Jujur Adalah Sifat Wajib Para Rasul, Pahami Maknanya Beserta Sifat Lainnya

Jujur adalah perilaku yang sangat mulia dan harus kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

oleh Husnul Abdi diperbarui 15 Jul 2022, 19:40 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2022, 19:40 WIB
Ilustrasi muslim
Ilustrasi muslim (Foto oleh Alena Darmel: https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-orang-dalam-ruangan-muslim-8164381/)

Liputan6.com, Jakarta Jujur adalah arti dari sifat wajib para rasul yang pertama, yaitu siddiq. Sebagai orang yang menerima wahyu Allah SWT untuk disampaikan kepada manusia, rasul memiliki beberapa sifat terpuji yang patut diteladani.

Ada 4 sifat wajib bagi rasul, di antaranya adalah sidiq, amanah, fatanah, dan tablig. Siddiq artinya adalah jujur, sedangkan amanah berarti dapat dipercaya. Sementara itu fatanah artinya cerdas, dan tablig memiliki makna menyampaikan. Keempat sifat tersebut wajib dimiliki oleh para rasul. 

Jujur adalah perilaku yang sangat mulia dan harus kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai salah satu sifat wajib bagi rasul, kamu tentunya harus meneladaninya. Sifat terpuji yang wajib dimiliki para rasul ini akan membawamu kepada keberkahan.

Kamu perlu mengenali keempat sifat wajib rasul tersebut beserta lawannya. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (15/7/2022) tentang jujur adalah.

Jujur atau Siddiq Lawannya Kizib

Ilustrasi doa, Islami, Muslim
Ilustrasi doa, Islami, Muslim. (Photo by Masjid MABA on Unsplash)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, jujur adalah lurus hati atau tidak berbohong (misalnya dengan berkata apa adanya). Arti lain jujur adalah tidak curang (misalnya dalam permainan, dengan mengikuti aturan yang berlaku.

Quraish Shihab mendefinisikan siddiq atau jujur adalah orang yang selalu benar dalam sikap, ucapan, dan perbuatan. Seorang rasul tentunya tidak akan pernah berbohong kepada siapa pun. Bahkan kejujuran Nabi Muhammad SAW tak hanya terkenal di kalangan sahabat, tapi juga para musuh.

Hal tersebut sesuai hadis yang diriwayatkan Ali RA bahwa Abu Jahal pernah berkata kepada Rasulullah SAW:

"Kami tidak menganggap engkau dusta, tapi menganggap dusta ajaran yang engkau bawa."

Lawan dari siddiq atau jujur adalah kizib. Arti kizib adalah dusta atau bohong. Seorang rasul harus menyampaikan kebenaran dan tentunya berlaku yang benar, tidak boleh berbohong. Hal tersebut terdapat dalam Firman Allah, berikut ini:

"Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru; Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Quran itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)". (QS. An-Najm: 2-4)

Amanah Lawannya Khianat

Ilustrasi Muslim - Image by Muhammad Afwan from Pixabay
Ilustrasi Muslim - Image by Muhammad Afwan from Pixabay

Arti amanah adalah terpercaya. Sifat ini wajib dimiliki oleh rasul dalam melaksanakan tugas-tugasnya menyampaikan kebenaran. Sebagai contoh, saat kaum nabi Nuh AS mendustakan Allah, Allah pun berfirman untuk menegaskan bahwa Nuh AS merupakan orang yang terpercaya melalui QS. Asy-Syu'ara ayat 106-107:

"Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, 'Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu."

Amanah adalah sifat wajib rasul yang berarti dapat dipercaya, sedangkan lawannya adalah khianat. Khianat adalah sifat yang mustahil dimiliki oleh rasul, yang berarti ingkar janji. Rasul tentunya tak mungkin berkhianat pada perintah Allah SWT. Hal tersebut juga terdapat dalam firman Allah berikut ini:

"Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru; Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Quran itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)". (QS. An-Najm: 2-4).

Fatanah Lawannya Baladah

Ilustrasi Muslim - Image by İbrahim Mücahit Yıldız from Pixabay
Ilustrasi Muslim - Image by İbrahim Mücahit Yıldız from Pixabay

Sifat wajib rasul lainnya selain jujur adalah fatanah. Fatanah berarti cerdas. Seorang rasul adalah manusia pilihan yang memiliki kecerdasan yang tinggi. Hal ini tentunya sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugas dari Allah SWT. Bahkan, Rasulullah SAW menyampaikan ribuan ayat Al-Quran, menjelaskan dalam puluhan ribu hadis, menjelaskan firman-firman Allah, sehingga dituntut memiliki kemampuan berdebat dengan orang kafir dengan cara sebaik mungkin. Oleh karena itu, wajar jika Rasulullah pun punya banyak peran semasa hidup. Beliau berperan sebagai tokoh Islam, pemimpin, pebisnis, panglima perang, hingga politisi.

Lawan dari sifat wajib rasul fatanah adalah baladah atau al-baladah. Meski saat dipilih oleh Allah SWR, Rasulullah merupakan orang yang tak bisa membaca dan menulis, tapi beliau merupakan orang yang dianugerahi kemampuan untuk menyampaikan wahyu. Beliau juga seseorang yang adil dan bijaksana sehingga bisa menjalankan tugasnya dalam berdakwah dengan baik.

Tablig Lawannya Kitman

Doa
Ilustrasi Perempuan Muslim Credit: pexels.com/pixabay

Sifat wajib rasul lainnya selain jujur adalah tablig. Rasul harus menyampaikan perintah dan larangan Allah SWT. Tak ada sesuatu yang disembunyikan Nabi Muhammad SAW, segalanya disampaikan kepada umat. Terdapat sebuah riwayat yang diceritakan Ali bin Abi Talib ketika ditanya tentang wahyu yang tak ada dalam Al-Quran. Ali menegaskan ayat dalam Al-Quran berikut ini:

"Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir". (QS. Al-Maidah: 67)

Ali juga menegaskan dengan berkata:

"Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap Al-Qur’an."

Arti kitman atau al-kitman adalah menyembunyikan rahasia. Sebagai orang yang menyampaikan ajaran yang baik, seorang rasul tak mungkin menyembunyikan kebenaran. Bahkan, Rasulullah SAW juga benar-benar dilindungi oleh Allah SWT dari sifat tersebut. Hal ini pun dijelaskan dalam Al-Quran yang berbunyi:

"Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya)." (QS Al-A'am: 50).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya