorbanan ayah selama ini untuk membesarkan kami 6 bersaudara," ungkap Siti.

Gadis berusia 20 tahun ini membantu ayahnya, Mohd Fauzi Kandar berjualan karena beliau dalam kondisi kesehatan yang kurang baik. Siti juga mengungkapkan bahwa sudah membantu sang ayah sejak kelas 3 SD.

"Aku sudah biasa membantu Ayah, bahkan sejak kelas 3 SD. Tapi sejak lulus pelatihan industri bulan lalu, aku lebih banyak luangkan waktu membantu Ayah di kedai kami, Warisan Aneka Sup dan Soto di Kampung Ulu Pulai, Gelang Patah, Johor," kata Siti.

"Lagipula Ayah sekarang mengidap kencing manis dan perlu jalani dialisis tiga kali seminggu. Jadi sekarang Ayah serahkan 100 persen urusan warung kepada aku sebab hanya aku yang ada. Kakak-kakak sudah menikah," ungkap lulusan Diploma Pengurusan Perniagaan ini.

Rela Menunda Impiannya untuk Membantu Keluarga

Kisah Gadis Menangis Pakai Jas Hujan dari Kantong Sampah Buatan Ayah
Kisah Gadis Menangis Pakai Jas Hujan dari Kantong Sampah Buatan Ayah (Sumber: mStar)

Anak bungsu dari enam bersaudara ini mengatakan bahwa dirinya sangat ingin melanjutkan pendidikannya hingga meraih gelar sarjana. Namun ia rela menepikan impiannya demi berbakti kepada ayahnya.

"Saya sebenarnya ingin mengejar impian untuk belajar ke tingkat yang lebih tinggi, tapi ayah bilang 'bantulah ayah di kedai dulu'. Sudah lama sebenarnya ia menyampaikan hasratnya yang mau saya melanjutkan usaha kedai kami," kata Siti.

Awalnya Siti merasa merasa keberatan dan sedih, karena sangat ingin melanjutkan pendidikannya. Namun ia akhirnya berusaha ikhlas dan menjalani kemauan ayahnya.

"Awalnya aku memang ingin menyerah, sedikit keberatan dan sedih. Aku bahkan bertanya-tanya kenapa aku harus ikut kemauan orang lain dan tidak boleh mengejar impian sendiri?" lanjut Siti

Namun akhirnya Siti menerima dan meyakini bahwa berkah itu juga datang dari ibu dan ayahnya. Enggan menoleh ke belakang, Siti berjanji akan mengembangkan usaha warisan ayahnya dengan membuka kedai baru dalam waktu lima tahun mendatang. Jika ada peluang dan waktu suatu saat nanti, ia ingin melanjutkan pendidikannya.

Tak disangka, unggahan tersebut menjadi viral dan diretweet lebih dari 5.000 kali lantaran menyentuh hati warganet.

"Ayah kamu seorang pahlawan," komen seorang warganet.

"Teringat semasa kecil ketika mau berangkat sekolah, almarhum ayah membuatkan saya jas hujan dengan kantong sampah juga," komen warganet lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya