Liputan6.com, Jakarta Pengertian istiqomah penting diketahui bagi umat Islam. Istiqomah merupakan istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan ketakwaan seseorang. Pengertian istiqomah merujuk pada niat, sikap, perbuatan, dan perkataan.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Sebagai umat Islam, memiliki sikap istiqomah akan mendekatkan diri pada Allah SWT. Istiqomah merupakan salah satu akhlak mulia. Pengertian istiqomah bahkan menjadi salah satu sifat-sifat rasul.
Pengertian istiqomah bisa bermakna pada umat yang selalu berada di jalan lurus. Memahami pengertian istiqomah akan membantu menumbuhkan sikap ini. Pengertian istiqomah dapat berarti lurus, benar, dan tetap pendirian. Berikut pengertian istiqomah, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (17/9/2021).
Pengertian istiqomah menurut bahasa
Menurut KBBI, pengertian istiqomah adalah sikap teguh pendirian dan selalu konsisten. Menurut Ensiklopedi Islam, pengertian istiqomah adalah keadaan atau upaya seseorang untuk teguh mengikuti jalan lurus (agama Islam) yang telah ditunjukan Allah SWT pada umatnya. Istiqomah berfungsi sebagai pencegah setiap pribadi muslim agar tidak tergoda oleh prilaku maksiat dan lebih-lebih ingkar kepada Allah SWT setelah ia beriman.
Istiqomah menurut bahasa berasal dari akar kata yang tersusun dari huruf qof, wa, dan mim yang menunjukkan dua makna. Pertama, pengertian istiqomah adalah kumpulan manusia. Pengertian istiqomah kedua adalah berdiri atau tekad yang kuat. Dari makna yang kedua, istiqomah diartikan dengan I’tidal (tegak atau lurus).
Advertisement
Pengertian istiqomah menurut para tokoh Islam
Abu Bakar as-Shiddiq
Abu Bakar as-Shiddiq menjelaskan bahwa pengertian istiqomah adalah kemurnian tauhid, di mana seseorang tidak boleh menyekutukan Allah dengan apa atau siapa pun.
Umar bin al-Khattab
Menurut Umar bin al-Khattab, pengertian istiqomah adalah komitmen terhadap perintah dan larangan dan tidak boleh menipu.
Utsman bin Affan
Utsman bin Affan mendefinisikan istiqomah sebagai mengikhlaskan amal kepada Allah.
Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib mengatakan istiqomah adalah komitmen terhadap syahadat tauhid sampai bertemu dengan Allah.
Pengertian istiqomah menurut para tokoh Islam
Ibnu Taimiyyah
Menurut Ibnu Taimiyyah, istiqomah adalah mencintai dan beribadah kepada Allah tanpa menoleh kiri kanan.
Ibnu Abbas
Ibnu Abbas memaknai pengertian istiqomah menjadi tiga bagian. Pertama adalah istiqomah dengan lisan dengan sikap bertahan dengan membaca syahadat. Kedua adalah istiqomah dengan hati yakni dengan melakukan segala dengan disertai niat yang jujur. Terakhir adalah istiqomah dengan jiwa di mana seseorang senantiasa menjalankan ibadah serta ketaatan kepada Allah secara terus menerus.
Ibnu Rajab Al Hambali
Menurut Ibnu Rajab Al Hambali, pengertian istiqomah adalah meniti jalan yang lurus, yaitu agama yang lurus, dengan tanpa membelok ke kanan atau ke kiri. Pengertian istiqomah mencakup melakukan semua ketaatan yang lahir, batin, dan meninggalkan semua perkara yang dilarang. Maka wasiat pengertian istiqomah ini mencakup seluruh ajaran agama.
An-Nawani
An-Nawani memaknai pengertian istiqomah sebagai tetap di dalam ketaatan. Sehingga pengertian istiqomah sendiri memiliki pengertian bahwa seseorang senantiasa ada di dalam ketaatan dan di atas jalan lurus di dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT.
Imam al-Ghazali
Menurut Imam al-Ghazali pengertian istiqomah berarti berpendirian kuat atau kukuh, berketetapan hati, tekun dan terus-menerus menigkatkan usaha untuk mencapai cita-cita.
Advertisement
Bentuk istiqomah
Istiqomah lisan
Pengertian istiqomah lisan adalah berlaku tegas dalam ucapan sesuai dengan kebenaran yang diyakini tanpa mengubahnya demi suatu keuntungan. Salah satu bentuk istiqomah lisan adalah saat mengucapkan dua kalimat syahadat. Sikap ini harus diperhatikan karena lisan merupakan juru bicara hati dan pikiran.
Istiqomah sikap perbuatan
Pengertian istiqomah perbuatan adalah berlaku mantap dalam melaksanakan suatu pekerjaan, tidak ragu takut, cemas oleh sesuatu. Sementara istiqomah sikap adalah teguh dalam sikap yang sesuai dengan ketentuan Allah. Istiqomah sikap perbuatan termasuk yang dilakukan oleh panca indra seperti pendengaran, penglihatan, penciuman, perasa, dan peraba.
Istiqomah hati
Pengertian istiqomah hati adalah melakukan segala sesuatu dengan niat yang ikhlas dan jujur. Istiqomah hati bisa berarti takut kepada-Nya, mengagungkan-Nya, mencintai-Nya, menjadikan-Nya tujuan, tumpuan harapan, berdoa, tawakkal kepada –Nya dan berpaling dari yang selain-Nya.
Ayat tentang istiqomah
QS. Hūd: 112
“Maka tetaplah engkau (Muhammad) di jalan yang benar, sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat bersamamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”.
QS. Fushilat ayat 30
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “ Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka mengatakan: “ Janganlah kamu takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah mereka dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.”
QS. Asy-Syūrā [42]: 15
“Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: "Aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah lah Tuhan Kami dan Tuhan kamu. bagi Kami amal-amal Kami dan bagi kamu amal-amal kamu. tidak ada pertengkaran antara Kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali".
Advertisement
Hadis tentang istiqomah
Hadis 1
“Apabila anak Adam berada pada waktu pagi, anggota-anggota tubuhnya tunduk kepada lisan dan berkata,”bertakwalah kepada Allah dalam memimpin kami karena sesungguhnya kami adalah pengikutmu, jika kamu menempuh jalan yang lurus (beristiqamah), kami juga menempuh jalan yang lurus, dan jika kamu menempuh jalan yang bengkok, kami juga menempuh jalan yang bengkok.”(HR. Tirmidzi dan Ahmad; Hadits shahih).
Hadis 2
“Dari Abu Najih Al-Ibrahim bin Sariah, dia berkata: “Rasulallah SAW memberikan kami nasihat yang membuat hati kami bergetar dan air mata kami bercucuran. Maka kami berkata „Ya Rasulallah, seakanakan ini merupakan nasihat perpisahan, maka berilah kami wasiat‟.
Rasulallah SAW bersabda: „Aku wasiatkan kalian untuk kalian bertakwa kepada Allah SWT, tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena diantara kalian yang hidup (setelah ini) akan menyaksikan banyaknya perselisihan. Hendaklah kalian berpegang teguh kepada ajaranku dan ajaran Khulafau Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah (genggam dengan kuat) dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan, karena semua perkara bid’ah adalah sesat.” (H.R. Abu Daud dan Tirmudzi).
Hadis 3
Seseorang bertanya kepada Rasulullah Saw: “Ya Rasulullah, tolong ajarkan sesuatu kepadaku yang paling penting dalam islam dan saya tidak akan bertanya lagi kepada siapapun. Nabi Saw. menjawab: “ Katakanlah aku beriman kepada Allah, kemudian istiqomah (konsisten menjalankan perintah dan menjauhi larangan).”