6 Fakta Bus Anticorona di Jateng, Punya Keamanan Tingkat Tinggi

Jateng kini punya Bus Anticorona.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 17 Des 2020, 16:03 WIB
Diterbitkan 17 Des 2020, 15:58 WIB
Bus Anticorona
Bus Anticorona (sumber: jatengprov)

Liputan6.com, Semarang Pemerintah Provinsi Jawa Tengah baru saja memiliki Bus Anticorona. Bus ini diapresiasi langsung oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin, (14/12/2020). Bus Anticorona ini dirancang dengan standar tinggi untuk meminimalkan penyebaran virus Corona Covid-19.

“Busnya bagus. Bisa jadi alternatif di tengah situasi seperti ini,” ujar Ganjar.

Bus anticorona di Jawa Tengah ini menjadi inovasi baru sebagai alternatif transportasi di masa pandemi. Bus yang merupakan produk dari Karoseri Laksana Jateng memiliki fitur perlindungan tingkat tinggi untuk Covid-19.

Berikut fakta menarik seputar bus anticorona di Jateng yang berhasil Liputan6.com rangkum, Rabu (16/12/2020).

Dua unit bus anticorona

Bus Anticorona
Dua unit bus anticorona ditinjau langsung oleh gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. (sumber: jatengprov)

Saat ini terdapat dua unit bus anticorona yang terdiri atas bus penumpang dan bus bio laboratorium. Kedua bus ini nantinya akan digunakan untuk keperluan tes PCR dan menjangkau daerah-daerah terpencil di Jateng. Pada pekan depan bus bio laboratorium akan menjalani sertifikasi untuk mengetahui kapasitas tes yang bisa dilakukan.

Usung Konsep Bio Smart and Safe Bus

Bus Anticorona
Bus Anticorona mengusung konsep Bio Smart and Safe Bus (sumber: jatengprov)

Bus anticorona yang diproduksi oleh Karoseri Laksana Jateng ini mengusung tiga pendekatan. Pertama aspek lingkungan, kedua aspek patogen dengan pengaplikasian lapisan nano silver yang dapat menguraikan virus atau bakteri pada interior bus, dan ketiga aspek penumpang dengan penggunaan masker khusus dengan kandungan herbal.

Terapkan physical distancing

Bus Anticorona
Bus Anticorona terapkan physical distancing (sumber: jatengprov)

Direktur Teknik Laksana Bus, Stefan Arman mengatakan bahwa bus anticorona ini juga telah mengusung konsep physical distancing.

“Aspek lingkungan sudah mengadopsi tata letak kursi 1-1-1 atau physical distancing. Sistem yang membedakan dengan bus pada umumnya adalah sirkulasi udara yang sudah mengadopsi sistem sirkulasi udara di pesawat,” katanya saat ditemui usai peninjauan oleh Gubernur Jawa Tengah Senin, (14/12/2020).

Sistem sirkulasi udara khusus

Stefan menjelaskan, sistem sirkulasi udara dingin yang dihembuskan melalui AC langsung vertikal ke bawah. Udara kemudian dihisap dan disalurkan ke 3 tahapan filter yaitu prefilter, HEPA grade filter, dan UVC.

“Diharapkan dengan sistem sirkulasi udara yang baru ini bisa meminimalkan atau mengurangi viral load yang ada di dalam kabin bus,” ungkapnya.

Unit bus bio laboratorium

Untuk satu unit bus bio laboratorium, menurut Stefan, pada dasarnya itu sama dengan bus laboratorium yang sudah ada. Bedanya, kali ini memiliki banyak ruangan tersekat dengan bio safety level tinggi dari kendaraan laboratorium lainnya.

“Biasanya bus laboratorium hanya memiliki satu ruangan, desain kami memiliki dua ruangan tersekat sehingga lebih meminimalisir penyebaran bakteri atau virus,” kata Stefan.

Disiapkan untuk keperluan tes PCR

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19.
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Dalam keterangan resmi pemprov Jateng, bus anticorona yang dimiliki Jawa Tengah ini nantinya akan digunakan untuk tes PCR atau swab. Dengan adanya bus ini, tenaga kesehatan akan dengan mudah menjangkau area atau daerah terpencil yang tidak memiliki fasilitas kesehatan seperti rumah sakit atau laboratorium.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya