Mandala Wisata Wenara Wana Bali, Monkey Forest dan Pesona Menarik Lainnya

Mandala Wisata Wenara Wana lebih dikenal dengan nama Monkey Forest Ubud.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 27 Mar 2022, 14:30 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2022, 14:30 WIB
Monkey Forest Ubud
Monkey Forest Ubud (sumber: pesona.travel)

Liputan6.com, Jakarta Mandala Wisata Wenara Wana merupakan destinasi wisata yang sangat populer di Pulau Dewata, Bali. Di telinga wisatawan, Mandala Wisata Wenara Wana lebih dikenal dengan nama Monkey Forest Ubud. Mandala Wisata Wenara Wana merupakan tempat tinggal ratusan kera ekor panjang.

Di sini, wisatawan bisa melihat langsung habitat kera ekor panjang. Selain kera, Mandala Wisata Wenara Wana juga memiliki pesona alam dan budaya yang menakjubkan. Di dalam Mandala Wisata Wenara Wana, terdapat tiga pura yang menambah kesakralan tempat ini.

Mandala Wisata Wenara Wana menjadi destinasi favorit wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Berikut penjelasan lengkap tentang Mandala Wisata Wenara Wana, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (27/3/2022).

Mengenal Mandala Wisata Wenara Wana

Perkampungan Monyet di Ubud
Monyet ekor panjang berada di Sacred Monkey Forest atau yang lebih dikenal dengan Monkey Forest di Ubud, Bali pada 16 November 2018. Keunikan hutan ini adalah terdapatnya ratusan Kera Bali ekor panjang yang bebas berkeliaran di alam. (GABRIEL BOUYS/AFP)

Mandala Wisata Wenara Wana atau yang lebih dikenal dengan Monkey Forest Ubud merupakan cagar alam sekaligus kompleks candi yang berada di esa Padangtegal Ubud, Bali. Di andala Wisata Wenara Wana terdapat hampir 700 kera ekor panjang yang hidup dan dilindungi oleh warga sekitar.

Selain cagar alam, Mandala Wisata Wenara Wana juga merupakan cagar budaya yang menjadi bagian penting dari warisan budaya Bali. Mandala Wisata Wenara Wana adalah objek wisata populer di Ubud dan sering dikunjungi oleh lebih dari 10.000 wisatawan setiap bulannya.

Di sini, wisatawan bisa berjalan menyusuri hutan dan menikmati suasana yang tenang. Terdapat juga 3 pura yang disakralkan oleh warga setempat. Pura ini masih digunakan masyarakat untuk berdoa.

Mandala Wisata Wenara Wana buka setiap hari mulai 8:30 pagi sampai 6:00 sore. Tiket masuknya dikenai Rp 80 ribu untuk dewasa dan Rp 60 ribu untuk anak. Lokasi berada di Jl. Monkey Forest, Ubud, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.

Kawanan kera ekor panjang

Perkampungan Monyet di Ubud
Monyet ekor panjang berada di Sacred Monkey Forest atau yang lebih dikenal dengan Monkey Forest di Ubud, Bali pada 16 November 2018. Keunikan hutan ini adalah terdapatnya ratusan Kera Bali ekor panjang yang bebas berkeliaran di alam. (GABRIEL BOUYS/AFP)

Ikon dari Mandala Wisata Wenara Wana adalah kera ekor panjang yang hidup di hutan ini. Jenis kera yang ada di Mandala Wisata Wenara Wana adalah kera ekor panjang Bali yang bernama latin Macaca fascicularis. Melansir Monkeyforestubud, ada 6 kelompok kera yang hidup di Mandala Wisata Wenara Wana. Kera-kera ini menempati depan candi utama, timur, tengah, kuburan, hutan baru, dan selatan.

Makanan utama kera di Monkey Forest adalah ubi jalar. Namun, dalam kesehariannya dikombinasikan dengan makanan lain, seperti; pisang, daun pepaya, buah musiman, dan lainnya. Pengunjung dilarang untuk memberi makan monyet karena alasan kesehatan dan Staf Monkey Forest sebenarnya juga memberi makan monyet 3 kali sehari.

Pengunjung bisa menyaksikan langsung kawanan monyet di Mandala Wisata Wenara Wana. Di sini, pengunjung bisa berinteraksi dengan monyet selama mengikuti arahan yang ada.

Hutan konservasi

Hutan konservasi
Hutan konservasi Monkey forest (sumber:monkeyforestubud)

Selain kawanan monyet, daya tarik dari Mandala Wisata Wenara Wana adalah hutan alaminya. Hutan ini terdiri dari sekitar sepersepuluh kilometer persegi (sekitar 27 hektar). Mandala Wisata Wenara Wana juga menjadi merupakan tempat penting untuk program penelitian dan konservasi.

Di sini, hidup etidaknya 115 spesies pohon yang berbeda. Beberapa dari pohon ini dianggap suci dan digunakan dalam berbagai praktik spiritual Bali. Contohnya termasuk Majegan, yang digunakan secara eksklusif untuk pembangunan tempat pemujaan; atau Berigin, yang daunnya digunakan dalam upacara kremasi.

Ada juga pohon Pule Bandak yang mewujudkan semangat hutan, dan digunakan dalam pembuatan topeng yang kuat. Topeng-topeng ini hanya digunakan di dalam pura, dan pohon-pohon tidak ditebang untuk membuatnya. Hari khusus dipilih dan pemuka agama meminta izin kepada roh pohon untuk memotong sepotong kecil kayunya.

Pura

Monkey forest
Monkey forest (sumber:monkeyforestubud)

Selain wisata alam, Mandala Wisata Wenara Wana juga menawarkan wisata budaya dan religi yang khidmat. Berdasarkan analisis Kitab Pura Purana, candi atau pura yang ada di Mandala Wisata Wenara Wana dibangun sekitar pertengahan abad ke- 14. Ini merupakan masa ketika kerajaan-kerajaan di Bali diperintah oleh Dinasti Pejeng atau awal mula Dinasti Gelgel.

Ada tiga pura yang berdiri di Mandala Wisata Wenara Wana. Pura ini meliputi Pura Dalem Agung, Pura Beji, dan Pura Prajapati. Pura Dalem Agung merupakan pura utama yang terletak di bagian barat daya Monkey Forest. Pura ini digunakan untuk menyembah dewa Hyang Widhi sebagai personifikasi dari dewa Siwa. Area di depan candi adalah wilayah dan rumah bagi salah satu kelompok kera.

Pura beji terletak di area barat laut. Di pura ini orang memuja Dewa (Hyang Widhi) dalam personifikasi sebagai Dewi Gangga. Pura ini merupakan tempat penyucian diri sebelum melakukan upacara (piodalan). Pura Beji sering digunakan untuk "melukat" sebagai pembersihan spiritual dan fisik.

Pura ketiga adalah Pura Prajapati. Pura ini terletak di daerah timur laut dan bersebelahan dengan pemakaman. Pemakaman tersebut digunakan sementara, sambil menunggu hari kremasi massal yang digelar setiap 5 tahun sekali. Di pura ini umat Hindu menyembah Tuhan (Hyang Widhi) dalam personifikasi sebagai Prajapati.

Cagar budaya

Monkey forest
Monkey forest (sumber:monkeyforestubud)

Di Bali, tempat-tempat suci seperti Monkey Forest biasanya berada di area desa yang keramat, seringkali dikelilingi oleh pura. Cagar budaya ini tidak hanya merupakan bagian penting dari warisan budaya Bali, tetapi juga merupakan bagian penting dari kehidupan sehari-hari.

Festival candi secara teratur diadakan untuk penduduk desa dan para dewa di daerah tersebut. Kegiatan-kegiatan yang terkait dengan kawasan ini sangat penting dalam menjaga keharmonisan antara manusia, alam dan kosmos. Tidak hanya arwah leluhur dan dewa-dewa yang diberikan sesajen dan doa. Kehadiran hutan keramat merupakan demonstrasi hidup berdampingan secara harmonis antara manusia dan alam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya