6 Proses Kehamilan dan Tanda-Tandanya yang Perlu Diketahui Calon Orangtua

Ada beberapa proses kehamilan yang penting diketahui.

oleh Fakhriyan Ardyanto diperbarui 11 Feb 2021, 17:15 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2021, 17:15 WIB
Kehamilan
Ilustrasi Ibu Hamil Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Proses kehamilan penting diketahui para calon ibu. Dengan memahami proses kehamilan ini, setidaknya bisa lebih berhati-hati ketika beraktivitas. Pasalnya, banyak yang kurang memahami seperti apa proses kehamilan, hingga akhirnya tidak menyadari bahwa sedang mengalami Proses kehamilan tersebut.

Padahl, ini akan berisiko bagi kesehatan janin. Salah-salah, justru akan mengalami masalah serius. Begitu juga dengan pasangan yang mungkin sedang menunggu hadirnya buah hati. Memang proses kehamilan butuh waktu dan kesabaran. Jangan sampai putus asa terlebih dahulu, jika memang belum diberi calon momongan dalam waktu dekat.

Berikut ini, Liputan6.com telah merangkum dari berbagai sumber, seperti apa proses kehamilan yang perlu diketahui oleh calon orang tua. Selain itu, dengan mengetahui proses kehamilan ini, turut menjadi penyemangat bagi Anda yang sedang menunggu kehadiran buah hati, Kamis (11/2/2021).

1. Tahap Ovulasi

Ilustrasi Kehamilan
Ilustrasi kehamilan. (dok. Unsplash.com/@by_syeoni)

Proses kehamilan dimulai dari tahap ovulasi, yaitu proses di mana sel telur (ovum) keluar dari sarangnya (ovarium). Di dalam ovarium tersebut terdapat kantung-kantung (folikel) yang isinya cairan serta sel telur. Kemudian, saat folikel tersebut mulai matang dan pecah, selanjutnya akan keluar sel telur yang terdapat di dalam tadi.

Proses kehamilan pada tahap ovulasi ini secara normal akan terjadi tiap bulan sesuai siklus menstruasi, serta rata-rata terjadi sekitar dua minggu sebelum siklus menstruasi berikutnya.

2. Kenaikan Hormon

[Fimela] Ibu Hamil
Ilustrasi Ibu Hamil | unsplash.com/@naaatsnaps

Selanjutnya, proses kehamilan berlanjut saat telur meninggalkan folikel. Di mana folikel akan berkembang menjadi korpus luteum. Korpus luteum tersebut akan selanjutnya akan melepaskan hormon yang dapat membantu proses penebalan lapisan rahim. Proses penebalan ini memiliki tujuan agar rahim siap saat terjadi proses kehamilan.

3. Sel Telur Berjalan Menuju Tuba Fallopi

Mengalami Preeklamsia
Ilustrasi Kelebihan Berat Badan saat Hamil Credit: unsplash.com/Ryan

Apabila sel telur sudah dilepaskan, maka sel tersebut akan bergerak menuju tuba falopi. Selanjutnya, sel telur akan menetap di tuba falopi kurang lebih selama 24 jam. Tujuannya tidak lain untuk menunggu sel sperma membuahi.

Umumnya, proses kehamilan  ini akan terjadi, kurang lebih sekitar dua minggu setelah hari pertama menstruasi terakhir atau masa ini bisa disebut juga dengan masa subur.

Namun telur tersebut dapat bertahan hanya sekitar 12 hingga 24 jam, sedangkan sperma dapat bertahan kurang lebih sekitar 72 jam pada saluran reproduksi wanita. Maka dari itu, bisa disimpulkan jika masa subur wanita hanya 4 hari, tepatnya hari ke 12-16 jika dihitung dari hari pertama terjadinya menstruasi.

4. Saat Sel Telur Tidak Dibuahi

Ilustrasi ibu hamil
Ilustrasi ibu hamil. (Gambar oleh Regina Petkovic dari Pixabay)

Apabila tidak terdapat sel sperma yang masuk dan membuahi sel telur, tentu tidak akan terjadi proses kehamilan. Di mana kemudian sel telur akan bergerak menuju rahim (uterus) dan hancur. Selanjutnya, kadar hormon yang dihasilkan oleh korpus luteum tersebut akan kembali normal dan lapisan rahim yang menebal selanjutnya akan jadi luruh. Proses inilah yang akrab disebut dengan haid atau menstruasi.

5. Jika Sel Telur Dibuahi (Fertilisasi)

[Fimela] ilustrasi ibu hamil
ilustrasi ibu hamil | pexels.com/@freestocks

Apabila terdapat salah satu sel sperma yang ternyata masuk ke tuba fallopi, kemudian bertemu sel telur yang telah menanti, inilah proses kehamilan yang disebut fertilisasi atau pembuahan. Bisa dibilang juga, apabila proses kehamilan benar-benar dimulai dari tahap ini.

Sebabnya, sel telur akan mengubah dirinya hingga tidak ada sperma lain dapat masuk untuk membuahi. Saat terjadinya pembuahan, maka gen bayi bahkan jenis kelaminnya akan ditentukan pada saat itu juga. Apabila jenis sel sperma yang membuahi memiliki kromosom Y, maka akan jadi anak berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan jika sel sperma yang membuahi memiliki kromosom X, maka akan menjadi anak berjenis kelamin perempuan.

6. Penempelan di Dinding Rahim (Implantasi)

Pengaruh Proses Kehamilan
Ilustrasi Kehamilan Credit: pexels.com/Leah

Proses kehamilan selanjutnya, saat telur sudah dibuahi atau dikenal dengan zigot, akan tetap berada di dalam tuba fallopi selama kurang lebih tiga hingga empat hari. Namun, dalam kurung waktu 24 jam setelah dibuahi, zigot tersebut akan membelah diri sangat cepat dan jadi sel yang berjumlah banyak.

Embrio tersebut akan terus membelah saat bergerak perlahan-lahan lewat tuba falopi menuju rahim. Kemudian, jika sudah sampai di rahim embrio tersebut akan menempel kemudian tertanam di dalam dinding rahim yang sudah menebal. Proses kehamilan inilah yang disebut dengan implantasi.

Pada beberapa wanita, bisa mengalami spotting atau sedikit bercak pendarahan selama satu hingga dua hari di antara waktu implantasi. Sebab, lapisan rahim semakin tebal dan leher rahim disegel oleh plug lendir hingga bayi yang dikandung lahir.

Pada minggu-minggu pertama, hormon dengan sebutan human chorionic gonadotropin (hCG) bisa ditemukan di dalam darah. Adanya hormon tersebut bisa dibuat oleh sel-sel di mana akhirnya berubah menjadi plasenta. Hormon beta-hCG tersebut yang akan terdeteksi saat menggunakan alat tes kehamilan atau test pack.

Tanda-Tanda Kehamilan

Hamil muda
ilustrasi/copyright pixabay.com/Marcellabtait

Setelah memahami apa saja proses kehamilan tahap demi tahap, berikut beberapa tanda kehamilan yang perlu diketahui:

1. Mentruasi terlambat atau tidak mentruasi (amenorea), di mana umum dialami wanita dengan riwayat menstruasi normal.

2. Timbul rasa mual dan muntal yang biasa terjadi pada pagi hari.

3. Kesulitan untuk buang air besar, penyebabnya karena tonus traktus digestivus yang berkurang karena hormon steroid (progesteron).

4. Payudara jadi peka. Selain itu akan terasa berat, penuh, perih, dan berdenyut.

5. Intensitas buang air kecil meningkat, dikarenakan uterus yang mulai membesar hingga menekan kandung kemih, dan akan timbul lagi pada saat janin mulai masuk rongga panggul saat memasuki trisemester akhir (8-9 bln).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya