Liputan6.com, Jakarta Lirik dan chord lagu 17 Agustus 1945 Hari Merdeka merupakan lagu nasional yang diciptakan oleh Husein Mutahar atau yang lebih dikenal dengan H. Mutahar. Karyanya selalu membawa semangat, seperti yang dituliskan dalam liriknya, ‘sekali merdeka tetap merdeka’.
Baca Juga
Advertisement
Lirik dan chord lagu 17 Agustus 1945 Hari Merdeka sangat identik dengan perayaan hari kemerdekaan Indonesia. Bahkan, lagu ini menjadi lagu wajib yang dinyanyikan setiap perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) yang memang jatuh pada tanggal 17 Agustus setiap tahunnya.
Lirik dan chord lagu 17 Agustus 1945 Hari Merdeka memiliki makna tiap baitnya yang perlu dihayati. Lagu ini juga mengisahkan bahwa seluruh rakyat Indonesia selamanya akan tetap membela Indonesia sampai akhir hayat mereka.
Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai lirik dan chord lagu 17 Agustus 1945 Hari Merdeka yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (16/8/2022).
Lirik dan Chord Lagu 17 Agustus 1945 Hari Merdeka
Berikut ini lirik dan chord lagu 17 Agustus 1945 Hari Merdeka ciptaan H. Mutahar, yaitu:
(Intro) C-G-C-F-C-G-C C
C G C
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
C G C
Itulah hari kemerdekaan kita
F C
Hari merdeka nusa dan bangsa
Am G
Hari lahirnya bangsa Indonesia
G F D
Merdeka
C G C
Sekali merdeka tetap merdeka
C G C
Selama hayat masih di kandung badan
C G C F
Kita tetap setia tetap sedia
C G F G
Mempertahankan Indonesia
C G C F
Kita tetap setia tetap sedia
C G C
Membela negara kita
C G C F
Kita tetap setia tetap sedia
C G F G
Mempertahankan Indonesia
C G C F
Kita tetap setia tetap sedia
C G C
Membela negara kita
Advertisement
Makna Lagu 17 Agustus 1945 Hari Merdeka
Makna lagu dan chord 17 Agustus 1945 Hari Merdeka ciptaan H. Mutahar tidak hanya memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia saja, tetapi menyimpan informasi sejarah sekaligus meneguhkan hari lahirnya bangsa ini. Lagu tersebut diciptakan dengan proses yang panjang, bahkan dalam situasi yang tidak mudah pada saat itu.
Lagu yang dirilis pada 1946 ini mengisyaratkan tentang kemerdekaan Indonesia yang berhasil didapatkan pada 17 Agustus 1945. Dalam lagu ini juga berpesan bahwa kemerdekaan yang sudah berhasil didapatkan ini harus dijaga dan dipertahankan oleh seluruh rakyat Indonesia selamanya.
Makna yang tertuang dalam setiap bait 17 Agustus 1945 Hari Merdeka adalah menggambarkan bagaimana gigihnya perjuangan pahlawan nasional untuk mempertahankan Indonesia. Selain itu, masyarakat Indonesia tetap sedia dan setia membela negara sampai akhir hayat.
Pencipta Lagu 17 Agustus 1945 Hari Merdeka
Husein Mutahar merupakan komponis yang juga dikenal aktif dalam berbagai kegiatan perjuangan. Ia merupakan seorang habib yang lahir di Semarang, Jawa Tengah pada 5 Agustus 1916. Mutahar merupakan lulusan Algemeen Midelbare School (AMS) dan mengambil kuliah jurusan Sastra Timur di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Selain mencipta lagu, beliau juga sempat terlibat di Pertempuran 5 Hari di Semarang, serta menjadi salah satu penggagas Paskibraka dan Pramuka.
Lagu Hari Merdeka menjadi karya nasional kedua bagi H. Mutahar. Lagu ciptaannya yang juga memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Indonesia adalah hymne berjudul Syukur. Beberapa karya H Mutahar di antaranya adalah Slamatlah, Jangan Putus Asa, Mari Tepuk dan Dirgahayu Indonesiaku yang jadi karya terakhirnya.
Lagu kebangsaan Hari Merdeka pertama kali diperkenalkan oleh H. Mutahar pada tahun 1946. Lahir setahun setelah Indonesia menyatakan merdeka, lagu ini menjadi pengingat dan penyemangat bagi bangsa untuk terus menjaga kedaulatannya. Mengutip dari buku Indonesia Pusaka karya Dr. Sipan Adrianto, SE, M.Pd, Husein Mutahar tutup usia di Jakarta pada 9 Juni 2004 silam.
Advertisement
Sejarah Lagu 17 Agustus 1945 Hari Merdeka
Sejarah lagu 17 Agustus 1945 Hari Merdeka melewati banyak sekali fase. Terciptanya lagu 17 Agustus 1945 Hari Merdeka berawal dari ketika H. Mutahar masih menjadi ajudan Presiden Sukarno. Pagi-pagi benar, tahun 1946, Sukarno memanggil Mutahar dan meminta dibuatkan aubade (nyanyian atau musik penghormatan pada pagi hari).
Dirangkum dari buku "100 Konser Musik Indonesia" (2018) yang ditulis oleh Anas Syahrul Alimi dan Muhidin M. Dahlan, Penerbit I:BOEKOE, Soekarno memerintahkan Husein Mutahar untuk membuatkan sebuah aubade yakni nyanyian atau musik penghormatan pada pagi hari. Untuk mengetes lagu tersebut, Husein Mutahar yang tidak memiliki orkes, meminjam orkes keraton.
Dengan semangat, Husein Mutahar mengonduktori permainan dengan naik di meja reot. Karena terlalu bersemangat, meja reot tersebut ambruk. Lagu Hari Merdeka pun dikumandangkan pada upacara 17 Agustus dan mendapatkan pujian dari Soekarno.