Liputan6.com, Jakarta Mobilitas sosial adalah suatu konsep pergerakan status seseorang dalam sebuah pranata sosial. Mobilitas sosial adalah konsep perpindahan status seseorang di masyarakat. Mobilitas sosial adalah pergerakan sosial yang membuat seseorang memiliki status sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah, dan dapat terjadi secara inter-generasi atau intra-generasi.
Mobilitas sosial adalah konsep yang dikenalkan pertama kali oleh sosiolog dan aktivis politik Amerika kelahiran Rusia, Pitirim Sorokin. Istilah mobilitas sosial Sorokin perkenalkan dalam bukunya yang berjudul “Social and Cultural Mobility.”
Advertisement
Baca Juga
Dia menyatakan bahwa tidak ada masyarakat yang benar-benar terbuka seperti sistem kelas, di mana seseorang bisa naik kelas dan tinggal kelas. Meski demikian, Sorokin juga mengatakan bahwa tidak ada masyarakat yang benar-benar tertutup seperti sistem kasta di India, di mana seseorang tidak akan bisa mengubah status sosialnya, karena kasta adalah bawaan lahir.
Menurut Sorokin, tidak ada dua masyarakat yang sama dalam hal mobilitas sosial, dan kecepatan mobilitas sosial dapat berubah dari satu periode waktu ke periode berikutnya, tergantung seberapa maju masyarakatnya.
Mobilitas sosial yang berlangsung dengan cepat memang sangat memungkinkan terjadi belakangan ini. Seseorang yang tidak dikenal dan tidak mempunyai reputasi atau status sosial di masyarakat pun bisa mendadak menduduki puncak stratifikasi sosial dan menjadi terkenal, usai video tentang dirinya viral di media sosial. Begitu pula hal yang sebaliknya.
Sebelum lebih jauh membahas tentang mobilitas sosial dan segala contohnya, penting kita ketahui pengertian mobilitas sosial. Berikut adalah pengertian mobilitas sosial seperti yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (21/7/2022).
Pengertian Mobilitas Sosial adalah Perpindahan Individu
Menurut Britannica, mobilitas sosial adalah perpindahan individu, keluarga, atau kelompok melalui sistem hierarki atau stratifikasi sosial. Pengertian ini mungkin tidak cukup untuk menggambarkan apa sebenarnya mobilitas sosial itu.
Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui pengertian mobilitas sosial dari para ahli. Sejumlah pengertian mobilitas sosial adalah pergerakan sosial menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:
- Menurut Soerjono Soekanto; Mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
- Menurut Robert M.Z. Lawang; Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain atau dari satu dimensi ke dimensi yang lainnya.
- Menurut H. Edward Ransford; Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah dalam lingkungan sosial secara hirarki.
- Menurut Kimball Young Dan Raymond W. Mack; Mobilitas sosial adalah suatu mobilitas dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
- Menurut Horton Dan Hunt; Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya.
- Menurut William Kornblum; Mobilitas sosial adalah perpindahan individu-individu, keluarga-keluarga, dan kelompok sosialnya dan satu lapisan ke lapisan sosial lainnya.
Dari sejumlah pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian mobilitas sosial adalah suatu pergerakan individu atau kelompok, dari satu status sosial ke status sosial lain dalam sebuah stratifikasi atau sistem sosial.
Advertisement
Jenis-Jenis Mobilitas Sosial Berdasarkan Arah Gerak
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, mobilitas sosial adalah tentang pergerakan individu atau kelompok dalam sebuah sistem sosial. Bicara tentang pergerakan, hal tersebut tentu melibatkan arah.
Berdasarkan arah pergerakannya, secara umum mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi dua, mobilitas horizontal dan mobilitas vertikal.
Mobilitas Sosial Horizontal
Mobilitas sosial horizontal adalah pergerakan sosial seseorang tanpa mengubah status sosialnya di masyarakat. Mobilitas sosial horizontal terjadi ketika seseorang pindah pekerjaan, namun tidak mengubah level pangkat dan jabatannya.
Misalnya, jika seorang dokter praktik, kemudian ganti pekerjaan menjadi guru dan mengajar di sekolah kedokteran, pekerjaannya berubah tetapi prestise dan status sosial mereka kemungkinan besar tetap sama. Sorokin memberikan contoh mobilitas horizontal seperti agama, tempat tinggal, politik, atau pergeseran horizontal lainnya tanpa perubahan posisi vertikal.
Mobilitas Sosial Vertikal
Mobilitas sosial vertikal adalah pergerakan sosial di mana seseorang mengalami perubahan dalam statusnya dalam suatu stratifikasi sosial. Ini mengacu pada perubahan status pekerjaan, politik, atau agama seseorang yang menyebabkan perubahan posisi sosial mereka.
Mobilitas sosial vertikal bisa dibedakan menjadi dua tergantung arahnya, yakni mobilitas sosial naik dan mobilitas sosial turun.
Mobilitas Sosial Naik
Mobilitas sosial naik adalah ketika seseorang berpindah dari posisi yang lebih rendah dalam masyarakat ke posisi yang lebih tinggi.
Meskipun terlihat sebagai hal yang baik, mobilitas sosial naik juga dapat merugikan individu. Misalnya saja, ketika seseorang naik status sosialnya, mereka sering kali harus meninggalkan lingkungan yang akrab seperti keluarga dan kampung halaman.
Mereka mungkin juga perlu mengubah cara berpikir dan perilaku mereka. Individu perlu beradaptasi dengan lingkungan baru dan mengadopsi perilaku yang berbeda dalam masyarakat baru, sebagai konsekuensi dari status sosialnya yang naik.
Mobilitas Sosial Turun
Mobilitas sosial turun terjadi ketika seseorang berpindah dari posisi yang lebih tinggi dalam masyarakat ke posisi yang lebih rendah. Hal ini dapat terjadi ketika seseorang tertangkap basah melakukan tindakan salah yang dapat mengakibatkan hilangnya posisi yang dijabatnya saat ini.
Mobilitas sosial turun yang terjadi dalam waktu singkat tentu akan menyulitkan orang-orang yang sudah terlalu nyaman dengan status sosial mereka sebelumnya. Mereka tentu merasa sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, karena banyak hal tidak sesuai dengan standar hidup mereka dulu.
Jenis-Jenis Mobilitas Sosial Berdasarkan Ruang Lingkup
Berdasarkan ruang lingkupnya, mobilitas sosial dibedakan menjadi dua, yakni mobilitas inter-generasi dan mobilitas intra-generasi.
Mobilitas Inter-generasi
Mobilitas inter-generasi terjadi ketika posisi sosial berubah dari satu generasi ke generasi lainnya. Perubahannya bisa ke atas atau ke bawah. Misalnya, seorang ayah bekerja di pabrik, sementara putranya mengenyam pendidikan yang memungkinkannya menjadi pengacara atau dokter.
Perubahan masyarakat seperti itu juga menyebabkan suatu generasi mengadopsi cara hidup dan berpikir yang baru. Mobilitas inter-generasi dipengaruhi oleh perbedaan pola asuh orang tua dan anak, perubahan jumlah penduduk, dan perubahan pekerjaan.
Mobiltas Intra-generasi
Mobilitas intra-generasi dalam posisi masyarakat terjadi selama masa hidup satu generasi. Mobilitas intra-generasi juga bisa merujuk pada perubahan posisi di antara saudara kandung.
Mobilitas intra-generasi bisa terjadi ketika seseorang menaiki tangga perusahaan dalam kariernya. Misalnya, seorang individu memulai karir mereka sebagai juru tulis dan sepanjang hidup hingga bisa pindah ke posisi senior seperti direktur. Pencapaian ini membuat seseorang memiliki status sosial yang lebih tinggi daripada saudara kandungnya.
Advertisement
Dampak Mobilitas Sosial
Gerak sosial atau mobilitas sosial adalah sesuatu yang juga dapat memberikan dampak bagi masyarakat maupun individu. Meski dampaknya juga tidak selalu baik, namun banyak pula dampak positif yang bisa ditimbulkan dari mobilitas sosial.
Ada sejumlah dampak positif yang bisa dirasakan dari adanya mobilitas sosial. Mobilitas sosial dapat memotivasi seseorang untuk lebih berusaha pindah dari suatu strata ke strata lainnya yang lebih tinggi. Hal ini akan mendorong seseorang untuk untuk berprestasi agar mendapatkan status sosial yang lebih baik.
Mobilitas sosial juga mendorong terjadinya perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik dengan lebih cepat. Misalnya, masyarakat agraris mengalami perubahan ke masyarakat industri.
Mobilitas sosial juga mendorong terjadinya peningkatan integrasi sosial di tengah-tengah masyarakat. Misalnya, seseorang yang berpindah status sosial akan menyesuaikan diri dengan berbagai norma, nilai-nilai, dan gaya hidup yang dianut oleh kelompok orang dengan status sosial baru tersebut.
Di samping dampak positif tersebut mobilitas sosial adalah konsep pergerakan sosial yang juga dapat memberikan dampak buruk.
Mobilitas sosial berpotensi menimbulkan konflik di tengah-tengah masyarakat. Konflik tersebut dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu konflik antarkelas, konflik antarkelompok sosial, dan konflik antargenerasi.
Mobilitas sosial membuat rasa solidaritas di dalam diri setiap individu akan semakin berkurang. Hal ini terjadi karena setiap individu yang berubah status sosialnya melakukan penyesuaian diri dengan norma dan nilai-nilai yang dianut oleh kelompok orang dengan status sosial baru tersebut agar diterima.
Mobilitas sosial dapat memengaruhi kondisi psikologis seseorang, terutama bila mengalami penurunan status sosial. Misalnya, rasa gelisah dan takut, frustrasi atau putus asa karena tidak bisa meningkatkan status sosialnya.