Liputan6.com, Jakarta Penyebab biduran sering kambuh berkaitan dengan aktivitas sehari-hari, alergen yang dihadapi, makanan yang dikonsumsi, sampai masalah kesehatan yang sedang dialami. Biduran adalah masalah kulit yang menyebabkan munculnya ruam bentol berwarna merah di satu bagian tubuh dan kemudian menyebar. Ukuran bentol penyakit urtikaria ini berbeda-beda.
Baca Juga
Advertisement
Memahami penyebab biduran sering kambuh penting karena penyakit kulit ini bisa mengganggu aktivitas keseharian penderitanya. Gejala yang biasanya dialami penderita biduran sering kambuh adalah kulit yang terasa sangat gatal sampai perih. Kondisi biduran bisa terjadi dalam waktu yang singkat tetapi berulang dan baru bisa hilang dalam hitungan hari, minggu, bulan, bahkan tahun.
Penyebab biduran sering kambuh terdiri dari dua macam, yakni biduran akut dan kronis. Biduran akut biasanya akan sembuh kurang dari enam minggu, wanita dan anak-anak yang punya riwayat alergi berisiko mengalaminya. Sementara biduran kronis bisa bertahan lebih dari enam minggu, bisa sampai hitungan bulan dan tahun. Biduran kronis adalah penyebab biduran sering kambuh paling utama.
Biduran kronis biasanya menyertai penderita yang memiliki masalah kesehatan terkait sistem kekebalan tubuh lemah. Berikut Liputan6.com ulas penyebab biduran sering kambuh dan cara tepat mengobatinya dari berbagai sumber, Minggu (6/6/2021).
Penyebab Biduran Sering Kambuh
Keringat Setelah Olahraga
Bagi beberapa orang, keringat setelah olahraga dapat menjadi salah satu penyebab biduran sering kambuh. Saat berkeringat, tubuh memproduksi asetilkolin, yaitu bahan kimia yang menghambat pemecahan sel. Asetilkolin ini dapat mengganggu perkembangan sel-sel kulit sehingga kulit menjadi iritasi dan memicu ruam seperti penyebab biduran sering kambuh.
Alergi Debu
Masih terkait alergi, salah satu penyebab kaligata atau biduran yang mungkin jarang disadari adalah alergi debu. Alergi terhadap tungau debu rumah bisa menjadi penyebab biduran sering kambuh. Tumpukan debu yang terkumpul di sudut-sudut rumah menyediakan tempat tinggal yang nyaman bagi tungau. Tungau juga hidup dari sel-sel kulit mati yang kamu lepaskan setiap hari, maka dari itu, salah satu area favorit mereka adalah kasur, spreai, sela-sela jahitan pinggir kasur, bantal, bahkan di koleksi boneka anak.
Stres
Penelitian menunjukkan bahwa stres merupakan biang keladi dari berbagai penyakit fisik dan mental, termasuk menjadi penyebab kaligata atau biduran ini. Stres berlebihan dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun sehingga lebih rentan terkena masalah kulit yaitu biduran, bahkan penyebab biduran sering kambuh.
Stres dan amarah dapat membuat tubuh melepaskan histamin. Akibatnya, tubuh memberikan respon peradangan dengan memunculkan bentol merah seperti biduran. Dokter mungkin akan menyarankan resep antihistamin untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan.
Selain itu, bila kemungkinan disebabkan oleh kondisi stres, maka kendalikan stres dengan beberapa cara seperti berolahraga, latihan pernapasan, atau meditasi.
Obat-Obatan
Tidak hanya makanan yang mengandung alergen, melainkan obat-obatan merupakan penyebab biduran sering kambuh. Terutama obat yang mengandung antibiotik, anti-inflamasi nonsteroid, krim kortikosteroid, insulin, vaksin, obat untuk hipertensi dan obat untuk kemoterapi. Obat-obat tersebut dapat memicu munculnya zat histamin dan menimbulkan reaksi alergi berupa batuk dan mata berair, juga menjadi penyebab penyakit biduran.
Gigitan Serangga
Gigitan serangga tertentu dapat menyebabkan reaksi alergi dan menyebabkan penyakit biduran, lho. Kita harus mewaspadai beberapa jenis serangga, seperti kutu, nyamuk, dan tangau. Apabila gigitan serangga ini tidak diatasi dengan baik, dapat menyebabkan biduran kronis dan penyebab biduran sering kambuh.
Advertisement
Penyebab Biduran Sering Kambuh
Keberadaan Parasit dalam Tubuh
Di dalam tubuh manusia, terdapat banyak organisme kecil yang ikut tumbuh dan berkembang. Keberadaannya inilah yang bisa menjadi penyebab biduran sering kambuh. Seperti bakteri baik, cacing untuk membantu pencernaan hingga bakteri dan cacing yang bisa berubah menjadi parasit. Misalnya saja, cacing pita, cacing kremi dan trichinella yang dapat menginfeksi organ pencernaan. Biasanya, keberadaan parasit ini akan menimbulkan reaksi alergi dan jadi penyebab penyakit biduran.
Sedang Flu
Tidak semua orang yang mengidap flu akan terserang penyakit biduran, hanya sebagian dari mereka saja. Infeksi yang terjadi pada orang flu dapat menyebabkan kekebalan dan sistem imun tubuh menurun. Inilah yang memicu zat histamin muncul dan menyebabkan reaksi alergi, dari batuk biasa, pusing hingga muncul bentol seperti biduran atau penyebab biduran sering kambuh.
Mengidap Hepatitis A
Ada kondisi di mana penyakit biduran tidak boleh dianggap sepele. Terlebih ketika memiliki riwayat penyakit hepatitis. Penderita hepatitis, terutama hepatitis A umumnya akan mengalami perubahan warna di bagian tubuh tertentu, mengalami nyeri otot, hingga muncul biduran yang disertai rasa gatal. Penderita biduran yang disebabkan oleh hepatitis A, dikategorikan dalam jenis biduran akut dan bisa disembuhkan. Pada beberapa kondisi, masalah inilah yang menjadi penyebab biduran sering kambuh.
Mengidap Kanker
Selain hepatitis, kanker bisa jadi penyebab biduran sering kambuh. Hal ini disebabkan karena penderita kanker memiliki sistem imun yang lemah dan mudah terserang berbagai jenis penyakit. Belum lagi konsumsi obat-obatan kemoterapi, yang bisa juga meningkatkan risiko penyakit biduran.
Namun, tidak semua penderita kanker akan mengalami biduran. Penyakit biduran lebih banyak dikaitkan dengan kanker otak, sarkoma retroperitoneal, kanker vulva, kanker ginjal, kanker kandung kemih dan kanker yang berkaitan dengan sistem ekskresi.
Penyebab Biduran Sering Kambuh
Paparan Sinar Matahari
Reaksi alergi penyebab biduran sering kambuh bisa datang dari paparan sinar matahari langsung. Terlebih untuk kondisi kulit yang memiliki masalah dermatologis langka, seperti solar urtikaria. Penderita masalah kulit ini, umumnya lebih rentan terhadap penyebab biduran sering kambuh apabila terkena sinar matahari langsung. Selain kemunculan bentol kemerahan di kulit yang disertai rasa gatal, reaksi alergi paparan sinar matahari, juga akan disertai sakit kepala, mual hingga sesak napas.
Penyakit Tiroid
Menurut American Osteopathic College of Dermatology, 50 persen kasus urtikaria kronis disebabkan oleh penyakit autoimun, yaitu saat sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan tubuhnya sendiri. Penyakit tiroid merupakan salah satu penyakit autoimun yang paling sering dilaporkan oleh penderita biduran kronis, selanjutnya diikuti oleh keluhan rematik dan diabetes tipe 1. Inilah mengapa penderita tiroid akan mengalami penyebab biduran sering kambuh.
Alergi Makanan
Penyebab kaligata atau biduran bisa terjadi karena alergi makanan tertentu seperti telur, kerang, kacang tanah, atau buah beri. Bentol merah akibat biduran bisa langsung muncul sesaat setelah seseorang makan makanan pemicu alergi, namun ada juga yang memerlukan waktu beberapa jam sebelum muncul gejala. Selain itu, penyebab biduran sering kambuh bisa dipicu oleh beberapa bahan makanan tambahan, termasuk pewarna buatan dan pengawet.
Reaksi Suhu
Penyebab biduran sering kambuh adalah suhu dingin sampai angin kencang. Hal ini lebih berkaitan kepada kondisi kulit yang sangat sensitif dengan berbagai cuaca di luar ruangan. Selain dengan menghindari pemicu gatal, dokter mungkin akan meresepkan antihistamin untuk mengobati biduran akibat perubahan cuaca atau suhu. Bila begitu, kamu bisa menikmati musim panas maupun musim dingin tanpa khawatir akan terkena biduran yang berulang.
Air Mandi
Apa kamu pernah mengalami gatal hingga muncul bentol kemerahan di kulit setelah mandi? Ini bisa menjadi penyebab biduran sering kambuh, loh. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh kualitas air yang buruk dan suhu tubuh yang berlebihan. Untuk mencegahnya, kita bisa mengecek terlebih dahulu kualitas dan suhu air dengan mencoba mencelupkan telapak tangan ke permukaan air.
Advertisement
Diagnosis Biduran Sering Kambuh
Penyebab biduran dapat dipastikan setelah dokter melakukan pemeriksaan fisik dan mengumpulkan informasi seputar gejala-gejala yang dialami. Hal ini penting dilakukan agar penderita dapat menghindari penyebab di masa mendatang.
Pertanyaan yang akan diajukan dokter misalnya kapan dan bagaimana biduran terjadi serta jika terjadi sesuatu hal yang baru. Misalnya mengonsumsi makanan yang tidak pernah dimakan sebelumnya.
Apabila dokter mencurigai biduran sebagai reaksi alergen, maka ia akan melakukan tes darah dan tes cukit kulit. Keduanya diperlukan untuk mengetahui alergen. Namun, lebih dari setengah kasus biduran tidak diketahui penyebabnya.
Karena biduran kronis jarang disebabkan oleh reaksi alergi, maka tes alergi jarang dilakukan. Namun, Anda mungkin harus menjalani pemeriksaan di bawah ini untuk menentukan kondisi yang mendasari biduran kronis:
- Tes darah lengkap, untuk melihat apakah Anda menderita anemia atau tidak.
- Pengambilan sampel feses untuk mengetahui apakah terdapat infeksi di dalam usus.
- Tes fungsi organ hati dan tes fungsi tiroid.
- Penghitungan tingkat antibodi di dalam darah.
- Tes Laju Endap Darah (LED) untuk mengenali masalah dengan sistem kekebalan tubuh.
Cara Mengobati Biduran Sering Kambuh dengan Obat-Obatan
1. Antihistamin. Obat ini akan menghentikan gatal dan mengurangi bentol dengan menghambat histamin. Contoh obat ini adalah cetirizine. Sebaiknya wanita hamil tidak mengonsumsi obat ini karena efeknya tidak diketahui.
2. Kortikosteroid. Obat ini diberikan untuk menghambat kinerja sistem kekebalan tubuh, sehingga bisa mengurangi biduran yang parah. Contoh obat ini adalah prednisolone. Tidak disarankan untuk mengonsumsi obat ini dalam jangka waktu lama karena dapat menimbulkan efek samping hipertensi, katarak, dan diabetes.
3. Antihistamin H1 dan H2. Selama gejala berlangsung, Anda harus mengonsumsi antihistamin H1 secara teratur. Dosis obat disesuaikan dengan gejala yang ada. Jika obat ini tidak meredakan gejala, sebelum memberikan antihistamin H2, dokter akan memberikan rupatidine. Obat ini masih termasuk antihistamin H1, tetapi lebih efektif mengatasi biduran kronis. Antihistamin H2 dapat dikonsumsi apabila timbulnya bentol bertambah parah. Obat ini akan mempersempit pembuluh darah yang dapat mengurangi kemerahan pada kulit. Efek samping antihistamin H2 antara lain diare, sakit kepala, dan pusing.
4. Kortikosteroid. Biduran kronis bisa ditangani dengan pemberian kortikosteroid. Namun, obat ini tidak bisa digunakan dalam jangka panjang karena memiliki efek samping, antara lain nafsu makan meningkat, perubahaan suasana hati, dan kesulitan tidur.
5. Leukotriene receptor antagonists. Obat ini dapat membantu meredakan bentol dan warna kemerahan pada kulit. Bisa digunakan sebagai pengganti kortikosteroid karena efek sampingnya lebih ringan, yaitu sakit kepala dan mual.
6. Siklosporin. Cara bekerja obat ini mirip dengan kortikosteroid. Dapat diberikan dalam bentuk kapsul atau sirop. Siklosporin menekan efek buruk akibat autoimun. Efek samping yang ditimbulkan antara lain tekanan darah tinggi, masalah ginjal, kadar kolesterol meningkat, dan sakit kepala.
7. Omaluzimab. Untuk biduran yang tidak merespons pengobatan antihistamin, omaluzimab mungkin dapat dijadikan alternatif obat. Diberikan dalam bentuk suntikan. Omaluzimab berfungsi untuk mengurangi jenis antibodi yang berperan menimbulkan biduran.
Advertisement
Cara Mengobati Biduran Sering Kambuh dengan Bahan Alami
1. Es Batu. Es batu bisa digunakan sebagai cara mengobati biduran. Rasa gatal bisa dikurangi dengan es batu ini. Sifat mendinginkannya bisa membantu melembapkan kulit yang meradang.
2. Lidah Buaya. Lidah buaya bisa dipakai sebagai cara mengobati biduran. Lidah buaya memiliki efek mendinginkan yang bisa meminimalisir iritasi. Rasa gatal juga bisa dikurangi dengan gel lidah buaya ini.
3. Oatmeal. Oatmeal tak hanya nikmat dikonsumsi, tetapi juga bisa digunakan untuk mengobati iritasi. Salah satunya bisa dipakai sebagai cara mengobati biduran. Manfaat ini berasal dari sifat antiinflamasi yang dimiliki oatmeal.
4. Minyak Kelapa. Minyak kelapa tak hanya cocok untuk kecantikan wajah, tetapi juga badan. Minyak kelapa bisa dipakai untuk mengobati biduran. Manfaat ini disebabkan karena sifat antibakteri dan melembapkannya.
5. Daun Sirih. Daun sirih mengandung chavicol para allyphenol yang bersifat antibakteri dan antiinflamasi. Sehingga cocok dipakai sebagai cara mengobati biduran. Cara ini bisa membantu meredakan ruam maupun gatal-gatal yang timbul akibat alergi atau biduran.
6. Baking Soda. Baking soda tak hanya bisa dipakai untuk bikin kue. Bahan ini bisa dipakai sebagai cara mengobati biduran. Cara ini ampuh meredakan ruam dan mencegah biduran muncul lagi.
Â