Kolonialisme Adalah Penjajahan, Ketahui Bedanya dengan Imperialisme

Berikut adalah penjelasan mengenai pengertian kolonialisme, serta perbedaannya dengan imperialisme.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 13 Sep 2022, 18:50 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2022, 18:50 WIB
Komunitas Reenactor Bangor Sambut Hari Kemerdekaan dengan Sosiodrama Era 1945
Sejumlah seniman memerankan para pahlawan dan penjajah dalam Pertunjukan Sosiodrama "Reenactor Bangor" Gelora Bangsa di halaman Museum Naskah Proklamasi, Jakarta, Selasa (16/8/2022). Pertunjukan tersebut merupakan salah satu rangkaian acara Napak Tilas Proklamasi dalam rangka menyambut Ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Secara sederhana, kolonialisme adalah penjajahan. Meski demikian, penjajahan tidak selalu berbentuk kolonialisme. Penjajahan juga bisa berbentuk imperialisme.

Yang jelas, kolonialisme adalah sesuatu yang berbeda dari imperialisme, meski keduanya sama-sama mengacu pada praktik penjajahan terhadap suatu wilayah.

Menurut Collins English Dictionary yang dikutip dari sociologygroup.com, kolonialisme adalah kebijakan dan praktik suatu kekuasaan dalam memperluas kendali atas masyarakat atau wilayah yang lebih lemah.

Kolonialisme adalah semacam kebijakan dominasi di mana partai politik/kekuatan mencoba mendirikan koloninya sendiri di wilayah lain dengan paksa.

Setelah koloni didirikan, maka partai akan berusaha untuk meningkatkan kekuasaannya. Untuk mencegah koloni itu runtuh, biasanya kelompok atau partai akan menempatkan beberapa orang untuk wilayah koloni.

Tidak jarang pengelolaan wilayah koloni juga melibatkan eksploitasi terhadap penduduk asli. Maka tidak mengherankan jika selalu ada konflik hubungan antara kekuatan kolonial/penjajah dengan penduduk asli. Untuk lebih memahami tentang kolonialisme, berikut ulasan lebih lanjut, seperti yang sudah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (13/9/2022).

Awal Mula Munculnya Kolonialisme

Dilansir dari The Review of Religions, berbagai macam faktor mendorong dimulainya Zaman Penemuan atau Age of Discovery pada akhir abad ke-15. Dimulainya Zaman Penemuan ditandai dengan adanya pengembangan instrumen navigasi, pencarian rute perdagangan yang lebih cepat. Zaman ini didorong oleh sejumlah faktor antara lain adalah dan masalah agama, dan yang paling utama adalah kebutuhan.

Selama berabad-abad, Jalur Sutra adalah sarana penting yang membuat masyarakat di Eropa memperoleh barang yang mereka butuhkan seperti sutra, rempah-rempah, dan tembikar. Namun, kebangkitan Utsmaniyah dan melemahnya negara Kekaisaran Mongol menempatkan jalur darat tradisional ini dalam ancaman serius, karena Utsmaniyah menguasai jalur-jalur utama yang mempersulit orang Eropa untuk mendapatkan barang kebutuhan dari Timur.

Menyadari pentingnya membangun hubungan perdagangan mereka sendiri dengan Asia serta memiliki keinginan untuk menemukan kekayaan baru, orang-orang Eropa mengerahkan seluruh energi dan upaya mereka untuk meningkatkan pembuatan kapal dan navigasi. Hal itu mendorong perjalanan bangsa Eropa ke berbagai wilayah di dunia, termasuk ke Benua Amerika dan Asia.

Di antara negara-negara Eropa, Portugal mengawali penjelajahan dunia dengan Ceuta, yang terletak di pantai utara Maroko, pada tahun 1415. Pada saat itu, Portugis menjadi salah satu dari sedikit negara Eropa yang telah memulai penjelajahan. Pada akhir abad ke-16, Portugis telah menaklukkan wilayah yang mencakup Amerika Selatan hingga Afrika, dan bahkan Asia.

Penaklukan itu membuat Portugis dapat menguasai perdagangan dan juga menikmati kontrol politik. Itulah awal mula terjadinya kolonialisme, yang kemudian diikuti oleh negara-negara Eropa lainnya, termasuk Inggris dan Belanda, yang sempat menerapkan praktik kolonialisme di Indonesia, yang dulunya masih disebut Nusantara.

Jenis-Jenis Kolonialisme

Ilustrasi praktik perbudakan di Brazil - AP
Ilustrasi praktik perbudakan di Brazil - AP

Secara umum ada dua jenis kolonialisme, yaitu kolonialisme pemukim dan kolonialisme eksploitasi. Kolonialisme Pemukim melibatkan imigrasi dalam skala besar sebagai hasil dari masalah agama, ekonomi atau politik.

Sedangkan kolonialisme eksploitasi melibatkan perdagangan seperti ekspor barang atau bahkan perdagangan budak. Untuk melakukan perdagangan, tenaga kerja dieksploitasi oleh penjajah, dengan memaksa penduduk asli untuk bekerja. Mereka kadang-kadang diberi gaji kecil atau tidak diberi gaji sama sekali.

Ada juga Kolonialisme Pengganti dan Kolonialisme Internal. Kolonialisme adalah praktik di mana kekuatan kolonial mendukung pemukiman imigran. Sedangkan kolonialisme internal adalah tentang kekuatan struktural yang tidak merata antara berbagai wilayah negara.

Dampak Kolonialisme

Jejak Romusha di Jalur Maut
Meski sempat disambut rakyat Indonesia, ternyata Jepang berkuasa dengan kejam.

Daripada dampak positif, kolonialisme lebih banyak dampak negatif, terutama bagi penduduk asli suatu wilayah koloni. Apalagi, penduduk asli wilayah koloni sering dijadikan budak, mengalami eksploitasi, dan berbagai macam penderitaan lainnya.

Namun penjajahan juga membawa keuntungan tertentu seperti tersebarnya bahasa, sastra dan kelembagaan budaya serta kemajuan teknologi. Meskipun ini semua yang dipaksakan oleh penjajah kepada orang-orang untuk diadopsi, mereka dapat dianggap sebagai faktor penting. Penjajahan oleh Bangsa Eropa juga memengaruhi sistem ekonomi di banyak tempat.

Perbedaan Kolonialisme dan Imperialisme

Ilustrasi Imperialisme
Ilustrasi Imperialisme Sumber: commons.wikimedia.org

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, kolonialisme adalah penjajahan. Meski demikian, penjajahan tidak selalu kolonialisme. Penjajahan juga bisa jadi merupakan praktik imperialisme.

Kolonialisme adalah sistem di mana satu negara mendominasi negara lain secara ekonomi, politik dan sosial. Negara pertama mendirikan pemukiman atau koloni di negara lain dalam rangka menunjukkan dominasinya. Tujuan kolonialisme adalah untuk mendapatkan sumber daya alam, tenaga kerja, dan kekayaan dari koloni untuk menguntungkan penjajah.

Sedangkan imperialisme adalah kebijakan, praktik, atau promosi untuk memperluas kekuasaan dan dominasi suatu bangsa dengan memperoleh dan mempertahankan koloni dan ketergantungan. Dengan kata lain, imperialisme adalah tindakan kekuatan yang lebih kuat yang menduduki atau menguasai wilayah yang lebih lemah. Imperialisme dapat dicapai melalui kekuatan militer, sarana ekonomi, atau kombinasi keduanya.

Perbedaan antara kolonialisme dan imperialisme dapat dilihat dari proses, asal usul, hunian, aspek ekonomi-politik.

Proses Dasar

Kolonialisme adalah proses yang dimulai dengan pembentukan koloni dan pemukiman di wilayah lain yang lebih lemah. Sedangkan imperialisme adalah proses yang dimulai dengan dominasi satu negara atas negara lain.

Asal Usul

Kolonialisme berawal pada Zaman Penemuan ketika kekuatan Eropa mulai mendirikan koloni di bagian lain dunia. Sedangkan imperialisme telah dimulai ketika kerajaan seperti Roma dan Yunani mendominasi negara-negara lain.

Hunian

Dalam kolonialisme, penjajah datang untuk tinggal di wilayah koloni. Sedangkan dalam imperialisme, penjajah tidak serta merta datang untuk tinggal di negara yang mereka kuasai.

Aspek Ekonomi-Politik

Dalam kolonialisme, penduduk asli dan cara hidup mereka sering dihancurkan oleh penjajah. Sedangkan dalam imperialisme, penduduk asli biasanya diizinkan untuk mempertahankan cara hidup mereka sendiri.

Jadi, kolonialisme dan imperialisme adalah dua hal yang berbeda, meski keduanya dapat disebut sebagai praktik penjajahan. Kolonialisme adalah pembentukan koloni di tanah asing, sedangkan imperialisme adalah satu negara mengambil alih negara atau wilayah lain dengan paksa atau paksaan.

Ada banyak contoh kolonialisme sepanjang sejarah, tetapi imperialisme modern jarang sekali terjadi. Namun, tetap penting untuk memahami perbedaan antara kedua istilah ini sehingga kita dapat lebih memahami peristiwa dunia dan bagaimana mereka membentuk masyarakat kita saat ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya