Liputan6.com, Jakarta Kristen DeAndrade merupakan seorang wanita penyandang dwarfisme. Ia membagikan pengalamannya usai menjalani operasi pemanjangan kaki. Diakuinya, operasi yang dijalaninya telah mengubah hidup Kristen DeAndrade 180 derajat sehingga mampu menyesuaikan diri dengan orang lain yang mempunyai tinggi badan rata-rata.
Dilansir Liputan6.com dari laman Insider pada Kamis (2/12/2021), Kristen DeAndrade diketahui divonis mengalami achondroplasia sejak lahir. Achondroplasia merupakan jenis dwarfisme yang paling umum yakni kondisi kelainan genetik yang menyebabkan gangguan pertumbuhan tulang.
Advertisement
Baca Juga
Ia menjelaskan, kedua orang tuanya memiliki tinggi rata-rata, bahkan saudara laki-lakinya memiliki tinggi badan lebih dari 6 kaki. Tapi karena mutasi genetik, tinggi badannya berbeda dari anggota keluarganya yang lain.
Saat duduk di kelas tiga, Kristen DeAndrade menggunakan kursi khusus dengan sandaran kaki karena kakinya yang pendek tidak bisa mencapai lantai. Bukan hal yang mudah baginya, tapi untungnya ada sosok guru yang memberinya dukungan.
Hingga akhirnya, guru tersebut meminta Kristen DeAndrade untuk berbagikan pengalamannya. Video yang ia buat diperuntukkan untuk orang-orang yang memiliki tinggi badan tidak pada umumnya, agar mereka tidak minder dan terus jalani hidup dengan semangat.
Memilih masa depan
Kristen DeAndrade berusia 36 tahun sekarang, dan ia sudah menjalani banyak operasi. Ia telah mengalami setiap komplikasi medis dan telah melalui beberapa sisi gelap secara mental saat berhadapan dengan penyakit yang dideritanya.
Operasi pemanjangan kaki dimulai ketika usianya 12 tahun. Saat itulah, ia memulai prosedur pemanjangan tungkai. Pada saat itu, tingginya hanya 3 kaki, 9 inci, dan lengannya sangat pendek sehingga sulit untuk menyelesaikan tugas sehari-hari seperti menggapai meja.
"Pemanjangan anggota badan sangat kontroversial di antara orang-orang dengan dwarfisme. Beberapa melihatnya sebagai menolak tubuh kita. Karena itu, orang tua saya ingin memastikan prosedur itu sepenuhnya keputusan saya," ungkapnya, seperti dilansir Liputan6.com dari Insider.
Kristen DeAndrade menegaskan dirinya sudah tahu sejak kecil bahwa inilah yang dia inginkan. Baginya, itu murni tentang fungsi.
Prosedurnya yang memakan waktu lebih dari satu tahun untuk diselesaikan, memanjangkan kaki 11 inci dan lengan 4 inci. Lebih penting lagi, operasi itu memperbaiki masalah tulang yang merupakan komplikasi dari achondroplasia.
Advertisement
Menemukan diri sendiri
"Ketika saya berangkat kuliah, saya senang menjadi diri saya sendiri. Tetapi saya juga menyadari bahwa saya tidak tahu siapa saya. Setelah menghabiskan begitu banyak waktu menjalani operasi, kemudian sekolah menengah, saya tidak pernah duduk untuk mencerna diagnosis saya, dan apa artinya bagi saya," ungkapnya.
Menengok lagi ke belakang, wanita 36 tahun itu melihat betapa bermanfaatnya terapi baginya sebagai seorang remaja.Ia juga berharap orangtuanya melihat terapi yang dijalaninya sebagai alat untuk kesehatan, daripada sesuatu yang disediakan untuk orang yang sakit.
Terjatuh dari tangga
Pada tahun 2015, ia pernah jatuh dari tangga dan kehilangan semua sensasi di tubuh bagian bawahnya. Kristen E. DeAndrade hampir tidak bisa berjalan kala itu. Dokter mendiagnosisnya dengan stenosis tulang belakang, suatu kondisi di mana sumsum tulang belakang terjepit.
Dokter menyadari bahwa dirinya dalam bahaya kelumpuhan permanen karena stenosis tulang belakangnya sangat buruk. Pada Mei 2016, ia menjalani operasi, tetapi masih tidak bisa bergerak karena kompresi sangat parah. Selama dua tahun berikutnya, ia menjalani 12 operasi tambahan. Perlahan ia kembali bisa berdiri.
Kini, Kristen E. DeAndrade sukses menjadi pendiri Little Legs, Big Heart, dan penulis buku dengan nama yang sama.
Advertisement