10 Ciri Kebahasaan Teks Negosiasi, Tujuan, Struktur, dan Contohnya

Ciri kebahasaan teks negosiasi memiliki keunikan tersendiri.

oleh Husnul Abdi diperbarui 27 Des 2021, 19:55 WIB
Diterbitkan 27 Des 2021, 19:55 WIB
Ilustrasi Menulis
Ilustrasi Menulis Puisi Credit: pexels.com/Judit

Liputan6.com, Jakarta Ciri kebahasaan teks negosiasi penting kamu pahami. Pasalnya, teks negosiasi berkaitan dengan tujuan untuk mencapai hasil kesepakatan terbaik antara kedua pihak. Teks negosiasi biasanya berupa bentuk percakapan negosiasi dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

Negosiasi adalah cara untuk menawarkan sesuatu, mendapat persetujuan, atau untuk menyelesaikan sebuah konflik. Negosiasi yang efektif adalah metode di mana orang menyelesaikan perbedaan. 

Ciri kebahasaan teks negosiasi memiliki keunikan tersendiri. Hal ini tentunya dipegaruhi oleh isinya yang berisi penawaran, pengajuan, atau persetujuan tersebut. Dalam teks negosiasi terdapat proses di mana kompromi atau kesepakatan dicapai sambil menghindari argumen dan perselisihan.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (27/12/2021) tentang ciri kebahasaan teks negosiasi.

Mengenal Teks Negosiasi Beserta Tujuannya

Ilustrasi Menulis
Ilustrasi Menulis Credit: pexels.com/Julia

Sebelum mengenali ciri kebahasaan teks negosiasi, kamu tentu perlu memahami apa itu teks negosiasi terlebih dahulu. Dalam bahasa Indonesia, pengertian teks negosiasi adalah teks yang di dalamnya terdapat proses negosiasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), negosiasi adalah adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau menerima guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak dengan pihak lainnya.

Jadi, pengertian teks negosiasi adalah teks yang di dalamnya berisi proses untuk mencapai suatu perjanjian atau kesepakatan antara kedua belah pihak untuk memenuhi kepuasan pihak yang bersangkutan dalam elemen tertentu seperti kerjasama dan kompetisi.

Teks negosiasi tentunya memiliki tujuan tersendiri dalam penulisannya. Adapun tujuan dari teks negosiasi adalah untuk mencapai kesepakatan yang memiliki kesamaan persepsi, saling pengertian, dan persetujuan. Kemudian, untuk mencapai penyelesaian atau jalan keluar dari masalah yang dihadapi secara bersama, serta mencapai kondisi saling menguntungkan dan tidak ada yang dirugikan (win-win solution).

Ciri-ciri teks negosiasi

Ciri-ciri kebahasaan teks negosiasi tentunya berbeda dengan ciri-ciri teks negosiasi secara keseluruhan.  Ciri-ciri teks negosiasi membedakannya dari teks lain. Berikut ciri-ciri teks negosiasi:

- Bertujuan menentukan solusi dan menjadi sarana penyelesaian masalah bersama.

- Menghasilkan kesepakatan atau perjanjian.

- Menghasilkan penyelesaian yang saling menguntungkan kedua belah pihak.

- Memprioritaskan atau menitikberatkan pada kepentingan bersama.

- Memiliki tujuan praktis, yaitu sebagai media penghasil kesepakatan yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Struktur Teks Negosiasi

Teks negosiasi terbagi dalam struktur yang sistematis, yaitu sebagai berikut:

- Orientasi. Orientasi adalah pembukaan atau awalan dari percakapan sebuah negosiasi. Biasanya berupa kata salam, sapa dan sebagainya.

- Permintaan. Permintaan berisi di mana pihak yang ingin tahu menanyakan suatu barang atau permasalahan yang dihadapi.

- Pemenuhan. Dalam bagian pemenuhan, pihak yang terkait memberitahukan mengenai barang atau obyek agar orang yang diajak interaksi oleh pihak tersebut menjadi lebih paham.

- Penawaran. Penawaran merupakan puncak dari negosiasi karena terjadi proses tawar menawar pihak satu dengan pihak yang lain untuk mendapat sebuah kesepakatan yang menguntungkan satu sama lain.

- Persetujuan. Persetujuan merupakan kesepakatan atas hasil penawaran dari kedua belah pihak.

- Penutup. Penutup adalah cara mengakhiri sebuah percakapan antara kedua pihak untuk menyelesaikan suatu proses interaksi dalam negosiasi.

Ciri Kebahasaan Teks Negosiasi

Jenis paragraf menurut letak kalimat utamanya
Ilustrasi Menulis Credit: pexels.com/Jill

Ciri kebahasaan teks negosiasi harus digunakan dalam penulisannya. Ciri kebahasaan teks negosiasi ini juga merupakan pembeda jenis teks satu ini dengan teks lainnya. Berikut ciri kebahasaan teks negosiasi:

- Bahasa persuasif. Ciri kebahasaan teks negosiasi yang pertama adalah bahasa yang persuasif. Bahasa persuasif yaitu bahasa yang digunakan untuk membujuk atau menarik perhatian.

- Kalimat deklaratif. Kalimat deklaratif adalah kalimat yang disampaikan adalah kalimat yang berisi pernyataan, yang berfungsi untuk memberikan informasi atau berita tentang sesuatu.

- Bahasa yang sopan. Dalam negosiasi, penting menggunakan bahasa yang sopan. Gunakan bahasa yang sopan sehingga antara kedua belah pihak agar terjadi komunikasi yang baik untuk mencapai negosiasi yang sukses.

- Menggunakan konjungsi. Ciri kebahasaan teks negosiasi ini artinya menggunakan kata penghubung di dalam teks negosiasi tersebut, contoh : kalau, begitu, meskipun, walaupun, dan lainnya.

- Menggunakan kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang padat, singkat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat. Jelas, artinya mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Tepat, dapat sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.

- Berisi pasangan tuturan. Ciri kebahasaan teks negosiasi berikutnya adalah berisi pasangan tuturan. Dalam teks negosiasi tuturan berupa dialog yang berarti dilakukan oleh dua orang atau lebih.

- Bersifat memerintah dan memenuhi perintah. Dalam teks negosiasi, ada seseorang yang memerintah dan timbal baliknya ada yang memenuhi perintahnya tersebut baik secara langsung ataupun tidak.

- Menggunakan pronomina. Kata pronomina atau kata ganti merupakan suatu jenis kata yang menggantikan nomina maupun frasa nomina. Contoh:  Saya, kami, ataupun anda.

- Menggunakan kalimat langsung. Kalimat langsung adalah kalimat yang langsung diucapkan oleh narasumber. Kalimat langsung merupakan suatu kalimat yang menirukan ucapan ataupun yang diutarakan oleh orang lain.

- Menggunakan Kalimat Kontras. Kalimat kontras artinya menggunakan suatu kalimat perbandingan di dalamnya. Misalnya, penggunaan kata keterangan terlalu, lebih/ kurang, seperti, imbuhan se, dan lain-lain.

Contoh Teks Negosiasi 1 (Menawar Harga Buku)

Anak : Permisi, selamat siang!

Penjaga : Iya, selamat siang juga, ada yang bisa saya bantu, Nak?

Anak : Saya sedang mencari novel Siti Nurbaya, apakah ada, Pak?

Penjaga : Sudahkah mencari di rak novel?

Anak : Sudah Pak, tetapi tidak ada.

Penjaga : Baiklah, saya coba carikan di gudang. Silakan tunggu di ruang tunggu, ya!

Anak : Baik Pak, terima kasih.

Tak berapa lama kemudian.

Penjaga : Kebetulan saya cari di gudang masih tersisa satu, ini bukunya”.

Anak : Berapa harga buku ini, Pak?

Penjaga : Rp. 58.000 saja, Nak.

Anak : Harga itu terlalu mahal untukku, Pak, bolehkan saya menawar?

Penjaga : Boleh, silakan saja.

Anak : Rp 45.000 saja Pak?

Penjaga : Buku ini sudah langka, jadi harga segitu terlalu murah.

Anak : Uang saya tidak cukup, bagaimana kalau Rp 48.000 saja? Saya harap Bapak mau membantu. Ini untuk tugas sekolah saya.

Penjaga : Kalau harga serendah itu belum bisa, Nak. Bagaimana kalau Rp 55.000 saja? Itu sudah termasuk murah. Mungkin kalau kamu cari di toko buku lain tidak akan ada lagi.

Anak : Tapi uang saya hanya Rp 50.000.

Pejaga : Begini saja, saya akan berikan buku ini seharga Rp 50.000. Bagaimana?

Anak : Baiklah Pak! Saya beli bukunya.

Penjaga : Ini bukunya.

Anak : Ini uangnya pas ya Pak, terima kasih sudah membantu saya.

Penjaga : Iya, sama-sama. Terima kasih juga telah membeli buku di toko saya.

Anak : Selamat siang, Pak.

Penjaga : Selamat siang.

Contoh Teks Negosiasi 2 (Diskusi Acara Akhir Tahun Sekolah)

Ilustrasi anak
Ilustrasi anak belajar di kelas (Photo by stem.T4L on Unsplash)

Dua siswa sekolah menengah sedang berdiskusi menentukan acara akhir tahun sekolah. Mereka saling mengeluarkan pendapat mengenai jenis acara apa yang paling baik dilaksanakan untuk acara akhir tahun. Ketika itu, seorang guru datang menengahi kedua siswa tersebut. Diskusi pun berakhir dengan keputusan pengambilan suara terbanyak.

Salman : Bagaimana, ya, acara akhir tahun ini kita belum memutuskan akan mengadakan acara apa.

Husna : Ya, benar.

Salman : Aku pikir, acara akhir tahun nanti lebih baik mengadakan bazaar dan kreasi seni saja. Kemudian diselingi dengan band sekolah dan kegiatan seni lainnya.

Husna : Tapi, sebagian teman yang lain menginginkan untuk pergi karya wisata ke luar kota. Selain bisa refreshing, kita bisa menambah pengetahuan tentang tempat yang akan kita kunjungi.

Salman : Loh, kalau pergi berwisata, bukankah akan mengeluarkan biaya yang lebih banyak?

Husna : Menurutku itu sepadan dengan apa yang kita dapatkan ketika berwisata. (Seketika itu, datang seorang guru)

Guru : Ada apa ini, tampaknya diskusi kalian seru sekali?

Salman : Eh, iya, Pak. Selamat siang, Pak! Silakan duduk. Begini, Pak. Kami sedang mendiskusikan untuk acara akhir tahun nanti. Saya mengusulkan untuk mengadakan bazaar, kreasi seni, dan diselingi dengan band sekolah. Menurut saya itu lebih menghemat biaya, tetapi tetap mengasyikkan.

Husna : Ya, Pak, sedangkan saya mengusulkan pergi karya wisata ke luar kota. Itu atas usulan dari teman-teman yang lain. Kami bingung, Pak. Mau memutuskan yang mana.

Guru : Baik. Kedua usul kalian sangat baik dan bernilai positif. Bagaimana kalau Bapak usulkan agar mengumpulkan suara terbanyak saja? Kalian buatlah semacam angket untuk memilih mana pilihan dari teman-teman yang lain. Nah, yang suaranya terbanyak, itulah acara yang akan kita laksanakan. Bagaimana?

Salman dan Husna: Setuju, Pak!

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya