Junk Food adalah Makanan Rendah Nutrisi, Ketahui Bahayanya

Junk food adalah makanan padat kalori namun, miskin nutrisi.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 10 Des 2021, 14:00 WIB
Diterbitkan 10 Des 2021, 14:00 WIB
Junk Food dan Makanan Berlemak
Ilustrasi Junk Food Credit: pexels.com/EnginAkyurt

Liputan6.com, Jakarta Junk Food adalah makanan yang kini sangat mudah ditemukan. Junk food bisa berupa sepiring kentang goreng gurih dan burger besar dengan keju meleleh, serta soda berukuran jumbo. Ini mungkin terlihat seperti suguhan lezat.

Jika dilihat, junk food adalah makanan yang nampak seperti makanan menggiurkan. Tapi sebenarnya, junk food adalah makanan padat kalori namun, miskin nutrisi. Namun, karena kepraktisannya, junk food adalah pilihan makanan yang semakin populer untuk disantap.

Junk food adalah makanan yang telah disiapkan sedemikian rupa sehingga terlihat menarik dan menyenangkan. Biasanya, junk food adalah makanan yang dikonsumsi secara berlebihan. Karena rendah nutrisi, junk food adalah jenis makanan yang harus dihindari.

Berikut pengertian tentang junk food dan bahayanya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat(10/12/2021).

Apa itu junk food?

Mengurangi Makanan dan Minuman yang Kurang Baik untuk Tubuh
Ilustrasi Junk Food Credit: pexels.com/Engin

Junk food adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan makanan dan minuman yang rendah nutrisi. Junk food bukan hanya makanan cepat saji. Junk food juga termasuk makanan tidak sehat yang tinggi kalori dari gula atau lemak.

Dalam Encyclopedia of Junk Food and Fast Food karya Andrew F. Smith, junk food didefinisikan sebagai produk komersial, termasuk permen , roti, es krim , makanan ringan asin dan minuman ringan , yang memiliki sedikit atau tanpa nilai gizi tetapi memiliki banyak kalori, garam, dan lemak.

Meskipun tidak semua makanan cepat saji adalah junk food, banyak di antaranya adalah makanan cepat saji. Makanan cepat saji adalah makanan siap saji yang disajikan segera setelah dipesan. Beberapa makanan cepat saji tinggi kalori dan rendah nilai gizi, sementara yang lain makanan cepat saji, seperti salad, mungkin rendah kalori dan tinggi nilai gizinya.

Dampak junk food untuk tubuh

ilustrasi junk food/unsplash
ilustrasi junk food/unsplash

Sebagian besar junk food tinggi gula, garam, lemak jenuh dan trans, bahan olahan, dan kalori. Junk food seperti makanan cepat saji juga rendah antioksidan, serat, dan nutrisi penting lainnya. Ini memang membuat mereka sangat enak. Tapi, mereka sangat cepat terurai di mulut, tidak perlu banyak dikunyah, dan mengaktifkan pusat reward system di otak dengan cepat. Akhirnya, fast food selalu dikonsumsi berlebihan.

Makan junk food secara teratur dapat menyebabkan peningkatan risiko obesitas dan penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, penyakit hati berlemak non-alkohol, dan beberapa jenis kanke

Penyakit yang disebabkan oleh konsumsi junk food

Ilustrasi Badan Gemuk atau Obesitas (iStockphoto)
Ilustrasi Badan Gemuk atau Obesitas (iStockphoto)

Obesitas

WHO menyatakan penyebab utama obesitas adalah ketika ada ketidakseimbangan antara kalori yang dikonsumsi dan jumlah yang dikeluarkan sebagai energi. Junk food adalah makanan berkalori tinggi, tanpa memberikan banyak mineral, vitamin atau nutrisi.

Aterosklerosis

Junk food berbasis daging dan ikan, serta snack seperti onion ring dan kentang goreng, mengandung kolesterol dan lemak jenuh dalam jumlah besar, zat yang mengancam kesehatan arteri. Semakin banyak makanan ini dikonsumsi semakin besar penumpukan di arteri.

Ini mempersempit ruang darah mengalir, sehingga mengurangi jumlah oksigen yang mencapai sel-sel. Kerusakan pada dinding arteri dapat membuat pendarahan dan pembekuan darah yang berbahaya yang disebut Aterosklerosis.

Demensia

Sebuah studi yang dilakukan di Brown University menunjukkan bahwa terlalu banyak makanan berlemak dan permen dapat secara substansial meningkatkan kadar insulin dalam tubuh. Dengan kadar insulin yang lebih tinggi, otak berhenti merespons hormon ini dan menjadi resisten terhadapnya. Ini dapat membatasi kemampuan untuk berpikir dan mengingat sehingga meningkatkan risiko demensia.

Penyakit yang disebabkan oleh konsumsi junk food

Ilustrasi obesitas (pixabay)
Ilustrasi obesitas (pixabay)

Depresi

Sebuah makalah dari Pusat Penelitian Biosains Manchester Metropolitan menemukan bahwa makan junk food seperti yang tinggi kolesterol, lemak jenuh dan karbohidrat membuat Anda sekitar 40% lebih mungkin mengembangkan Depresi.

Stroke

Stroke dapat disebabkan oleh arteri yang tersumbat (stroke iskemik) atau kebocoran atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Junk food adalah salah satu pemicu stroke.

Penyakit hati

Lemak dalam junk food cenderung menumpuk di hati dan dapat menyebabkan kerusakan permanen, peradangan, dan bahkan jaringan parut pada hati. Junk food bisa sangat beracun bagi hati dan organ dalam lainnya. Junk food juga dikaitkan dengan Penyakit hati berlemak nonalkohol. Penyakit hati berlemak non-alkohol ini bisa disebabkan oleh obesitas, kolesterol tinggi, dan gula darah tinggi yang semuanya bisa dipicu oleh junk food.

Penyakit yang disebabkan oleh konsumsi junk food

Hipertensi
Ilustrasi Pemeriksaan pada Lansia Credit: pexels.com/Gunjan

Hipertensi

Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, secara langsung terkait dengan asupan natrium yang berlebihan. Banyak makanan cepat saji mengandung natrium yang berasal dari garam yang digunakan dalam bumbu. Burger, taco, kentang goreng, dan bahkan pai buah panas memiliki kandungan natrium yang tinggi. Hipertensi meningkatkan perkembangan aterosklerosis dan meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.

Diabetes

Kegemukan, obesitas, tekanan darah tinggi dan peningkatan kadar gula darah semuanya dikaitkan dengan diabetes tipe 2. Menurut sebuah studi medis tahun 2005 yang diterbitkan dalam "The Lancet," mengonsumsi makanan cepat saji lebih dari dua kali per minggu dapat menyebabkan peningkatan rata-rata 10 pon berat badan pada orang dewasa muda dari waktu ke waktu.

Kanker

Junk food merupakan makanan yang mungkin tidak menyebabkan kanker secara langsung. Tetapi mereka dapat menyebabkan kondisi seperti penambahan berat badan yang memicu kanker. Menu yang menekankan lemak dan gula dengan mengorbankan serat dan nutrisi bermanfaat lainnya memiliki blok pembangun gizi buruk untuk kanker. Office of the Surgeon General mengaitkan kelebihan berat badan dan obesitas dengan kanker usus besar, ginjal, kantung empedu, dan bentuk kanker lainnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya