Liputan6.com, Jakarta Objektif adalah salah satu cara pandang yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Mampu berpikir secara objektif adalah kemampuan penting untuk banyak pekerjaan. Objektif adalah cara berpikir yang mempertimbangkan sesuatu yang nyata, fisik, dan ada terlepas dari persepsi pribadi.
Baca Juga
Advertisement
Objektif adalah kerangka berpikir yang berkonsentrasi pada hal-hal sebagai objek tanpa perasaan atau emosi. Pengetahuan objektif adalah pemikiran yang diasumsikan sebagai sesuatu yang lebih dari sekadar persepsi individu. Objektif adalah sudut pandang yang penting untuk menggeneralisasi temuan.
Advertisement
Objektif adalah kebalikan dari subjektif. Jika subjektivitas bergantung pada pikiran, objektivitas ada secara independen dari pikiran. Berikut pengertian tentang objektif, manfaat, dan bedanya dengan subjektif, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu(27/4/2022).
Pengertian objektif
Objektif berasal dari bahasa Latin objectum, yang berarti "sesuatu yang disajikan kepada pikiran". Menurut KBBI, objektif adalah keadaan yang sebenarnya, tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi. Objektif adalah kata sifat yang erarti kurangnya bias, penilaian, atau prasangka.
Objektif berarti penilaian berdasarkan fakta dan tidak terdistorsi oleh bias, emosi, atau prasangka. Ketika melakukan sesuatu secara objektif, seseorang melakukannya dengan pikiran terbuka, mempertimbangkan fakta daripada perasaan pribadi. Dalam pengertiannya yang paling murni, gagasan objektivitas mengasumsikan bahwa kebenaran atau realitas independen ada di luar penyelidikan atau pengamatan apa pun.
Advertisement
Objektif dalam filsafat
Dalam filsafat, objektivitas adalah konsep kebenaran yang terlepas dari subjektivitas individu. Subjektivitas adalah bias yang disebabkan oleh persepsi, emosi, atau imajinasi seseorang. Sebuah proposisi dianggap memiliki kebenaran objektif ketika kondisi kebenarannya terpenuhi tanpa bias yang disebabkan oleh subjek yang hidup.
Objektivitas ilmiah mengacu pada kemampuan untuk menilai tanpa memihakatau pengaruh luar. Objektivitas dalam kerangka moral menghendaki agar kode-kode moral dinilai berdasarkan kesejahteraan orang-orang dalam masyarakat yang mengikutinya. Objektivitas moral juga menyerukan agar kode moral dibandingkan satu sama lain melalui serangkaian fakta universal dan bukan melalui subjektivitas.
Sudut pandang objektif
Istilah objektif berasal dari istilah objek yang merupakan sesuatu yang nyata, fisik, dan ada terlepas dari persepsi. Ketika pandangan apa pun dikatakan objektif, itu berarti pandangan itu independen dari pendapat pribadi. Penilaian tidak akan berubah tergantung pada apakah peneliti atau pengamat telah melihatnya sendiri atau tidak.
Jika kamu menganggap suatu kepercayaan sebagai sesuatu yang objektif, misalnya, ketika melempar batu ke sungai akan mengeluarkan suara. Bahkan ketika kamu tidak melihat batu yang dilempar, kamu akan tahu bahwa itu membuat suara percikan.
Advertisement
Manfaat sudut pandang objektif
Objektif membantu menghilangkan emosi, memungkinkan orang untuk berpikir lebih rasional. Manfaat lain dari objektivitas adalah menyediakan wilayah netral yang memungkinkan terjadinya diskusi yang adil. Sudut pandang objektif dengan demikian lebih realistis, lebih adil dan jauh lebih mungkin menghasilkan resolusi yang dapat diterima untuk perbedaan manusia.
Objektivitas diperlukan untuk mendapatkan penjelasan yang akurat tentang bagaimana segala sesuatu bekerja di dunia. Gagasan yang menunjukkan objektivitas didasarkan pada fakta dan bebas dari bias, dengan bias pada dasarnya adalah pendapat pribadi. Dalam sains, bahkan hipotesis, atau gagasan tentang bagaimana sesuatu dapat bekerja, ditulis dengan cara yang objektif.
Cara berpikir objektif
Melansir sociologygroup, untuk menjaga objektivitas, pertama-tama fokus utama harus pada fakta dan hipotesis atau klaim perlu dibuktikan melalui bukti faktual yang dikumpulkan. Kedua, harus dipastikan bahwa desain penelitian dan interpretasi data sejauh mungkin bebas nilai. Ini dipastikan dengan mengembangkan premis nilai yang dinyatakan. Ini termasuk relevansi, signifikansi, dan kelayakan.
Cara berpikir objektif bisa dilakukan dengan tidak emosional, tidak menjadi gelisah atau tertekan dengan cara apa pun. Lihat hal-hal sebagaimana adanya, bukan dari sudut pandang yang bias secara pribadi. Bersikaplah netral, pahami kedua sudut pandang.
Advertisement
Perbedaan objektif dan subjektif
Melansir Masterclass, subjektif dan objektif adalah dua bentuk persepsi, dan perbedaan utama di antara keduanya adalah bahwa sudut pandang subjektif berfokus pada interpretasi pribadi subjek, sedangkan sudut pandang objektif didasarkan pada data faktual. Berikut adalah tiga perbedaan utama antara subjektif dan objektif.
Subyektif adalah istilah yang mengacu pada pendapat atau perasaan pribadi seseorang mengenai suatu materi pelajaran tertentu. Sementara objektif mengacu pada informasi berbasis data faktual yang tidak diinformasikan oleh bias.
Pandangan atau opini subjektif tidak didasarkan pada kebenaran atau fakta. Mereka adalah interpretasi unik satu orang dari sebuah ide dan pikiran, perasaan, dan latar belakang mereka sendiri. Sementara untuk objektif, ketika seseorang memberi penilaian objektif tentang suatu topik, itu dirumuskan dari data, fakta yang dapat diverifikasi, atau bukti tak terbantahkan lainnya tanpa mempertimbangkan perasaan pribadi pembicara.
Contoh perbedaan informasi subjektif dan objektif
Ada banyak cara berbeda untuk mengekspresikan objektivitas dan subjektivitas. Topik kreatif dalam seni dan hiburan selalu subjektif karena didasarkan pada preferensi pribadi seseorang, sedangkan pemberitaan hard news harus selalu objektif.
Contoh pernyataan subjektif adalah “Karpet warna merah ini favorit saya.” sementara pernyataan objektifnya adalah “Karpet ini berwarna merah”. Contoh lainnya, “Saya tidak suka musik folk.” (subjektif), Meskipun saya tidak menyukai musik folk, banyak musisi folk profesional adalah pemain yang terampil secara objektif.” (objektif).
Advertisement