Niat Puasa Ramadan, Syarat Wajib, dan Hal yang Membatalkannya

Puasa tidak dianggap sah tanpa adanya niat.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 12 Apr 2021, 12:15 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2021, 12:15 WIB
Niat dan Sholat Malam
Ilustrasi Berdoa Credit: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta Niat puasa Ramadan merupakan salah satu rukun puasa. Sama seperti ibadah lainnya, puasa tidak dianggap sah tanpa adanya niat. Niat puasa Ramadan berbeda dengan niat puasa sunnah Senin-Kamis, dan lain sebagainya.

Niat puasa Ramadan harus diucapkan sebelum berpuasa dan harus diperbarui setiap hari. Niat puasa Ramadan ada beberapa pendapat tentang waktu mengucapkannya. Ada yang berpendapat bahwa niat puasa Ramadan boleh hanya diucapkan 1 kali ketika awal puasa atau puasa hari pertama. Ada pula yang berpendapat bahwa niat puasa Ramadan diucapkan setiap hari.

Namun kedua pendapat tersebut memiliki persamaan pada waktu pembacaanya. Yaitu saat malam hari atau sebelum fajar terbit. Berikut niat puasa Ramadan, syarat wajib, dan hal yang membatalkan, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (12/4/2021).

Kewajiban puasa Ramadan

Ilustrasi Ramadan
Ilustrasi Ramadan (Photo by Ahmed Aqtai from Pexels)

Puasa Ramadan wajib dilakukan oleh orang yang beragama Islam, sudah berakal atau baligh, sehat, bukan musafir atau orang yang sedang dalam perjalanan atau jalan jauh, kemudian wanita yang suci dari haid dan juga nifas. Puasa di bulan Ramadan dilaksanakan satu bulan penuh, sekitar 29 hari sampai 30 hari.

Kewajiban berpuasa Ramadan tertuang pada Al-Qur'an dan hadis. Berikut adalah dalil diwajibkannya puasa bagi umat Islam:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183)

Kewajiban berpuasa di bulan Ramadan juga diperkuat dengan sabda Nabi Muhammad SAW dalam hadisnya.

قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

"Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan kebaikannya berarti ia telah benar-benar terhalang atau terjauhkan (dari kebaikan)." (HR. Ahmad).

Kewajiban membaca niat puasa Ramadan

Obor Ramadan
Ilustrasi Obor Ramadan. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Niat puasa merupakan penjelas dari sifat wajib puasa Ramadan. Niat puasa Ramadan termasuk dalam rukun wajib puasa Ramadan. Niat puasa menjadi pembeda bagi seorang muslim apakah ia hanya sekadar menahan lapar atau mencari rida Allah.

Keutamaan niat dalam beribadah tertuang dalam hadis yang berbunyi:

"Dari Umar, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: 'Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa yang dia diniatkan'.” (HR. Bukhari).

Niat puasa Ramadan

[Bintang] Ibadah
Ilustrasi Berdoa (Sumber Foto: Pixabay)

Berikut niat puasa Ramadan yang diucapkan setiap hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i fardhi syahri ramadhaana haadzihis sanati lillahi ta'aala

Artinya: Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadan tahun ini, karena Allah Ta'ala.

Syarat wajib puasa

Amalan Sunnah di Hari Arafah
Ilustrasi Berbuka Puasa Credit: pexels.com/pixabay

Beragama Islam

Syarat wajib dan sah berpuasa Ramadan yang pertama adalah beragama islam. Diwajibkan untuk umat muslim, maka ibadah puasa hanya dijalankan untuk penganut agama Islam saja.

Berakal Sehat

Syarat wajib dan sah selanjutnya adalah berakal sehat atau tidak gila. Selain harus beragama Islam, ibadah puasa juga harus dilaksanakan orang berakal. Yang artinya, ibadah puasa tidak sah apabila dilakukan orang dalam keadaan tidak sehat atau gila.

Baligh

Syarat wajib dan sah ibadah puasa ramadan adalah Baligh. Baligh berarti orang yang menjalankan ibadah puasa harus sudah cukup umur. Cukup umur disini artinya, seseorang yang menjalankan puasa sudah mengalami tanda-tanda pubertas.

Mampu

Mampu berarti, orang yang menjalankan ibadah puasa harus sehat jasmani dan rohani. Tidak sakit dan tidak melakukan perjalanan jauh atau musafir. Apabila umat muslim tengah sakit atau melakukan perjalanan jauh, maka keduanya diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Namun, umat muslim diwajibkan mengganti di lain waktu, sebelum bulan Ramadan kembali datang.

Suci dari Haid dan Nifas

Syarat yang satu ini berlaku bagi wanita. Ini menjadi syarat wajib dan sah berpuasa. Wanita yang sedang haid atau nifas boleh tidak berpuasa, namun wajib menggantinya di hari setelah bulan Ramadan.

Mengetahui Awal Ramadan

Syarat lain dalam berpuasa adalah mengetahui awal bulan Ramadan. Caranya dengan melihat hilal secara langsung dan melalui saksi yang dapat dipercaya. Namun, bila tidak dapat dilihat maka bisa menentukan awal bulan suci Ramadan dengan menghitung bulan Syaban menjadi 30 hari.

Hal-hal yang membatalkan puasa

Keutamaan Ibadah Puasa Rajab
Ilustrasi Masjid Credit: unsplash.com/Mala

Niat puasa Ramadan bisa batal karena sejumlah hal. Hal yang membatalkan puasa artinya perbuatan yang merusak nilai pahala puasa. Puasa Ramadan yang dilakukan bahkan tidak sah dan tidak akan mendapatkan pahala sedikit pun. Berikut hal yang membatalkan puasa:

Makan dan minum dengan sengaja

Makan dan minum dengan sengaja adalah hal yang membatalkan puasa. Tapi kalau makan dan minum dalam keadaan lupa atau tidak sengaja, puasanya tidak batal. Dengan syarat langsung berhenti makan dan minum begitu ingat, dengan begitu bisa melanjutkan puasa.

Bersetubuh di siang hari

Bersetubuh atau berhubungan suami istri di siang hari dalam keadaan puasa, maka batallah puasanya. Kalau puasanya adalah puasa Ramadan, maka wajib untuk mengganti puasa tersebut. Tapi kalau hubungan suami istri dilakukan pada malam hari (sudah berbuka) maka tidak akan merusak puasa.

Muntah dengan sengaja

Muntah yang sengaja di sini maksudnya dengan sadar dan sengaja mengeluarkan makanan atau minuman dari perut melalui mulut. Sedangkan kalau tidak sengaja muntah (sama sekali tak ada niatan untuk muntah), maka tidak membatalkan puasa.

Merokok

Merokok adalah salah satu hal yang membatalkan puasa. Walaupun tidak makan dan minum, merokok ini bisa membuatmu batal puasa. Asap rokok merupakan benda yang bisa masuk ke dalam lambung, kecuali mencium wangi-wangian.

Memasukkan benda ke bagian tubuh yang berlubang secara sengaja

Batal puasa jika memasukkan benda ke bagian tubuh yang berlubang secara sengaja. Bagian tubuh yang berlubang itu seperti hidung, kedua telinga, mulut, qubul dan dubur pria maupun wanita.

Haid/Nifas Haid

Perempuan yang mengalami haid saat Ramadan dapat menggantinya dengan puasa sejumlah hari haid di luar bulan puasa. Hal yang sama berlaku untuk nifas, ketika perempuan mengeluarkan darah akibat proses melahirkan.

Hilang akal karena gila atau epilepsi

Sudah jelas bahwa orang gila atau menderita epilepsi tidak diwajibkan untuk puasa Ramadan. Jika seseorang memiliki gangguan kejiwaan secara tiba-tiba, dan sedang berpuasa, maka puasanya batal.

Mengeluarkan air mani dengan sengaja

Pria yang mengeluarkan air mani dengan sengaja (ejakulasi), puasanya bisa batal dan wajib untuk mengganti (qadha) puasanya.

Murtad (keluar) dari Islam

Seseorang yang tadinya muslim lalu murtad atau keluar dari Islam secara sadar dan sengaja, maka puasanya batal.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya