7 Penyebab Keputihan Pada Wanita, Kenali Ciri yang Perlu Diwaspadai

Keputihan terkadang merupakan tanda masalah pada reproduksi.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 08 Des 2020, 17:50 WIB
Diterbitkan 08 Des 2020, 17:50 WIB
Mengobati Kandidiasis Vagina
Ilustrasi Vagina Credit: pexels.com/Olenka

Liputan6.com, Jakarta Penyebab keputihan bisa disebabkan oleh kondisi normal maupun tidak normal. Keputihan merupakan kondisi umum yang dialami wanita. Penyebab keputihan seringkali merupakan kondisi normal dalam siklus menstruasi wanita. Namun, pada kondisi tertentu, penyebab keputihan juga bisa dipicu oleh gangguan dalam reproduksi.

Ada berbagai macam penyebab keputihan pada wanita. Penyebab keputihan dan ciri-cirinya penting diketahui setiap wanita. Tiap penyebab keputihan ini memiliki cara perawatan yang berbeda.

Penyebab keputihan tidak normal, khususnya memerlukan perawatan khusus. Penyebab keputihan tidak normal tak boleh diabaikan begitu saja. Berikut penyebab keputihan dan ciri-cirinya yang perlu diwaspadai, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (8/12/2020).

Mengenal keputihan pada wanita

Vagina
Ilustrasi vagina (iStockphoto

Sebelum mengetahui apa saja penyebab keputihan, penting mengetahui apa itu keputihan. Keputihan adalah cairan yang mengandung campuran sekresi vagina dan lendir serviks. Jumlah keputihan yang diproduksi bervariasi dari wanita ke wanita tetapi seringkali normal dan sehat. Kehamilan, perubahan hormon, atau adanya infeksi juga dapat memengaruhi konsistensi dan jumlah keputihan.

Biasanya, keputihan dimulai setelah wanita mendapatkan menstruasi pertama. Keputihan secara alami menjaga kebersihan vagina, memberikan pelumas selama hubungan seksual, dan dapat membantu mencegah infeksi.

Penyebab keputihan normal

Gambar Ilustrasi Cara Merawat Vagina
Sumber: Freepik

Keputihan normal adalah cairan yang mengandung campuran sekresi vagina dan lendir serviks. Penyebab keputihan normal bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti. Keputihan normal memiliki fungsi penting bagi reproduksi. Keputihan normal menjaga kebersihan vagina, memberikan pelumasan selama hubungan seksual, dan dapat membantu mencegah infeksi.

Keputihan normal memiliki tampilan jernih, mungkin tebal atau tipis, dan biasanya tidak berbau. Jumlah yang dihasilkan dan konsistensi dapat berubah pada waktu yang berbeda selama siklus menstruasi bulanan seorang wanita. Selain itu, keputihan yang masih dikatakan normal jika cairan memiliki tekstur bening tetapi elastis seperti lendir, itu menunjukkan bahwa kemungkinan perempuan sedang berovulasi.

Penyebab keputihan tidak normal

Vagina Alat Kelamin Perempuan
Ilustrasi Foto Vagina (iStockphoto)

Keputihan yang tidak normal biasanya disebabkan oleh infeksi. Penyebab keputihan tidak normal di antaranya adalah:

Bacterial vaginosis

Bacterial vaginosis adalah infeksi bakteri cukup umum yang menyebabkan keputihan tidak normal. Ini menyebabkan peningkatan keputihan yang memiliki bau yang kuat, busuk, dan kadang-kadang mencurigakan, meskipun tidak menghasilkan gejala dalam beberapa kasus.

Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah jenis infeksi lain. Ini disebabkan oleh protozoa, atau organisme bersel tunggal. Infeksi ini biasanya menyebar melalui kontak seksual, tetapi dapat juga ditularkan dengan berbagi handuk atau pakaian renang. Keputihan ini menghasilkan sekresi kuning atau hijau yang memiliki bau busuk. Rasa sakit, radang, dan gatal-gatal juga merupakan gejala umum, meskipun beberapa orang tidak mengalami gejala apa pun.

Infeksi ragi

Infeksi ragi adalah infeksi jamur yang menghasilkan cairan putih dengan sensasi terbakar dan gatal. Kehadiran ragi dalam vagina adalah normal, tetapi pertumbuhannya dapat berlipat ganda di luar kendali dalam situasi tertentu. Kondisi yang dapat meningkatkan kemungkinan infeksi jamur diantaranya adalah stres, diabetes, penggunaan pil KB, kehamilan, antibiotik, Gonore dan klamidia.

Penyebab keputihan tidak normal

Vagina Alat Kelamin Perempuan
Ilustrasi Foto Vagina (iStockphoto)

Gonore dan klamidia

Gonore dan klamidia adalah infeksi menular seksual (IMS) yang dapat menjadi penyebab keputihan tidak normal. Infeksi ini biasanya menyebabkan keputihan berwarna kuning, kehijauan, atau keruh.

Penyakit radang panggul

Penyakit radang panggul adalah infeksi yang sering menyebar melalui kontak seksual. Ini terjadi ketika bakteri menyebar ke vagina dan ke organ reproduksi lainnya. Penyakit radang panggul dapat menghasilkan cairan yang berbau busuk dan berat.

Human papillomavirus (HPV) atau kanker serviks

Infeksi human papillomavirus (HPV) menyebar melalui kontak seksual dan dapat menyebabkan kanker serviks. Meskipun mungkin tidak ada gejala, kanker jenis ini dapat menghasilkan cairan berdarah, coklat, atau berair dengan bau yang tidak sedap. Kanker serviks dapat dengan mudah diskrining dengan Pap smear tahunan dan sumber pengujian HPV yang terpercaya.

 

Ciri-kiri keputihan normal

Gambar Ilustrasi Wanita Sedang Mengalami Menstruasi
Sumber: Freepik

Warna

Keputihan normal akan berwarna jernih. Warna keputihan yang berwarna putih mungkin adalah hal yang normal, terutama jika terjadi selama ovulasi atau tepat sebelum periode wanita. Jika keputihan berwarna kuning pucat, tidak berbau, dan tidak disertai dengan gejala lain, keputihan ini mungkin tidak perlu dikhawatirkan.

Selain itu, jika keputihan berupa bercak coklat atau berdarah bisa dikatakan normal ketika itu terjadi selama atau tepat setelah siklus menstruasi. Jika bercak terjadi selama waktu normal haid dan Anda baru saja berhubungan seks tanpa perlindungan, ini bisa menjadi tanda kehamilan.

Konsistensi

Keputihan normal mungkin akan memiliki konsistensi tebal atau tipis, dan biasanya tidak berbau. Jumlah yang dihasilkan dan konsistensi dapat berubah pada waktu yang berbeda selama siklus menstruasi bulanan seorang wanita.

Misalnya, keluarnya cairan bisa menjadi lebih berat, lebih tebal, dan lebih terlihat ketika seorang wanita berovulasi. Mungkin juga berwarna putih saat itu. Jumlah keluarnya juga dapat berubah karena aktivitas seksual dan penggunaan alat kontrasepsi.

Tekstur

Keputihan yang normal biasanya jernih dan berair. Ini bisa terjadi kapan saja dalam sebulan. Selain itu, keputihan yang masih dikatakan normal jika cairan memiliki tekstur bening tetapi elastis seperti lendir, itu menunjukkan bahwa kemungkinan perempuan sedang berovulasi.

Ciri-Ciri Keputihan tidak normal

Gambar Ilustrasi Menstruasi Yang Tidak Teratur
Sumber: Freepik

Perubahan warna

Jika keputihan berwarna putih namun cairannya kasar dan terlihat mirip dengan keju, ini mungkin disebabkan oleh infeksi jamur. Selaini itu keputihan berwarna kuning juga patut diwaspadai. keluarnya cairan kuning dapat menjadi tanda infeksi menular seksual (IMS) atau infeksi bakteri.

Rasa tidak nyaman

Vagina gatal, rasa terbakar, atau bau yang tidak biasa yang menyertai keluarnya cairan, adalah ciri-ciri keputihan yang patut diwaspadai. Infeksi ragi juga dapat menyebabkan gatal dan terbakar pada vagina. Ini terjadi karena pertumbuhan berlebih dari jenis jamur yang disebut Candida.

Bau

Keputihan normal biasanya tidak berbau. Keputihan yang tidak normal biasanya diiringi dengan bau yang tidak sedap. Bau ini dapat berupa bau amis atau busuk. Bau ini biasanya disebabkan oleh bakteri atau jamur.

Cara atasi keputihan tidak normal

Konsumsi Junk Food Picu Anak Dapat Menstruasi Pertama Lebih Awal
Ilustrasi keputihan. (dok. Vanessa Ramirez/Pexels.com

Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah penyebab keputihan yang tidak normal:

- Jaga kebersihan vagina dengan mencuci secara teratur dengan sabun tanpa parfum dan air hangat. Gunakan sabun, tampon, dan pembalut tanpa aroma. Produk beraroma atau kuat dapat mengganggu keseimbangan alami bakteri dalam vagina, yang dapat meningkatkan risiko infeksi. Produk ini dapat menghancurkan bakteri baik yang membantu mencegah infeksi vagina.

- Setelah pergi ke kamar mandi, selalu bersihkan dari depan ke belakang untuk mencegah bakteri masuk ke dalam vagina dan menyebabkan infeksi.

- Kenakan celana katun 100% yang menyerap kelembaban dan dapat mencegah infeksi jamur. hindari pakaian yang terlalu ketat.

- Lakukan hubungan seks yang aman dengan menggunakan kondom, batasi jumlah pasangan seksual, dan lakukan tes secara teratur untuk IMS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya