Kleptomania adalah Dorongan Pikiran untuk Mencuri, Ini Penyebab, Gejala, dan Komplikasinya

Sekitar dua pertiga orang dengan kleptomania diketahui adalah wanita.

oleh Laudia Tysara diperbarui 09 Jan 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2022, 14:00 WIB
[Fimela] Depresi
Ilustrasi Depresi | unsplash.com/@anthonytran

Liputan6.com, Jakarta Apa itu kleptomania? Kleptomania adalah jenis gangguan mental yang identik dengan pencurian. Seorang penderita kleptomani adalah melakukan pencurian bukan untuk keuntungan, tetapi memang dorongan mencuri dari pikirannya sulit dikontrol.

“Kleptomania adalah gangguan kesehatan mental yang langka, tetapi serius karena dapat menyebabkan banyak rasa sakit emosional pada penderita dan orang yang dicintai jika tidak diobati,” melansir dari Mayo Clinic, pada Minggu (9/1/2022).

Kleptomania adalah sering dimulai pada masa remaja atau dewasa muda, tetapi dapat dimulai pada masa dewasa atau lebih lambat. Sekitar dua pertiga orang dengan kleptomania diketahui adalah wanita. Berikut Liputan6.com ulas tentang apa itu kleptomania, penyebab, gejala, dan komplikasinya, Minggu (9/1/2022).

Mengenal Kleptomania

Ilustrasi Depresi
Ilustrasi Depresi. (Gambar oleh Anemone123 dari Pixabay)

Kleptomania adalah masalah kesehatan yang berhubungan dengan psikologis atau mental. Kleptomania adalah wujud ketidakmampuan seseorang mengontrol perasaan untuk mencuri barang yang tidak terlalu dibutuhkan dan nilainya kecil.

Bagaimana kleptomania memengaruhi penderitanya? Mayo Clinic menjelaskan kleptomania adalah gangguan pada kontrol impuls yang ditandai pada masalah kontrol diri emosional atau perilaku. Banyak penderita kleptomania menjalani hidup dengan rasa malu.

Sejauh ini memang belum ada obat khusus menangani gangguan kleptomania. Meski demikian, para ahli sepakat pengobatan seperti terapi wicara atau psikoterapi bisa diandalkan untuk membantu mengakhiri siklus pencurian yang kompulsif.

“Jika penderita tidak bisa berhenti mengutil atau mencuri, carilah nasihat medis. Seorang profesional kesehatan mental biasanya tidak melaporkan pencurian penderita kleptomania kepada pihak berwenang,” dijelaskan lebih lanjut.

Penyebab dan Faktor Risiko Kleptomania

Efektif Meringankan Stres dan Depresi
Ilustrasi Depresi. Credit: pexels.com/EnginA

Ada penyebab dan faktor risiko pemengaruh gangguan mental kleptomania. Beberapa teori ahli menunjukkan penyebab kleptomania adalah perubahan di otak manusia. Masih melansir Mayo Clinic, ini penjelasan penyebab dan faktor risiko kleptomania:

Penyebab Kleptomania

1. Bahan Kimia di Otak

Ada masalah pada bahan kimia otak yang terjadi secara alami (neurotransmitter) yang disebut serotonin. Serotonin membantu mengatur suasana hati dan emosi. Tingkat serotonin yang rendah bisa terjadi pada orang yang rentan terhadap perilaku impulsif.

2. Gangguan Adiktif

Mencuri dapat menyebabkan pelepasan dopamin (neurotransmiter lain). Dopamin menyebabkan perasaan yang menyenangkan, dan beberapa orang mencari perasaan yang bermanfaat ini berulang kali.

3. Sistem Opioid Otak

Dorongan diatur oleh sistem opioid otak. Adanya ketidakseimbangan dalam sistem ini bisa membuat lebih sulit untuk menahan dorongan.

Faktor Risiko Kleptomania

1. Sejarah Keluarga

Memiliki kerabat tingkat pertama, seperti orang tua atau saudara kandung, dengan kleptomania, gangguan obsesif-kompulsif, atau alkohol atau gangguan penggunaan zat lainnya dapat meningkatkan risiko kleptomania.

2. Memiliki Penyakit Mental Lainnya

Orang dengan kleptomania adalah sering memiliki penyakit mental lain, seperti gangguan bipolar, gangguan kecemasan, gangguan makan, gangguan penggunaan zat atau gangguan kepribadian.

Gejala dan Karakteristik Kleptomania

Filosofi Kematian dengan Cara Bunuh Diri
Ilustrasi Depresi. Credit: freepik.com

Penderita kleptomania bisa mengalami beberapa gejala dan menunjukkan karakteristik yang unik. Masih melansir Mayo Clinic, ini penjelasan gejala dan karakteristik kleptomania:

Gejala Kleptomania

1. Gejala kleptomania adalah adanya ketidakmampuan untuk menahan dorongan kuat untuk mencuri barang yang tidak penderita butuhkan.

2. Gejala kleptomania adalah merasakan peningkatan ketegangan, kecemasan, atau gairah yang mengarah pada pencurian.

3. Gejala kleptomania adalah merasakan kesenangan, kelegaan atau kepuasan saat mencuri.

4. Gejala kleptomania adalah merasa sangat bersalah, menyesal, membenci diri sendiri, malu atau takut ditangkap setelah pencurian.

5. Gejala kleptomania adalah kembalinya dorongan dan pengulangan siklus kleptomania.

Karakteristik Kleptomania

1. Tidak seperti pengutil pada umumnya, pengidap kleptomania tidak mencuri secara kompulsif untuk keuntungan pribadi, karena berani, untuk balas dendam atau karena pemberontakan. Mereka mencuri hanya karena dorongannya begitu kuat sehingga mereka tidak bisa menahannya.

2. Episode kleptomania umumnya terjadi secara spontan, biasanya tanpa perencanaan dan tanpa bantuan atau kerjasama dari orang lain.

3. Kebanyakan penderita kleptomania adalah mencuri dari tempat umum, seperti toko dan supermarket. Beberapa mungkin mencuri dari teman atau kenalan, seperti di pesta.

4. Seringkali, barang curian tidak memiliki nilai bagi pengidap kleptomania, dan orang tersebut mampu membelinya.

5. Barang curian biasanya disimpan, tidak pernah digunakan. Barang-barang juga dapat disumbangkan, diberikan kepada keluarga atau teman, atau bahkan secara diam-diam dikembalikan ke tempat di mana barang-barang itu dicuri.

6. Dorongan untuk mencuri mungkin datang dan pergi atau mungkin terjadi dengan intensitas yang lebih besar atau lebih kecil dari waktu ke waktu.

Komplikasi Kleptomania

[Fimela] ilustrasi depresi
Ilustrasi depresi | pexels.com/@pixabay

Gangguan mental kleptomania adalah berisiko menyebabkan sejumlah komplikasi apabila tidak segera diobati. Masih melansir Mayo Clinic, kleptomania adalah bisa mengakibatkan masalah emosional, keluarga, pekerjaan, hukum, hingga keuangan yang parah.

Dimisalkan ketika penderita kleptomania adalah menyadari perilaku mencurinya salah, tetapi tidak bisa menahan perasaan untuk mencuri maka penderita akan merasa selalu bersalah, malu, membenci diri sendiri, dan merasa sangat terhina.

Risiko komplikasi lainnya meliputi:

1. Perjudian kompulsif atau belanja

2. Alkohol dan penyalahgunaan zat

3. Gangguan kepribadian

4. Gangguan Makan

5. Depresi

6. Gangguan bipolar

7. Kecemasan

8. Pikiran untuk bunuh diri, percobaan bunuh diri dan bunuh diri

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya