Liputan6.com, Jakarta Berkunjung ke kota Jogjakarta, wajib hukumnya mencicipi kuliner khasnya. Selama ini, kuliner Jogja berhasil membuat wisatawan ketagihan datang dan betah berlama-lama di sana.
Baca Juga
Advertisement
Kuliner Jogja identik dengan olahan masakan tradisional. Mulai dari oseng mercon, gudeg, tiwul, sate klatak, sate koyor, belalang goreng, dan masih banyak lagi lainnya.
Tak perlu risau, menemukan kuliner Jogja mudah sekali dilakukan oleh wisatawan. Apalagi kalau berkunjungnya di kawasan pariwisata, pengunjung bisa memilih dan menikmati hidangan yang memanjakan lidah.
Berikut Liputan6.com ulas kuliner Jogja paling populer dan wajib dicoba dari berbagai sumber, Minggu (8/11/2020).
Oseng Mercon dan Belalang Goreng
Oseng Mercon
Oseng mercon memiliki rasa pedas sangat kuat. Oseng ini bisa membuat lidah dan mulut panas seperti terkena api mercon. Bagi para pecinta pedas, oseng mercon cocok dijadikan pilihan ketika berkuliner ke kota Jogja.
Oseng mercon berisi tetelan daging seperti koyor sapi, usus, ati ampela, dan kikil. Lalu diolah dengan cabai rawit yang membuat pantas disebut mercon. Daging sapi ini dicampur berkilo-kilo cabe rawit.
Walaupun pengunjung mendapat pengalaman makan dengan rasa pedas meledak-ledak, banyak yang rela mengantre panjang setiap hari. Apalagi di akhir pekan, pembeli oseng mercon semakin mengular panjang.
Belalang Goreng
Belalang goreng merupakan makanan khas Gunungkidul, Yogyakarta. Menu ini termasuk kuliner Jogja yang wajib dicoba. Belalang yang dipilih untuk digoreng merupakan belalang kayu yang mudah ditemukan di daerah Gunungkidul.
Bumbu dari belalang goreng cukup sederhana, seperti bawang putih, ketumbar, garam, dan cabai. Jika penasaran, langsung saja menuju Gunungkidul. Pengunjung bisa menemukan penjual belalang goreng di pinggiran jalan ataupun melalui toko.
Advertisement
Tiwul
Biasanya tiwul dan gatot memang dijual sepasang. Kedua makanan ini termasuk kuliner Jogja yang paling populer dan lezat rasanya. Bahan baku dari tiwul dan gatot sama, yaitu singkong, yang mudah ditemukan di Gunungkidul.
Tiwul dan gatot biasanya diberi campuran kelapa untuk menambah cita rasa gurih pada makanan ini. Makanan ini memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi, sehingga dapat dijadaikan makanan pengganjal perut karena mengenyangkan.
Jajanan pasar ini biasa dijual dari pagi hari hingga menjelang siang hari. Namun ada juga penjual tiwul yang berkeliling pada sore hari menjelang petang. Jadi, bagi wisatawan tak perlu khawatir kehabisan.
Sate Klathak
Sate klathak merupakan sajian hidangan sate kambing khas Pleret Bantul. Sate ini termasuk kuliner Jogja yang wajib dicoba. Sate klatak hanya dibumbui dengan garam dan lada. Lalu ditusuk menggunakan besi.
Besi berfungsi sebagai konduktor yang membuat daging sate cepat empuk. Kuliner ini cukup melegenda, apalagi sejak muncul di salah satu scene film AADC 2.
Sate klathak semakin dikenal oleh masyarakat luas. Sate klathak ini biasanya disantap menggunakan gulai yang gurih dan lezat. Penjual sate klathak di daerah Bantul ada banyak sekali.
Advertisement
Gudeg
Gudeg sudah ada sejak lama, tepatnya pada zaman kerajaan Mataram Islam di alas Mentaok, kotagede Yogyakarta pada abad ke 15. Pada masa ini, gudeg menjadi makanan sehari-hari masyarakat Jawa khususnya di Yogyakarta.
Gudeg adalah kuliner Jogja yang wajib dicoba. Menu ini juga sangat populer. Popularitas gudeng terus mengalami peningkatan sejak tahun 1949 bersamaan dengan berdirinya Universitas Gajah Mada (UGM).
Sate Koyor
Sate koyor dibuat dari lemak sapi. Kemunculan sate koyor disebabkan karena banyak penduduk yang tak sanggup membeli daging. Harga daging sangat mahal pada masanya dan hanya sanggup dibeli oleh para bangsawan.
Meski begitu kuliner Jogja yang satu memiliki rasa yang sangat lezat dan menggugah selera. Lemak dan urat sapi dipotong-potong, lalu ditusuk batang sate dan dibumbui seperti sate pada umumnya. Lemak sapi inilah yang membuat sate klatak jadi lebih gurih dan sedap.
Advertisement
Jadah Tempe dan Kue Kipo
Jadah Tempe
Jadah tempe merupakan kuliner Jogja yang mengombinasikan tempe bacem dan jadah. Jajanan tradisional ini berasal dari Kabupaten Sleman, tepatnya di daerah Kaliurang di lereng Gunung Merapi. Terkadang masih dibungkus daun pisang ketika membelinya.
Ada kalanya jadah juga diberi parutan kelapa agar gurih sebagai teman makan tempe bacem. Rasa gurih dan manis dari tempe bacem menciptakan kombinasi camilan yang unik dan mengenyangkan. Bagi pecinta pedas, bisa menambahkan cabai rawit.
Kue Kipo
Kue kipo termasuk kuliner Jogja yang paling populer dan melegenda. Pada abad ke-16, kue kipo disebut sebagai kudapan favorit Sultan Agung. Namun seiring perjalanan waktu, makanan ini sempat hilang peredarannya sehingga keberadannya sempat dilupakan.
Kipo dimasak dengan memasukkannya ke dalam cawan yang terbuat dari tanah liat yang merupakan produk asli Kasongan, Bantul. Setelah itu, Kipo yang sudah jadi dibungkus dengan daun kelapa dengan cara membungkus gaya tempelangan. Dilansir dari Kemendikbud.go.id, gaya tempelangan merupakan cara khas masyarakat Jogja dalam membungkus makanan.