Liputan6.com, Jakarta Macam-macam puisi terdiri dari yang lama dan baru. Untuk macam-macam puisi lama terikat oleh aturan lama seperti jumlah baris, jumlah bait, bunyi sajak atau rima, jumlah suku kata pada tiap baris, dan irama. Sementara macam-macam puisi baru tidak terikat oleh aturan tertentu.Â
Advertisement
Baca Juga
Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang mengedepankan emosional. Meski macam-macam puisi lama dan baru sudah memiliki aturan baku berbeda, keduanya sama-sama bertujuan mengungkap pesan yang samar atau tersirat dengan keindahan. Inilah mengapa puisi identik dengan diksi yang konotatif atau bukan sebenarnya.
Advertisement
Terlepas dari aturan yang berbeda, unsur pembangun macam-macam puisi lama dan baru sama. Ada unsur intrinsik puisi yang terdiri dari diksi, tema, amanat, sampai nada. Lalu ada unsur ektrinsik puisi seperti biografi, nilai, dan pengaruh masyarakat. Berikut Liputan6.com ulas macam-macam puisi dan penjelasannya dari berbagai sumber, Rabu (19/5/2021).
Macam-Macam Puisi Lama
1. Macam-Macam Puisi Lama yang Pantun
Pantun berasal dari bahasa Minangkabau patuntun yang berarti petuntun. Pantun adalah puisi lama yang tiap baitnya terdiri atas empat baris. Setiap barisnya terdiri atas 8–12 suku kata. Pantun bercirikan bersajak a-b-a-b. 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi.
2. Macam-Macam Puisi Lama yang Mantra
Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib. Penulisan mantra berbentuk bait dengan keberadaan rima yang tidak menentu. Mantra lebih mengutamakan irama dibandingkan rima. Biasanya kata-kata yang digunakan di dalam mantra adalah metafora dan dianggap memiliki kekuatan magis atau doa.
Penggunaan mantra merupakan bagian dari budaya Indonesia. Dalam masyarakat Melayu, mantra digunakan untuk keperluan adat dan kepercayaan mistis dan jarang digunakan sebagai karya sastra.
3. Macam-Macam Puisi Lama yang Seloka
Seloka adalah pantun berkait. Bait dalam seloka saling sambung-menyambung. Baris pertama dan ketiga pada bait kedua menggunakan isi yang sama dengan baris kedua dan keempat dari bait pertama. Pola ini digunakan secara terus-menerus pada bait berikutnya.
Seloka merupakan salah satu jenis puisi Melayu klasik yang berisikan pepatah atau perumpamaan. Pesan yang disampaikan di dalam seloka dapat berupa candaan, sindiran atau ejekan.
4. Macam-Macam Puisi Lama yang Gurindam
Gurindam adalah jenis puisi lama yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat. Gurindam memadukan antara sajak dan peribahasa. Baris pada gurindam disebut sebagai syarat dan akibat. Baris pertama membahas tentang persoalan, masalah atau perjanjian, sedangkan baris kedua memberitahukan jawaban atau penyelesaian dari bahasan pada baris pertama.
5. Macam-Macam Puisi Lama yang Talibun
Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris. Pada talibun, tiap bait dibagi menjadi sampiran dan isi. Pembagian baris sampiran dan baris isi ditentukan oleh jumlah baris keseluruhan yang kemudian dibagi menjadi dua.
6. Macam-Macam Puisi Lama yang Karmina
Karmina adalah pantun kilat. Karmina mirip seperti pantun tetapi lebih pendek. Karmina terdiri atas dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua merupakan isi. Karmina memiliki sajak lurus a-a. Pantun pendek ini disampaikan untuk menyindir secara langsung.
7. Macam-Macam Puisi Lama yang Syair
Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab. Syair termasuk salah satu puisi lama yang berasal dari Persia dan dibawa ke dalam sastra Indonesia bersama dengan masuknya ajaran Islam ke Indonesia. Ciri dari syair adalah tiap bait terdiri atas 4 baris, bersa-jak a-a-a-a. Syair berisi nasihat atau cerita.
Advertisement
Macam-Macam Puisi Baru
8. Macam-Macam Puisi Baru yang Balada
Balada adalah puisi berisi kisah atau cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait. Masing-masing terdiri dari 8 larik dengan skema rima a-b-a-bb-c-c-b. Skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya.
9. Macam-Macam Puisi Baru yang Himne
Himne adalah puisi berisi pujian untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan. Himne juga sering disebut dengan gita puja atau madah. Bagi umat Kristiani, himne adalah nyanyian yang dikarang khusus untuk digunakan bermadah atau bersembahyang.
10. Macam-Macam Puisi Baru yang Ode
Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gaya ode sangat resmi, bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, dan bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.
11. Macam-Macam Puisi Baru yang Epigram
Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan atau ajaran hidup. Epigram adalah sebuah pernyataan singkat, peminatan, kenangan dan terkadang pernyataan mengejutkan atau satir.
12. Macam-Macam Puisi Baru yang Romansa
Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Penulisan romansa menggunakan bahasa yang romantis. Cerita yang disampaikan di dalam roman berupa percintaan yang berhubungan dengan pertentangan dan petualangan kesatria. Dalam roman, kehidupan tokoh diceritakan secara lengkap dari masa kecil hinga akhir hayatnya.
13. Macam-Macam Puisi Baru yang Elegi
Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis kesedihan. Elegi biasanya mengandung ratapan dan ungkapan dukacita, khususnya pada peristiwa kematian. Objek yang digambarkan di dalam puisi elegi biasanya berupa pengalaman-pengalaman pahit atas peristiwa yang pernah dialami, atau dapat juga berupa penyesalan atau sesuatu yang pernah dilakukan di masa lalu.
14. Macam-Macam Puisi Baru yang Satire
Satire adalah puisi yang berisi sindiran atau kritik. Pesan yang ingin diungkapkan didalam satire ialah ketidakpuasan penyair terhadap suatu keadaan. Pengungkapan perasaan dilakukan dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan baru yang berkebalikan dengan keadaan yang sebenarnya.
Macam-Macam Puisi Baru
15. Macam-Macam Puisi Baru yang Soneta
Soneta adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris.
16. Macam-Macam Puisi Baru yang Distikon
Distikon adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris. Jenis puisi ini terdiri atas dua baris kalimat dalam setiap baitnya. Distikon bersajak a-a.
17. Macam-Macam Puisi Baru yang Terzina
Terzina adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris. Terzina setiap baitnya terdiri alas tiga buah kalimat. Terzina bersajak a-a-a, a-a-b, a-b-c atau a-b-b.
18. Macam-Macam Puisi Baru yang Kuatrain
Kuatrain adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris. Puisi ini setiap baitnya terdiri atas empat buah kalimat. Quatrain bersajak a-b-a-b, a-a-a-a atau a-a-b-b.
19. Macam-Macam Puisi Baru yang Kuint
Kuint adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris. Kuint setiap baitnya terdiri atas lima bariss. Quint bersajak a-a-a-a-a.
20. Macam-Macam Puisi Baru yang Sektet
Sektet adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris. Jenis puisi ini terdiri atas enam buah kalimat dalam setiap baitnya. Sektet mempunyai sajak yang tidak beraturan. Pengarang bebas menyatakan perasaannya tanpa menghiraukan persajakan atau rima bunyi.
21. Macam-Macam Puisi Baru yang Septime
Septime adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris. Septime setiap baitnya terdiri atas tujuh buah kalimat. Persajakan dalam septima tidak berurutan.
22. Macam-Macam Puisi Baru yang Stanza
Stanza adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris. Stanza terdiri atas delapan kalimat. Persajakan dalam stanza tidak berurutan.
Advertisement
Unsur dari Macam-Macam Puisi
Unsur Intrinsik Puisi Fisik
1. Diksi
Diksi adalah unsur-unsur puisi yang menekankan pada pemilihan kata yang digunakan oleh penyair dalam puisinya. Puisi adalah bentuk karya sastra yang padat dengan sedikit kata-kata sehingga diksi atau pemilihan kata menjadi sangat penting dan krusial bagi nilai estetika puisi.
2. Imaji
Imaji adalah unsur-unsur puisi yang melibatkan penggunaan indra manusia. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual) dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil).
3. Kata Konkret
Kata kongkret merupakan unsur-unsur puisi dengan kata yang memungkinkan terjadinya imaji. Kata konkret bersifat imajinatif sehingga memunculkan imaji, biasanya berhubungan dengan kata kiasan atau lambang.
4. Gaya Bahasa
Gaya bahasa atau majas adalah unsur-unsur puisi yang menekankan pada penggunaan bahasa yang bersifat seolah-olah menghidupkan dan menimbulkan makna konotasi dengan menggunakan bahasa figuratif.
5. Rima
Rima atau irama merupakan unsur-unsur puisi yang menonjol pada persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah atau pada akhir baris puisi. Sementara ritma adalah tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi.
6. Tipografi
Tipografi atau perwajahan adalah bentuk unsur-unsur puisi yang dipenuhi dengan kata, tepi kiri kanan dan tidak memiliki pengaturan baris. Biasanya pada baris puisi tidak selalu diawali huruf besar (kapital) serta tidak diakhiri dengan tanda titik.
Unsur Intrinsik Puisi Batin
1. Tema
Tema adalah unsur-unsur puisi yang paling utama, karena tema berkaitan erat dengan makna yang dihasilkan dari suatu puisi. Pada puisi, sebuah tema menjadi landasan dan garis besar dari isi puisi tersebut.
2. Rasa
Rasa atau feeling pada puisi merupakan unsur-unsur puisi yang membawa sikap penyair pada pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial, pengalaman, dan psikologi penyair.
3. Nada
Nada atau suasana pada puisi adalah bentuk unsur-unsur puisi yang membawa sikap penyair terhadap pembacanya. Nada berhubungan dengan tema dan rasa yang ditujukan penyair pada pembaca, bisa dengan nada menggurui, mendikte, nada sombong, nada tinggi atau seolah ingin bekerja sama dengan pembaca.
4. Amanat
Amanat atau tujuan merupakan unsur-unsur puisi yang berupa pesan di dalam sebuah puisi. Amanat dapat ditemukan dengan memaknai puisi tersebut secara langsung atau tidak langsung.
Unsur Ekstrinsik Puisi
1. Biografi
Maksud unsur biografi yaitu unsur-unsur puisi dengan latar belakang atau riwayat hidup dari penyair puisi. Tentunya pengalaman hidup dari penyair akan mempengaruhi karya puisi yang diciptakan.
2. Nilai
Dalam puisi selalu mengandung unsur-unsur puisi berupa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Unsur nilai pada puisi bisa berupa nilai-nilai di bidang ekonomi, politik, budaya, sosial, pendidikan dan lain-lain.
3. Masyarakat
Maksud unsur masyarakat adalah unsur-unsur puisi yang berkaitan dengan kondisi dan situasi sosial saat puisi ini dibuat. Unsur masyarakat bisa berupa keadaan lingkungan sekitar hingga situasi politik suatu negara yang bersangkutan.
Ciri-Ciri Puisi Lama dan Baru
Ciri-Ciri Puisi Lama
1. Puisi lama memiliki ciri-ciri puisi yang biasanya berisi puisi rakyat dan tidak ada nama pengarangnya.
2. Masih terikat aturan seperti jumlah baris setiap bait, sajak, serta jumlah suku kata pada setiap baris.
3. Biasanya disampaikan dari mulut ke mulut atau disebut sastra lisan.
4. Menggunakan majas tetap dan klise.
5. Berisi cerita kerajaan, fantastis, serta istanasentris.
Ciri-Ciri Puisi Baru
1. Nama pengarang jelas.
2. Secara lisan maupun tertulis.
3. Tidak terikat aturan rima, jumlah baris, dan suku kata.
4. Mempunyai bentuk yang rapi dan simetris.
5. Persajakan akhir yang teratur.
6. Majas dinamis dan berubah-ubah.
7. Berisi tentang sebuah kehidupan.
8. Memakai pola sajak pantun dan syair meskipun dengan pola yang lain.
9. Umumnya puisi 4 seuntai.
10. Di setiap baris atasnya sebuah gatra atau kesatuan sintaksis.
11. Di setiap gatra terdiri dua kata, pada umumnya 4 sampai 5 suku kata.
Advertisement
Contoh Macam-Macam Puisi Lama dan Baru
Contoh Puisi Lama
1. Mantra
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
2. Pantun
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati
3. Karmina
Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
4. Seloka
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
5. Gurindam
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
6. Syair
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
7. Talibun
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
Contoh Puisi Baru
1. Romansa
Lagu Gadis Itali (Karya: Sitor Situmorang)
-
Buat Silviana Maccari
Kerling danau di pagi hari
Lonceng Gereja bukit Itali
Jika musimmu tiba nanti
Jemputlah abang di teluk Napoli
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
-
Sedari abang lalu pergi
Adik rindu setiap hari
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
Andai abang tak kembali
Adik menunggu sampai mati
Bukit tandus di kebun anggur
Pasir teduh di bawah nyiur
Abang lenyap hatiku hancur
Mengejar bayang di salju gugur
2. Eligi
Aku (Karya: Sam Haidy)
-
Aku adalah dongeng sebelum tidur
yang setia mendaur diri
meski selalu terpenggal
oleh gilotin matamu.
Aku adalah kisah tak tuntas
yang berulang kali kau tebas
hanya untuk kembali
bertunas dan bertunas lagi
3. Epigram
Sajak Kepada Kawan (Karya Chairil Anwar)
-
Sebelum ajal mendekat dan mengkhianat,
mencengkam dari belakang ‘tika kita tidak melihat,
selama masih menggelombang dalam dada darah serta rasa,
belum bertugas kecewa dan gentar belum ada,
tidak lupa tiba-tiba bisa malam membenam,
layar merah berkibar hilang dalam kelam,
kawan, mari kita putuskan kini di sini:
Ajal yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri!
-
Jadi
Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan,
Tembus jelajah dunia ini dan balikkan
Peluk kucup perempuan, tinggalkan kalau merayu,
Pilih kuda yang paling liar, pacu laju,
Jangan tambatkan pada siang dan malam
-
Dan
Hancurkan lagi apa yang kau perbuat,
Hilang sonder pusaka, sonder kerabat.
Tidak minta ampun atas segala dosa,
Tidak memberi pamit pada siapa saja!
-
Jadi
Mari kita putuskan sekali lagi:
Ajal yang menarik kita, ‘kan merasa angkasa sepi,
Sekali lagi kawan, sebaris lagi:
Tikamkan pedangmu hingga ke hulu
Pada siapa yang mengairi kemurnian madu!