5 Beda Alergi Obat dan Efek Samping Obat, Kenali Gejalanya

Kenali perbedaan alergi dan efek samping obat.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 21 Jul 2020, 14:50 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2020, 14:50 WIB
Mengonsumsi Obat Tertentu
Ilustrasi Obat-Obatan Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Konsumsi obat terkadang menimbulkan reaksi pada tubuh. Efek samping obat menjadi reaksi paling umum dari obat. Selain efek samping, ada juga alergi yang bisa timbual akibat konsumsi obat.

Alergi dan efek samping obat kerap keliru dipahami. Alergi secara keseluruhan berbeda dengan efek samping obat. Alergi obat merupakan suatu kondisi yang terkait dengan kekebalan tubuh. Sementara efek samping, adalah reaksi yang ditimbulkan oleh sebuah obat.

Penting mengetahui perbedaan antara alergi dan efek samping obat. Keduanya memiliki gejala, penyebab, dan penanganan yang berbeda. Berikut 5 perbedaan alergi obat dengan efek samping obat, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa(21/7/2020).

Penyebab

Ranitidin
Ilustrasi obat (Foto:Arek Socha dari Pixabay)

Alergi obat

Alergi obat disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang keliru menganggap sebuah obat yang masuk ke tubuh adalah zat asing berbahaya. Menanggapi apa yang dianggapnya ancaman, sistem kekebalan tubuh kemudian membuat antibodi untuk melawan kerja obat-obatan. Respons imun ini menyebabkan peningkatan peradangan, yang dapat menyebabkan gejala khas alergi.

Efek samping obat

Efek samping terjadi ketika suatu pengobatan menyebabkan gejala tertentu karena ia lebih dari sekadar mengobati masalah target. Efek samping biasanya dianggap sebagai efek sekunder tidak diinginkan yang terjadi di samping efek terapeutik yang diinginkan dari suatu obat.

Gejala

ilustrasi kulit gatal (istockphoto)
ilustrasi kulit gatal (istockphoto)

Alergi obat

Gejala alergi obat biasanya meliputi gejala alergi pada umumnya. Respons imun menyebabkan peningkatan peradangan yang dapat menyebabkan gejala seperti ruam, demam, atau kesulitan bernapas. Gejala lain yang bisa muncul seperti gatal, bengkak, bersin, serta hidung dan mata berair.

Gejala alergi obat mungkin sangat ringan sehingga sulit dikenali. Namun, alergi obat yang parah dapat mengancam jiwa. Ini dapat menyebabkan anafilaksis yang mengancam jiwa.

Efek samping obat

Efek samping pada obat harus dicantumkan pada kemasan obat. Beberapa contoh umum efek samping ringan yang terkait dengan obat meliputi sembelit, ruam kulit, diare, pusing, kantuk, mulut kering, insomnia, dan mual.

Jenis obat

Suntikan dan obat (iStock)
Ilustrasi obat. (iStockphoto)

Alergi obat

Obat yang berbeda memiliki efek berbeda pada manusia. Obat-obatan tertentu memang cenderung menyebabkan lebih banyak reaksi alergi. Obat-obatan ini termasuk antibiotik seperti antibiotik penisilin dan sulfa seperti sulfametoksazol-trimetoprim, aspirin, obat antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen, antikonvulsan seperti carbamazepine dan lamotrigine, obat yang digunakan dalam terapi antibodi monoklonal seperti trastuzumab dan ibritumomab tiuxetan, dan obat kemoterapi seperti paclitaxel, docetaxel, dan procarbazine.

Efek samping obat

Setiap obat dapat memiliki efek samping. Ini bisa dimiliki oleh obat resep, obat bebas, obat alternatif, herbal, terapi komplementer, atau suplemen vitamin. Efek samping obat akan tercantum dalam kemasan obat.

Siapa yang bisa mengalami

Minum obat (iStock)
Minum obat (iStock)

Alergi obat

Alergi obat hanya memengaruhi orang tertentu. Tidak semua orang bisa mengalami reaksi alergi. Orang yang memiliki riwayat alergi, gentik, konsumsi obat berlebihan, dan gangguan sistem imun lebih berisiko memiliki alergi obat. Respons alergi bisa terjadi saat pertama kali minum obat. Alergi juga bisa muncul setelah berkali-kali minum obat tersebut.

Efek samping obat

Efek samping dapat terjadi pada setiap orang yang menggunakan obat. Efek samping dari obat kemungkinan besar akan terjadi ketika seseorang pertama kali menggunakan obat, ketika mereka berhenti menggunakannya, atau ketika dosisnya berubah.

Cara mengatasi

Ilustrasi obat  | pexels.com
Ilustrasi obat | pexels.com

Alergi obat

Cara mengatasi alergi tergantung pada seberapa parah alergi. Dengan reaksi alergi yang parah terhadap suatu obat, kemungkinan seseorang harus menghindari obat tersebut sepenuhnya. Dokter biasanya akan memberi pengganti obat yang bisa dikonsumsi dengan aman.

Jika reaksi alergi masih ringan, dokter akan meresepkan obat alergi. Obat-obatan yang dapat meringankan gejala alergi seperti antihistamin, kortikosteroid, dan bronkodilator.

Efek samping obat

Umumnya efek samping obat tidak menimbulkan masalah serius bagi kesehatan. Efek samping obat bisa hilang seiring berjalannya waktu. Untuk mengatasi efek samping obat diperlukan istirahat cukup, makan gizi seimbang, banyak minum air putih, dan menghindari bepergian atau berkendara (jika efek samping mengantuk). Jika efek samping dirasa makin parah atau tak kunjung hilang, segera kunjungi dokter.

Diagnosis alergi obat

kanker serviks
ilustrasi dokter/Photo by rawpixel.com from Pexels

Diagnosis alergi obat yang akurat sangat penting. Diagnosis alergi obat tidak hanya cukup dengan melihat gejala yang ada. Dibutuhkan konsultasi lebih lanjut dengan dokter untuk mengetahui adanya alergi.

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengajukan pertanyaan seputar efek obat yang dikonsumsi. Rincian tentang timbulnya gejala, waktu minum obat, dan perbaikan atau memburuknya gejala adalah petunjuk penting untuk diagnosis.

Tes tambahan pada bagian spesialis alergi juga terkadang diperlukan. Tes ini biasanya berupa tes kulit dan tes darah. Hasil tes ini dapat membantu menarik kesimpulan dari reaksi obat.

Diagnosis ini juga bisa menentukan tingkat keparahan alergi. Dengan begitu, dokter akan menentukan perawatan tepat untuk mengatasi alergi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya