Prediksi Gelombang 3 COVID-19 di Indonesia, Berikut Langkah Antisipasinya

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito memprediksi gelombang 3 COVID-19 di Indonesia akan terjadi 3 bulan ke depan saat periode libur Natal dan Tahun Baru 2022.

oleh Laudia Tysara diperbarui 29 Sep 2021, 13:25 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2021, 13:25 WIB
Kamar Isolasi Pasien Covid-19 di Graha Wisata TMII Penuh
Ambulans yang membawa pasien OTG Covid-19 tiba di Graha Wisata TMII, Jakarta, Selasa (22/6/2021). Lonjakan kasus aktif Corona menyebabkan kapasitas kamar isolasi pasien OTG Covid-19 di Graha Wisata TMII telah terisi penuh usai pada hari ini tercatat kedatangan 6 pasien. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho

Liputan6.com, Jakarta Gelombang 3 pandemi COVID-19 di Indonesia diprediksi akan terjadi beberapa bulan ke depan. Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito, mengungkapnya pada 21 September 2021 lalu di Jakarta menilik pola kenaikan kasus di negara India, Malaysia, dan Jepang.

"Kita perlu mewaspadai kondisi dunia yang saat ini tengah mengalami third wave (gelombang ketiga). Pada pola second wave (gelombang kedua) di Indonesia, di mana terdapat jeda 3 bulan (setelah lonjakan di dunia), perlu kita antisipasi," tegas Wiku. 

Hal serupa disampaikan oleh Anggota Satgas Penanganan COVID-19 Sub Bidang Mitigasi Falla Adinda 21 September 2021 lalu, bahwa gelombang 3 pandemi COVID-19 di Indonesia diprediksi akan terjadi bila masyarakat mulai lengah dengan protokol kesehatan (prokes).

Berikut Liputan6.com ulas prediksi gelombang 3 COVID-19 di Indonesia dan antisipasinya dari berbagai sumber, Rabu (29/9/2021).

Kapan Prediksi Gelombang 3 COVID-19 di Indonesia?

RSUD Cengkareng Dirikan Tenda Darurat untuk Pasien Covid-19
Petugas medis terlihat berada di dalam tenda darurat di depan UGD RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (24/6/2021). Lonjakan kasus virus corona mengakibatkan ruang IGD penuh, pihak rumah sakit lantas mendirikan tenda darurat untuk merawat pasien covid-19. (merdeka.com/Arie Basuki)

Meski kasus COVID-19 di Indonesia sudah mengalami tren perbaikan dan lebih stabil, lonjakan kasus tengah terjadi di beberapa negara seperti India, Malaysia, dan Jepang.

Wiku Adisasmito memprediksi gelombang 3 COVID-19 di Indonesia akan terjadi 3 bulan ke depan saat periode libur Natal dan Tahun Baru 2022.

"Ini mengingat dalam 3 bulan ke depan, kita akan kembali memasuki periode libur Natal dan Tahun Baru 2022," jelasnya.

Epidemiolog Mengungkap Rata-Rata Kematian Akibat COVID-19 di Indonesia Tinggi

FOTO: Kesibukan Tim Medis Bawa Pasien COVID-19 ke Wisma Atlet
Petugas jaga mengecek data pasien COVID-19 yang dibawa petugas medis di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pemerintah menyiapkan 2.700 tempat tidur di RSD Wisma Atlet untuk merawat pasien COVID-19 dengan kondisi sedang dan ringan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Epidemiolog Masdalina Pane dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) 28 September 2021 lalu mengatakan, upaya pengendalian COVID-19 harus tepat sasaran dan sistematis. Berupa intervensi pada kasus dan kontak erat.

Jumlah kematian di Indonesia memang turun, tetapi menurut Masdalina, case fatality rate (rata-rata angka kematian) masih cukup tinggi, yakni 3,4 persen. Sementara itu, angka rata-rata kematian global adalah 2 persen dan Asia 1,5 persen.

Epidemiolog Masdalina Pane mengharapkan masyarakat tetap disiplin 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak), mendukung pemerintah agar memperkuat 3T (testing, tracing, treatment), serta percepatan vaksinasi

"Masyarakat segera melakukan vaksinasi agar lebih terlindungi dari risiko sakit berat dan kematian saat terpapar virus Corona," lanjutnya.

Antisipasi Gelombang 3 COVID-19 di Indonesia

Vaksinasi COVID-19 Tahap Kedua Dimulai
Pedagang menjalani vaksinasi COVID-19 di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Rabu (17/2/2021). Total sasaran vaksinasi tahap kedua ini mencapai 38.513.446 yang terdiri dari 21 juta lebih lansia, dan hampir 17 juta untuk pekerja pelayanan publik. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, kombinasi strategi menghindari gelombang 3 COVID-19. Deteksi yang baik hingga percepatan vaksinasi COVID-19 menjadi kuncinya.

"Kombinasi testing dengan PeduliLindungi, vaksinasi, dan jaga jarak. Saya kira itu alat kita untuk menghindari kalau ada gelombang COVID-19 berikutnya," ujar Luhut usai Rapat Terbatas PPKM pada Senin, 27 September 2021.

Perkembangan pemeriksaan (testing) per 27 September 2021 Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan pelacakan kontak (tracing) yang juga semakin bertambah.

"Testing terus meningkat, tadinya 26 persen kabupaten/kota Jawa Bali minggu lalu, sekarang 36 persen. Jadi 10 persen membaik, dengan tingkat tracing 5 kontak erat per kasus," imbuh Luhut.

Kasus COVID-19 di Indonesia Posisi Ke-14 Dunia Per 28 September 2021

Gelombang Lima Covid-19 akibat Varian Delta Mengancam Iran
Warga Iran yang mengenakan masker menyeberang jalan di ibu kota Teheran, Sabtu (3/7/2021). Presiden Hassan Rouhani mengaku khawatir Iran akan dilanda gelombang kelima pandemi Covid-19 karena kemunculan virus corona varian Delta. (ATTA KENARE/AFP)

Kasus COVID-19 dunia per Selasa (28/9/2021) dilaporkan menyentuh 232.360.045. Dengan total kematian mencapai 4.756.740 dan dosis vaksin yang sudah diberikan sebanyak 6.128.514.746.

Mengutip data dari laman World o Meter, terpantau Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus Virus Corona COVID-19 terbanyak di dunia.

1. Amerika Serikat 43.942.335

2. India 33.697.581 

3. Brasil 21.366.395 

4. Inggris 7.701.715

5. Rusia 7.443.149 

6. Turki 7.066.688

7. Prancis 6.995.628 

8. Iran 5.547.990 

9. Argentina 5.251.940 

10. Kolombia 4.952.690 

11. Spanyol 4.951.640 

12. Italia 4.662.087 

13. Jerman 4.211.071 

14. Indonesia 4.209.403 

15. Meksiko 3.635.807

Mengutip World o Meter, Indonesia masuk lima besar negara dengan kasus COVID-19 terbesar dunia. Tepatnya berada di posisi ke-4 dengan 4,2 juta kasus infeksi dan 141.585 kematian.

Di posisi pertama negara Asia dengan kasus COVID-19 terbanyak adalah India, lalu Turki, Iran, Indonesia, dan Filipina.

Hasil Evaluasi PPKM Diperpanjang Terbaru

Jakarta Tarik Rem Darurat, Ganjil Genap Ditiadakan dan Transportasi Umum Dibatasi
Kendaraan melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (10/7/2020). Pembatasan pegerakan kendaran dengan ganjil genap itu akan kembali ditiadakan mulai Senin (14/9/2020) bersamaan dengan penerapan PSBB seperti awal pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali masih diperpanjang sampai tanggal 4 Oktober 2021. Periode ini, PPKM diperpanjang selama dua pekan dengan evaluasi setiap pekan.

Hasil evaluasi terbaru PPKM diperpanjang membawa sejumlah perbaikan, semua provinsi di Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali bebas PPKM level 4. Di tingkat Kabupaten/Kota, saat ini hanya ada 1 Kab/Kota dengan Level 4 yaitu Kab. Bangka.

“Hanya ada 1 Kab/Kota yang masih di Level 4 yaitu Kabupaten Bangka,” jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers Hasil Ratas PPKM secara virtual, di Jakarta, Senin (27/9/2021).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan kabar serupa soal hasil evaluasi terbaru PPKM diperpanjang. Positivity rate atau rasio jumlah orang positif dengan total jumlah tes Covid-19 di Indonesia sudah semakin baik. Saat ini positivity rate di wilayah Jawa-Bali sudah di bawah angka 2 persen.

"Positivity rate sudah di bawah 2 persen, malah sudah 1 persen. Ini dalam 7 hari. Jadi kami hitung per 7 hari, itu angkanya juga sudah membaik," kata Luhut pada akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin 27 September 2021.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya