Liputan6.com, Jakarta Risiko kelebihan berat badan saat hamil bisa membahayakan ibu dan janin. Memang saat hamil ibu akan mengalami kenaikan berat badan, namun jika kenaikan berat badan tersebut berlebihan dapat menyebabkan komplikasi selama kehamilan.
Berat badan harus diperhatikan selama kehamilan. Hal ini dapat diukur berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT). Pada wanita dengan IMT yang normal, yaitu antara 18,5-22,9, kenaikan berat badan saat hamil disarankan sekitar 11-15 kg. Sementara pada wanita yang sudah kelebihan berat badan dengan IMT di atas 25, dianjurkan agar berat badannya saat hamil hanya naik 6-11 kg.Â
Baca Juga
Advertisement
Risiko kelebihan berat badan saat hamil perlu benar-benar diperhatikan. Untuk menentukan seseorang kelebihan berat badan atau tidak juga dapat dilakukan dengan menghitung persentase lemak tubuh. Hal ini dapat meningkatkan keakuratan penentuan kelebihan berat badan ataupun obesitas.
Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh wanita yang akan hamil adalah menjaga agar berat badannya dalam batas normal. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Minggu (10/1/2021) tentang risiko kelebihan berat badan saat hamil.
Risiko Kelebihan Berat Badan saat Hamil
Diabetes Gestasional
Risiko kelebihan berat badan saat hamil yang pertama adalah mengalami diabetes gestasional. Diabetes gestasional merupakan diabetes yang baru ditemukan atau didiagnosis saat kehamilan.
Wanita yang mengalami diabetes gestasional lebih berisiko mengalami diabetes setelah masa kehamilan usai. Diabetes ini juga mungkin diturunkan kepada anaknya. Selain itu, diabetes gestasional dapat meningkatkan kemungkinan ibu melahirkan melalui proses operasi caesar.
Preeklamsia
Preeklamsia juga bisa terjadi sebagai salah satu risiko kelebihan berat badan saat hamil. Kondisi ini ditandai dengan naiknya tekanan darah (hipertensi), adanya protein dalam pemeriksaan urine (proteinuria), dan retensi cairan (edema) yang bisa ditemukan di kaki, tangan, mata, atau wajah, setelah masa kehamilan mencapai 20 minggu. Ada kemungkinan mengalami gagal ginjal atau hati. Risiko mengalami kejang dan strok juga dapat dialami.
Advertisement
Risiko Kelebihan Berat Badan saat Hamil
Keguguran
Keguguran bisa terjadi secara tiba-tiba dan tidak diketahui penyebabnya. Wanita hamil dengan obesitas lebih berisiko keguguran dibanding wanita hamil yang tidak obesitas. Jadi, risiko kelebihan berat badan saat hamil benar-benar harus diperhatikan.
Kelahiran Prematur
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, salah satu risiko kelebihan berat badan saat hamil adalah preeklamsia. Sementara itu, preeklamsia ini biasanya berhubungan dengan terjadinya kelahiran prematur.
Kelainan Bawaan
Risiko kelebihan berat badan saat hamil berikutnya adalah kelainan bawaan pada janin. Bayi yang lahir dari ibu yang obesitas lebih berisiko mengalami kelainan bawaan, seperti cacat pada jantung maupun cacat pada saraf tulang belakang.
Tidak hanya itu, makin tinggi nilai IMT ibu hamil, makin meningkat pula risiko mengalami kelahiran mati pada bayi.
Risiko Kelebihan Berat Badan saat Hamil
Sleep Apnea
Sleep apnea juga dapat terjadi sebagai salah satu risiko kelebihan berat badan saat hamil. Hal ini menyebabkan berhentinya napas dalam periode singkat saat tidur. Kondisi ini meningkatkan risiko ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi, preeklamsia, eklamsia, dan gangguan jantung serta paru.
Makrosomia
Makrosomia merupakan kondisi ketika bayi berukuran lebih besar dari normal. Hal ini dapat meningkatkan risiko cedera pada bayi saat proses persalinan. Di samping itu, bayi yang lahir dengan kelebihan kadar lemak lebih berisiko mengalami obesitas pada kemudian hari.
Itulah beberapa risiko kelebihan berat badan saat hamil yang perlu diperhatikan lagi. Wanita yang kelebihan berat badan atau mengalami obesitas disarankan untuk menurunkan berat badan sebelum memulai program hamil. Hal ini dilakukan untuk menghindari komplikasi akibat kelebihan berat badan saat hamil.
Â
Advertisement