Liputan6.com, Jakarta Emosi adalah salah satu pengalaman psikologis yang dimiliki manusia. Biasanya, emosi adalah ungkapan yang dikaitkan dengan amarah. Namun, emosi memiliki beragam jenis, tak hanya amarah.
Emosi adalah bagian yang bisa memengaruhi kehidupan sehari-hari. Emosi adalah keadaan psikologis berbasis biologis. Tiap orang pasti memiliki emosi dalam dirinya.
Dalam psikologi, emosi lebih dari sekadar perasaan. Emosi adalah campuran kompleks dari tindakan, ekspresi, dan perubahan internal. Emosi adalah respons terhadap makna yang dibuat dari lingkungan.
Advertisement
Memiliki emosi adalah pengalaman universal. Emosi bisa berupa rasa bahagia, semangat, malu, marah, takut, dan banyak lagi. Berikut pengertian emosi dan jenis-jenisnya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu(27/10/2021).
Apa itu emosi?
Emosi adalah keadaan psikologis yang kompleks. Menurut Britannica, emosi adalah pengalaman kompleks dari kesadaran tubuh, sensasi, dan perilaku yang mencerminkan signifikansi personal dari suatu hal, peristiwa, atau keadaan. Emosi lebih dari sekedar perasaan.
Menurut Aristoteles, emosi adalah semua perasaan yang begitu mengubah manusia sehingga memengaruhi penilaian mereka, dan yang juga disertai dengan rasa sakit atau kesenangan.
Emosi adalah keadaan psikologis berbasis biologis yang disebabkan oleh perubahan neurofisiologis. Ini terkait dengan pikiran, perasaan, respons perilaku, dan tingkat kesenangan atau ketidaksenangan. Emosi adalah campuran kompleks dari tindakan, ekspresi, dan perubahan internal pada tubuh yang terjadi sebagai respons terhadap makna yang dibuat dari lingkungan.
Menurut Psychology Today, seseorang akan merasakan emosi ketika sesuatu tentang situasi yang ia hadapi menarik perhatiannya. Artinya, manusia memperhatikan beberapa aspek situasi yang relevan dengannya dan tujuan atau kebutuhannya. Jika tidak ada yang terjadi yang penting bagi orang itu, ia tidak akan memiliki perasaan yang kuat.
Advertisement
Elemen kunci emosi
Menurut buku "Discovering Psychology" oleh Don Hockenbury dan Sandra E. Hockenbury, emosi adalah kondisi yang melibatkan tiga komponen berbeda: pengalaman subjektif, respons fisiologis, dan respons perilaku atau ekspresif. Ketiganya adalah elemen kunci emosi.
Pengalaman Subyektif
Pengalaman emosi bisa sangat subjektif. Meskipun manusia memiliki label yang luas untuk emosi seperti "marah", "sedih", atau "bahagia", pengalaman sendiri tentang emosi ini mungkin jauh lebih multidimensi, oleh karena itu ia bersifat subjektif.
Kemarahan misalnya, Apakah semua kemarahan itu sama? Pengalaman seseorang tentang kemarahan sendiri mungkin berkisar dari gangguan ringan hingga kemarahan yang membutakan.
Elemen kunci emosi
Respons Fisiologis
Emosi juga menyebabkan reaksi fisiologis yang kuat. Misalnya ketika jantung berdebar ketika ketakutan. Banyak respons fisiologis yang dialami selama emosi, diatur oleh sistem saraf simpatik, cabang dari sistem saraf otonom.
Sistem saraf otonom mengontrol respons tubuh yang tidak disengaja, seperti aliran darah dan pencernaan. Sistem saraf simpatik bertugas mengendalikan reaksi tubuh melawan atau lari. Saat menghadapi ancaman, respons ini secara otomatis mempersiapkan tubuh untuk melarikan diri dari bahaya atau menghadapi ancaman secara langsung.
Respons Perilaku
Respons perilaku adalah ekspresi emosi sebenarnya. Penelitian menunjukkan bahwa banyak ekspresi bersifat universal, seperti senyum untuk menunjukkan kebahagiaan atau cemberut untuk menunjukkan kesedihan. Norma sosial budaya juga berperan dalam cara mengekspresikan dan menafsirkan emosi.
Advertisement
Beda emosi dan suasana hati
Melansir Very Well Mind, emosi sering digunakan secara bergantian dengan suasana hati. Namun, ada yang membedakan keduanya. Emosi biasanya berumur pendek, tetapi intens. Emosi juga cenderung memiliki penyebab yang pasti dan dapat diidentifikasi.
Dalam banyak kasus, sulit untuk mengidentifikasi penyebab spesifik dari suatu suasana hati. Misalnya, seseorang mungkin merasa murung selama beberapa hari tanpa alasan yang jelas dan dapat diidentifikasi.
Macam-macam emosi
Melansir Britannica, emosi memang merupakan kategori heterogen yang mencakup berbagai fenomena psikologis penting. Beberapa emosi sangat spesifik, sejauh menyangkut orang, objek, atau situasi tertentu.
Lainnya, seperti kesusahan, kegembiraan, atau depresi, sangat umum. Beberapa emosi sangat singkat dan hampir tidak disadari, seperti rasa malu yang tiba-tiba atau ledakan kemarahan. Lainnya, seperti cinta yang bertahan lama atau kebencian yang membara, berlangsung lama, berjam-jam, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun.
Emosi mungkin memiliki iringan fisik yang diucapkan, seperti aekspresi wajah, atau mungkin tidak terlihat oleh pengamat. Emosi mungkin melibatkan pengalaman dan refleksi sadar, seperti ketika seseorang "berkubang" di dalamnya, atau mungkin berlalu tanpa disadari dan tidak diakui oleh subjek.
Ada rentang emosi yang sangat besar, dan bahkan dalam "keluarga emosi" yang sama ada variasi yang cukup besar. Kepanikan dan ketakutan, misalnya, sering dianggap sebagai emosi yang sama, tetapi ada perbedaan yang signifikan antara kepanikan yang dimanifestasikan dalam ketakutan irasional atau fobia dan ketakutan yang cerdas—seperti ketakutan akan perang nuklir.
Advertisement
Komponen emosi
Menurut Psychology Today, Profesor Klaus Scherer mengusulkan bahwa ada lima komponen emosi yang berbeda. Ini adalah komponen dari model komponen-proses emosinya. Komponen emosi adalah:
- perasaan (perasaan subjektif, seperti "Saya merasa takut")
- penilaian (pola pikir, seperti "Saya di bawah ancaman")
- ekspresi (ekspresi wajah dan tubuh dari emosi, seperti mata terbelalak ketakutan)
- kecenderungan tindakan (kecenderungan untuk melakukan tindakan tertentu, seperti membekukan atau bersembunyi); dan
- perubahan fisik (gejala fisik emosi, seperti kupu-kupu di perut).
Â