Cara Menghitung Usia Kehamilan dari HPHT, Calon Ibu dan Ayah Wajib Tahu

Jangan salah kaprah terkait usia kehamilan.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 02 Okt 2020, 11:50 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2020, 11:50 WIB
hamil
ilustrasi hamil/Photo by Christin Noelle on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Banyak orang belum memahami bagaimana cara menghitung usia kehamilan yang benar. Dalam sejumlah kasus, dokter bisa menyatakan usia kehamilan wanita lebih tua dari masa pernikahannya. Misalnya, dokter menyatakan wanita tengah hamil 8 pekan, padahal ia baru menikah selama 4 pekan.

Kasus ini bisa membingungkan pasangan dan bahkan menimbulkan salah kaprah. Padahal, usia kehamilan yang lebih tua dari usia pernikahan memang bisa terjadi dan dapat dijelaskan secara medis. Usia kehamilan dapat dihitung dari HPHT atau Hari Pertama Haid Terakhir.

Menghitung usia kehamilan sangat penting untuk mengetahui perkembangan janin. Cara menghitung usia kehamilan dari HPHT memang menjadi standar dalam penghitungan usia kehamilan. Jadi sangat penting untuk memahami bagaimana cara perhitungan usia kehamilan menurut HPHT.

Berikut cara menghitung usia kehamilan dari HPHT yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (2/10/2020).

Mengenal HPHT

cara menghitung masa subur
Mengenal HPHT (sumber: unsplash)

Sebelum mengetahui cara menghitung usia kehamilan, ada baiknya mengetahui apa itu HPHT. Hari Pertama Haid Terakhir atau HPHT merupakan hari pertama siklus menstruasi. Di hari ini wanita akan mengalami menstruasi hari pertamanya.

Dalam kehamilan, HPHT adalah hari pertama haid pada bulan terakhir sebelum wanita tidak haid lagi dan dinyatakan hamil. Dengan HPHT usia kehamilan dapat diketahui dalam hitungan minggu.

HPHT sangat berkaitan dengan HPL atau Hari Perkiraan Lahir. Dari HPHT, dokter bisa menghitung akan perkiraan bayi akan lahir. Menghitung usia kehamilan dari HPHT menjadi standar bagi banyak dokter kandungan.

Cara menghitung usia kehamilan menurut HPHT

Kehamilan
Ilustrasi Kehamilan Credit: unsplash.com/Camylla

Banyak orang salah mengira jika usia kehamilan dimulai ketika pasangan melakukan hubungan suami istri yang dianggap sebagai waktu pembuahan. Padahal, dokter akan menghitung usia kehamilan sesuai dengan hari pertama wanita mengalami hari pertama haid terakhir.

HPHT memang dianggap sebagai hari pertama usia kehamilan. Untuk mengetahui berapa usia kehamilan, cukup mengingat kembali kapan hari pertama haid terakhir.

Misalnya, HPHT terjadi pada 14 November, maka jika sekarang tanggal 5 Oktober, kehamilan saat ini berada pada usia 3 minggu.

Cara menghitung usia kehamilan lainnya

Momen Mengidam yang Wajib Dituruti
Ilustrasi Kehamilan Credit: unsplash.com/John

Karena cara menghitung usia kehamilan menurut HPHT bisa kurang akurat, ada cara lain untuk mengetahui usia kehamilan. Bagi Anda yang tidak ingat kapan HPHT atau memiliki siklus haid tidak teratur, cara menghitung usia kehamilan bisa dilakukan dengan USG.

USG atau ultrasonografi merupakan solusi untuk mengetahui berapa usia kehamilan yang cukup akurat. Dengan USG, dokter akan mengukur janin untuk memperkirakan usia janin. Pemeriksaan USG pertama dapat dilakukan pada awal masa kehamilan, untuk mengetahui kondisi awal janin.

Biasanya janin akan terlihat di USG pada usia kehamilan 5-10 minggu. USG kemudian bisa dilakukan secara berkala pada tiap trisemester.

Cara menghitung hari perkiraan lahir

ilustrasi manfaat saffron untuk ibu hamil/unsplash
ilustrasi ibu hamil/unsplash

HPHT juga sangat penting untuk mengetahui kapan bayi akan lahir. Metode penghitungan hari perkiraan lahir (HPL) ini menggunakan rumus Naegele. Rumus Naegele ditemukan oleh Franz Karl Naegele, dokter kandungan asal Jerman pada abad ke-19 silam. Ada dua rumus Naegele, yaitu:

Jika HPHT terjadi di bulan Januari-Maret, maka rumusnya adalah:

Tahun: tetap

Bulan: ditambah 9

Hari: ditambah 7

Contoh:

HPHT terjadi pada 2 Februari 2020, maka menghitung HPL adalah:

Tahun: tetap 2020

Bulan: 2+9 = 11

Hari: 2+7 = 9

Jadi perkiraan hari lahir bayi adalah 9 November 2020.

Jika HPHT terjadi di bulan April-Desember, maka rumusnya adalah:

Tahun: ditambah 1

Bulan: dikurangi 3

Hari: ditambah 7

Contoh:

HPHT terjadi pada 5 September 2020, maka menghitung HPL adalah:

Tahun: 2020+1 = 2021

Bulan: 9-3 = 6

Hari: 5+7 = 12

Jadi perkiraan hari lahir bayi adalah 12 Juni 2021.

Cara menghitung hari perkiraan lahir dengan rumus Parikh

Kehamilan
Ilustrasi Ibu Hamil Credit: pexels.com/pixabay

Cara menghitung hari perkiraan lahir dengan rumus Naegele hanya dapat diterapkan pada wanita dengan siklus haid normal dan teratur yaitu 28 hari. Bagi wanita dengan siklus tidak teratur atau tidak 28 hari, bisa menggunakan cara menghitung hari perkiraan lahir dengan rumus Parikh.

Perhitungan ini dilakukan dengan menghitung saat terjadinya ovulasi, yaitu lama siklus menstruasi dikurangi 14 hari.

Rumus Parikh adalah:

HPHT + 9 bulan + (lama siklus haid - 21 hari)

Contohnya:

HPHT terjadi pada 1 Oktober 2020 dan siklus menstruasi terjadi selama 35 hari, maka cara menghitungnya adalah:

1 Maret + 9 bulan + (35-21) = 1 Desember + 14

Jadi hari perkiraan bayi adalah 15 Desember 2020.

 

Keakuratan perhitungan HPL

Ilustrasi kehamilan
Ilustrasi kehamilan (Dok.Unsplash)

Penting diketahui bahwa perhitungan HPL tidak selalu akurat. Hanya 5 dari 100 wanita yang melahirkan bayinya sesuai HPL. Namun, 90% wanita bisa melahirkan dalam kisaran 3 minggu di sekitar tanggal HPL.

Kelahiran bisa lebih cepat atau lebih lama dari HPL dan ini adalah hal yang wajar. Mengetahui HPL tetap penting untuk mengetahui perkembangan dan persiapan kelahiran bayi. Selain menggunakan rumus-rumus ini, dokter bisa melakukan USG untuk mengetahui kapan perkiraan bayi akan lahir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya