Liputan6.com, Jakarta Mutasi terbaru dari virus COVID-19 yaitu varian Omicron (BA.1) kini memang tengah menjadi sorotan dunia. Pasalnya, varian ini disebut-sebut lebih cepat menular dibandingan varian sebelumnya, termasuk Delta. Hal juga diungkap oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Bukan hanya disebut dapat menular lebih cepat saja, akan tetapi gejala dari varian COVID-19 Omicron ini juga tak begitu terlihat. Bahkan, varian Omicron mampu melemahkan vaksin COVID-19 yang telah ada.
Advertisement
Baca Juga
Varian Omicron sendiri pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada 24 November 2021 lalu. Bahkan, situasi epidemiologis di Afrika Selatan usai ditemukannya varian baru Corona B.1.1.529 ini membuat peningkatkan kasus yang cukup pesat. Karena hal ini pula Indonesia menutup sementara pintu masuk bagi warga negara dari sejumlah negara di Afrika.
Bahkan, beberapa negara juga mulai mengumumkan kasus pertama varian Omicron. Tak hanya itu saja, penyebaran kasus Omicron juga meningkat dengan cepat di beberapa negara. Bahkan, Indonesia juga telah mengumumkan adanya temuan kasus pertama varian Omicron. Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut ini beberapa fakta terkait temuan kasus Omicron di Indonesia, Kamis (16/12/2021).
1. Menkes laporkan kasus pertama COVID-19 varian Omicron
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin kembali melaporkan mengenai perkembangan kasus COVID-19. Bahkan, dalam konferensi pers yang dilakukan secara virtual pada Kamis (16/12/2021) Budi Gunadi Sadikin melaporkan adanya kasus pertama COVID-19 varian Omicron di Indonesia.
Ia menyebutkan jika kasus pertama adanya varian Omicron di Indonesia ditemukan di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet. Bukan hanya itu saja, pasien pertama dari varian Omicron ini juga tak memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri.
"Kasus pertama tidak memiliki history perjalanan ke luar negeri,” kata Budi dalam konferensi pers virtual, Kamis (16/12/2021).
Advertisement
2. Sampel tes PCR diambil 8 Desember 2021
Budi Gunadi Sadikin menyebutkan jika terkonfirmasinya pasien varian Omicron baru terdetekasi pada Rabu, 15 Desember 2021 malam. Pasien sendiri merupakan seorang petugas kebersihan di Wisma Atlet dan tak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.
"Saya ingin menginformasikan informasi terbaru, Kemenkes semalam mendeteksi ada seorang pasien N terkonfirmasi Omicron pada 15 Desember 2021," ujarnya.
Sampel tes PCR dari pasien N tersebut pun telah diambil pada 8 Desember 2021 lalu dan dikirim ke laboratorium Kementerian Kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan whole genome sequencing. Hasil yang keluar, N terkonfirmasi terpapar COVID-19 varian Omicron.
3. Tanpa gejala
Bukan hanya N saja yang dikonfirmasi positif COVID-19, namun ada dua petugas kebersihan Wisma Atlet yang juga terpapar COVID-19. akan tetapi dua petugas kebersihan lainnya bukan terpapar oleh varian Omicron.
Ketiganya pun langsung menjalani isolasi di Wisma Atlet usai terkonfirmasi COVID-19. Budi Gunadi Sadikit juga menyebutkan jika ketiga pasien yang terpapr COVID-19 tersebut tidak ada gejala sama sekali.
"Tanpa gejala, mereka masih sehat, tidak ada demam, tidak ada batuk," kata Budi.
Tes PCR yang kedua pun telah dilakukan oleh ketiganya. Hasilnya, ketiga petugas kebersihan di Wisma Atlet tersebut mendapatkan hasil negatif COVID-19.
Advertisement
4. Adanya 5 kasus probable COVID-19
Selain mengumumkan mengenai temuan pasien varian Omicron pertama di Indonesia, Menteri Kesehatan RI ini juga menyampaikan adanya lima kasus probable COVID-19. Dimana artinya kelima kasus tersebut memiliki indikasi kemungkinan terkena COVID-19 varian Omicron berdasarkan hasil tes PCR.
"Dua kasus WNI yang baru datang dari Amerika Serikat dan Inggris. Saat ini WNI sedang diisolasi di Wisma Atlet," kata Budi.
Sedangkan tiga kasus lainnya merupakan orang Warga Negara Asing (WNA) dari Tiongkok yang datang ke Manado dan tengah menjalani karantina di Manado.
“Lima kasus tersebut sifatnya masih probable dan belum tentu terinfeksi varian Omicron. Sampel PCR-nya dari lima kasus probable ini sudah dikirimkan ke Balitbangkes dan sedang kami run tes whole genome sequencing-nya. Diharapkan dalam 3 hari ke depan kita sudah bisa konfirmasikan apa benar ini Omicron apa bukan," tutup Budi.