Unsur Intrinsik Cerpen dan Ekstrinsik, Lengkap Contoh dan Penjelasannya

Unsur intrinsik cerpen dan ekstrinsik adalah pembangun seluruh bagian cerita pendek, bisa selesai dibaca dalam sekali duduk selama 20 menit sampai satu jam.

oleh Laudia Tysara diperbarui 20 Mei 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2021, 10:00 WIB
Cerita Fiksi
Ilustrasi Membaca Cerita. Credit: unsplash.com/Thought

Liputan6.com, Jakarta Unsur intrinsik cerpen penting untuk membangun kisah karena asalnya dari dalam cerita itu sendiri. Ada tema, alur, tokoh, penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Akan tetapi, sebuah cerpen juga memerlukan unsur ektrinsik sebagai pelengkapnya. 

Unsur ekstrinsik cerpen berasal dari luar pembuatan cerita seperti latar belakang penulis, kondisi saat cerita itu ditulis, sampai psikologi penulis dan pembaca cerpen. Unsur intrinsik cerpen dan ekstrinsik harus bisa diseimbangkan oleh pengarang agar cerita pendek yang dibuat bisa padat, jelas, dan menarik.

Cerpen adalah karya fiksi singkat yang biasanya ditulis dalam bentuk prosa. Pembangun seluruh bagian cerita pendek adalah unsur intrinsik cerpen dan ekstrinsiknya. Tanpa mempertimbangkan kedua unsur pembangun tersebut, cerita pendek akan mustahil dibaca dalam sekali duduk, 20 menit sampai satu jam dengan panjang cerita seribu hingga 10 ribu kata.

Berikut Liputan6.com ulas unsur intrinsik cerpen dan ekstrinsik yang lengkap penjelasannya dari berbagai sumber, Kamis (20/5/2021).

Mengenal Cerpen

Cerpen adalah kependekan dari cerita pendek. Cerita pendek adalah karya fiksi singkat, biasanya ditulis dalam bentuk prosa. Isi dari cerpen biasanya padat dan langsung kepada inti cerita.

Anekdot, fabel, dongeng, dan perumpamaan adalah contoh tradisi mendongeng lisan yang membantu terbentuknya cerita pendek. Cerpen menggunakan plot, resonansi, dan komponen dinamis lainnya seperti dalam novel, tetapi biasanya pada tingkat yang lebih rendah.

Sebuah cerpen adalah sebuah karya fiksi prosa yang bisa dibaca dalam sekali duduk, biasanya antara 20 menit sampai satu jam. Tidak ada panjang maksimum dari cerpen, tetapi rata-rata panjang cerita pendek adalah seribu hingga 10 ribu kata.

Ada juga yang menyebutkan cerpen adalah karya yang memiliki panjang 1.600 sampai 20 ribu kata. Meskipun penulis dan kritikus memperdebatkan panjang cerita pendek sepanjang sejarah sastra, sebagian besar setuju dengan minimal 1.600 dan maksimal 20.000 kata.

Karya fiksi yang lebih pendek dari 1.000 kata dianggap sebagai fiksi kilat. Sementara karya yang lebih panjang dari 10 ribu kata biasanya disebut novela.

Unsur Intrinsik Cerpen

Contoh Teks Deskripsi
Ilustrasi Membaca Buku. Credit: pexels.com/Melanie

Unsur intrinsik cerpen tak lain merupakan unsur atau komponen yang berasal dari dalam karya tersebut. Pada dasarnya, unsur intrinsik cerpen dapat diamati dengan membaca karya sastra pendek tersebut secara langsung. Berikut unsur intrinsik cerpen:

1. Tema

Tema adalah unsur intrinsik cerpen yang menjadi dasar cerita. Unsur intrinsik cerpen tema sering disamakan dengan ide atau tujuan utama cerita. Tema merupakan unsur intrinsik cerpen yang menjadi sebuah ruh atau nyawa yang ada di dalam karya prosa seperti novel.

Tema bisa disebut ide utama dalam membuat cerita, karena tema adalah penentu latar belakang dari cerita tersebut. Tema dalam unsur intrinsik cerpen berisikan gambaran luas tentang kisah yang akan diangkat sebagai cerita dalam cerpen sehingga sangat penting memikirkan tema sebelum menulis cerpen.

Biasanya, tema dari unsur intrinsik cerpen ini kelihatan jelas dalam cerita, tetapi bukan lewat ungkapan langsung. Untuk menentukan tema dari sebuah cerpen, kamu perlu membaca dari awal sampai akhir dulu.

2. Alur

Unsur intrinsik cerpen yang kedua adalah alur atau plot. Alur dalam cerpen adalah jalan cerita. Cerpen harus memiliki jalan cerita yang jelas dengan menyesuaikan unsur intrinsik cerpen alur.

Alur sebagai unsur intrinsik cerpen biasanya memiliki beberapa tahapan mulai dari perkenalan, penanjakan, klimaks, anti klimaks dan penyelesaian.

Alur unsur intrinsik cerpen dibagi menjadi tiga, yaitu:

- Alur maju dari unsur intrinsik cerpen adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak ke depan terus.

- Alur mundur dari unsur intrinsik cerpen adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak mundur (flashback).

- Alur campuran dari unsur intrinsik cerpen adalah campuran antara alur maju dan alur mundur.

Penulis bisa menceritakan tentang konflik terlebih dahulu, kemudian menceritakan tentang awal konflik terjadi, dan pengenalan tokoh. Ada juga alur maju-mundur dari unsur intrinsik cerpen yang merupakan kombinasi dari kedua alur ini.

3. Tokoh

Tokoh merupakan unsur intrinsik cerpen yang sangat penting. Unsur intrinsik cerpen seperti tokoh adalah meliputi orang atau karakter yang ditampilkan dalam cerita.

Oleh pembaca, tokoh sebagai unsur intrinsik cerpen ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dari tindakan yang diceritakan.

Tokoh dalam unsur intrinsik cerpen dibagi menjadi tiga karakter, yaitu:

- Tokoh protagonis dari unsur intrinsik cerpen adalah tokoh utama pada cerita.

- Tokoh antagonis dari unsur intrinsik cerpen adalah tokoh penentang atau lawan dari tokoh utama.

- Tokoh tritagonis dari unsur intrinsik cerpen adalah penengah dari tokoh utama dan tokoh lawan.

- Tokoh figuran dari unsur intrinsik cerpen adalah tokoh dalam cerpen yang menjadi tokoh pembantu dan memberi warna pada cerita.

4. Penokohan

Istilah penokohan lebih luas dari pada tokoh dan perwatakan. Penokohan dalam unsur intrinsik cerpen mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca.

Penokohan dalam unsur intrinsik cerpen merupakan penentuan watak atau karakter dari tokoh tersebut. Unsur intrinsik cerpen ini bisa digambarkan dalam sebuah ucapan, pemikiran dan pandangan saat menyelesaikan suatu masalah. Begitu juga melalui penjelasan narasi atau penggambaran fisik tokoh tersebut.

Unsur Instrinsik Cerpen Lainnya

Pengertian Ambigu
Ilustrasi Membaca Buku. Credit: pexels.com/Piho

5. Latar

Unsur intrinsik cerpen selanjutnya adalah latar. Unsur ini mengacu pada latur waktu, suasana, dan tempat terjadinya cerita. Latar dalam unsur intrinsik cerpen bisa membuat pembaca cerpen lebih paham tentang kapan, dimana dan sedang apa tokoh yang diceritakan.

Setting merupakan unsur intrinsik cerpen berupa gambaran tentang peristiwa-peristiwa yang ada di dalam cerita. Latar termasuk unsur intrinsik cerpen sebagai pembangun cerita yang vital.

Latar atau setting disebut unsur intrinsik cerpen sebagai landas tumpu, mengarah pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.

Keberadaan unsur intrinsik cerpen latar sangat penting untuk membangun suasana dalam cerita. Latar dalam unsur intrinsik cerpen dibagi menjadi beberapa macam, seperti waktu, tempat, sosial budaya, keadaan lingkungan, dan suasana.

6. Sudut Pandang

Unsur intrinsik cerpen yang tak kalah penting adalah sudut pandang. Sudut pandang adalah arah pandang dari unsur intrinsik cerpen seorang penulis dalam menyampaikan sebuah cerita.

Sudut pandang menjadi cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.

Sudut pandang sebagai unsur intrinsik cerpen memiliki beberapa macam jenis seperti sudut pandang orang pertama, kedua, atau ketiga. Ada juga sudut pandang dari penulis yang berasal dari sudut pandang orang yang berada di luar cerita.

7. Gaya Bahasa

Gaya bahasa dalam unsur intrinsik cerpen menjadi ciri khas dari penulis saat menuliskan cerita. Gaya bahasa ini bisa dibedakan dari penggunaan majas, diksi, dan pemilihan kalimat yang tepat di dalam cerpennya.

Ada penulis yang menggunakan unsur intrinsik cerpen berupa gaya bahasa baku dan ada yang menggunakan gaya bahasa santai. Setiap penulis cerpen tentu memiliki gaya bahasa yang berbeda-beda. Hal inilah yang membedakan satu penulis dengan yang lainnya.

8. Amanat

Amanat adalah unsur intrinsik cerpen berupa pesan moral yang ditulis oleh penulis cerita. Amanat bisa dipetik oleh pembacanya, setelah membaca karya tersebut.

Amanat atau pesan moral sebagai unsur intrinsik cerpen biasanya tidak ditulis secara langsung, melainkan tersirat. Namun, amanat dalam cerpen juga bisa ditulis langsung oleh penulis atau secara tersurat. Pembaca yang menyimpulkan sendiri apa pesan yang bisa diambil dari cerpen tersebut.

Unsur Ekstrinsik Cerpen

Melatih Kemampuan Otak
Ilustrasi Membaca Buku. Credit: pexels.com/Melanie

Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung memengaruhi struktur dari cerpen. Unsur ekstrinsik cerpen meliputi:

1. Latar Belakang Penulis

Latar belakang penulis merupakan unsur ekstrinsik cerpen yang mendorong pengarang untuk menuliskan cerita. Beberapa di antaranya yaitu pengalaman hingga kondisi psikologis dirinya sendiri.

2. Latar Belakang Masyarakat

Unsur ekstrinsik cerpen berikutnya adalah latar belakang masyarakat. Hal ini tak lain merupakan suatu kondisi tertentu di sekitar yang mampu mempengaruhi penulis di dalam mengarang cerpen. Beberapa di antaranya yakni seperti kondisi sosial, politik, ideologi negara, hingga ekonomi.

3. Nilai dalam Cerpen

Sementara itu, nilai pun termasuk unsur ekstrinsik cerpen. Hal tersebut biasanya dapat ditemui di dalam cerpen seperti nilai moral, nilai sosial, hingga nilai budaya.

4. Situasi Sosial Ketika Cerpen Dibuat

5. Sikap Pengarang

6. Psikologi Pengarang dan Pembaca

7. Keadaan Lingkungan Pengarang

Ciri-Ciri Cerpen

Ciri Teks Biografi
Ilustrasi Membaca Buku. Credit: pexels.com/Proverbs

1. Alur Sederhana

Cerita pendek tidak memiliki alur cerita yang rumit. Kejadian, alur dan penempatan cerita umumnya hanya satu. Cerita pendek modern hanya sedikit mengandung alur. Plot tunggal yang mudah diisi adalah salah satu ciri khas cerita pendek dan membantu membentuk karakteristik lainnya.

2. Penokohan Terbatas

Cerpen juga biasanya hanya memiliki jumlah tokoh yang terbatas serta waktu penceritaan yang singkat.

3. Setting Padat dan Jelas

Paragraf pembuka cerita pendek harus dengan cepat menggambarkan latar cerita. Pembaca harus tahu kapan dan di mana cerita itu berlangsung.

4. Bagian Akhir

Bagian akhir dari cerita pendek merupakan penyelesaian dari permasalahan-permasalahan yang telah terjadi di dalam cerita serta penyampaian pesan moral.

5. Panjang Cerita

Seperti dijelaskan sebelumnya, panjang cerpen tidak lebih dari 10 kata. Cerpen dapat dibaca dengan sekali duduk.

6. Gaya Bahasa Sederhana

Pada cerpen, diksi dan gaya bahasa yang digunakan tidak terlalu rumit. Ini membuat cerpen lebih mudah dan cepat dipahami pembaca.

7. Pesan Moral

Di akhir cerpen, biasanya akan ditemukan pesan moral yang terkandung. Pesan moral ini bisa berupa pesan tersurat maupun tersirat.

8. Subjek

Cerita pendek biasanya berfokus pada satu subjek atau tema. Subjek atau tema bisa berkisar dari sesuatu yang biasa-biasa saja seperti tugas sehari-hari atau yang mendebarkan seperti dongeng hantu.

Contoh Cerpen

Struktur Teks Biografi
Ilustrasi Membaca Buku. Credit: pexels.com/Hanna

Kisah Arti Mimpi

Pada saat bangun pagi seorang wanita berkata pada suaminya, "Tadi malam Aku bermimpi engkau memberi aku sebuah kalung berlian di hari Valentine ini. Bagaimana pendapatmu mengenai mimpiku itu?"

"Engkau akan segera mengetahuinya malam ini juga, Sayang," jawab suaminya. Malam itu si suami memberikan kepada isterinya sebungkus kado.

Dengan hati berdebar-debar penuh kebahagiaan sang istri membuka kado itu perlahan-lahan dan isi kado itu adalah sebuah buku yang berjudul, "Arti-arti Mimpi".

Tarawih

Idin : “Mau kemana kamu, Din?”

Udin : “Tarawih lah biar dapat pahala, emang elu.”

Idin : “Alah bilang aja lu mau nyolong sandal.”

Udin : “Kalau ngomong mulutnya dijaga yah, untung bulan Ramadhan. Kalau nggak, udah gua gambar lu din.”

Idin : “Ya maaf, Din. Lah terus kenapa itu sandal nggak lu pakai tapi malah ditenteng?”

Udin : “Ya ini mau gua tuker soalnya yang kemarin kekecilan. Hehehe.”

Iidn : “Wooo dasar lu Din Din!”

Kisah Brewok Bapak

Selama beberapa tahun terakhir ini Pak Iwan membiarkan wajahnya ditumbuhi janggut, kumis dan cambang yang lebat. Pada suatu hari, semua itu dicukurnya habis.

Sepulangnya dari tukang pangkas, dia melihat puteranya sedang bermain di depan rumah. Dia ingin tahu, apakah putranya masih mengenalnya dalam keadaan klimis seperti itu. Karena itu, dia bertanya pada puteranya, di mana rumah Pak Iwan.

Dengan ketakutan, anaknya berlari masuk ke dalam rumah, "Bu, Bapak telah mencukur brewoknya, dan kini jadi lupa di mana rumah kita!"

Foto di Dompet

Ada seorang suami yang di dalam dompetnya terdapat foto istrinya. Saat teman-temannya melihat, ia dipuji sebagai suami yang sangat baik.

Lalu, satu di antara temannya bertanya apa fungsinya membawa foto sang istri. Dia menjawab: "kalau aku punya permasalahan di kantor, aku selalu memandang foto itu, dan permasalahan yang dihadapi hilang begitu saja".

"Wah alangkah berbahagianya kamu mempunyai istri seperti itu, bagaimana bisa begitu?" tanya teman-temannya.

Sang suami menjawab kembali: "Ya, kalau saya melihat foto istri saya, semua permasalahan apa pun di kantor, menjadi tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan permasalahan dengan dia!"

Anak SD Mau ke Surga

Suatu ketika, sejumlah murid salah satu kelas di SD sedang menjalani pelajaran agama. Dengan penuh semangat, seorang guru bernama Udin sedang memberikan pelajaran yang membahas mengenai surga. Usai memberikan penjelasan mengenai surga, sang guru lantas memberikan pertanyaan kepada seluruh muridnya. Berikut percakapannya:

"anak-anak, siapa yang mau masuk surga?" tanya Udin.

"Saya pak, saya," teriak seluruh murid.

Dari seluruh anak yang mengajukan diri, rupanya ada satu murid bernama Ucok tidak ikut berteriak. Hal itu membuat sang guru kembali bertanya.

"Yang mau masuk surga tunjukkan tangannya," tanya Udin lagi.

"Sayaa," teriak para murid berlomba-lomba mengangkat tangannya.

Lagi-lagi, Ucok tetap diam tak bergeming. Demi memacu semangat muridnya, dia pun kembali bertanya.

"Yang mau masuk surga ayo berdiri."

Mendengar itu, seluruh murid berdiri, kecuali Ucok yang tetap diam dan malah disibukkan dengan bukunya sendiri.

Merasa ada murid yang tak bersemangat, Udin pun menghampiri Ucok dan bertanya, "Cok, kamu mau masuk surga enggak?"

"Mau dong pak!" jawab Ucok.

"Terus kenapa kamu enggak berdiri?" lanjur Udin penasaran.

"Lha, memangnya mau berangkat sekarang pak?"

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya