7 Penyebab Penyakit Ginjal Pada Anak yang Harus Diwaspadai, Ini Penanganannya

Berikut adalah faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya penyakit ginjal pada anak.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 20 Okt 2022, 13:30 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2022, 13:30 WIB
Banner Infografis Gagal Ginjal Akut Misterius Renggut Jiwa Anak Indonesia
Banner Infografis Gagal Ginjal Akut Misterius Renggut Jiwa Anak Indonesia (Liputan6/com/Triyasni)

Liputan6.com, Jakarta Penyakit ginjal memang bukan ancaman baru. Namun, belakangan gagal ginjal menjadi momok yang serius usai ratusan anak di 20 provinsi di Indonesia mengalami gangguan ginjal akut misterius.

Semula, anak-anak ini mengalami infeksi ringan seperti batuk, pilek, diare, atau muntah. Namun perlahan-lahan mereka mengalami penurunan jumlah urine ketika buang air kecil, hingga pada akhirnya sama sekali tidak buang air kecil.

Sebagian besar penderita gangguan ginjal akut ini adalah adalah anak-anak di bawah usia lima tahun (balita). Bahkan tingkat kematiannya mencapai 48 persen, menurut keterangan Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril.

Oleh karena itu, orang tua hendaknya waspada dan peka terhadap gejala-gejala yang mungkin mengindikasikan adanya gangguan gijal akut pada anak. Untuk memberikan pemahaman mengenai penyakit ginjal pada anak, mulai dari gejala, penyebab gagal ginjal pada anak, hingga penanganannya, seperti yang sudah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (20/10/2022).

Penyakit Ginjal pada Anak

Penyakit ginjal dapat mempengaruhi anak-anak dengan berbagai cara, mulai dari gangguan yang dapat diobati tanpa konsekuensi jangka panjang hingga kondisi yang mengancam jiwa. Adapun jenis penyakit ginjal yang mengancam anak-anak adalah penyakit ginjal akut dan penyakit ginjal kronis.

Penyakit ginjal akut berkembang secara tiba-tiba, berlangsung dalam waktu singkat, dan bisa mengakibatkan masalah serius dengan konsekuensi jangka panjang. Namun, penyakit ginjal akut juga bisa hilang sama sekali setelah penyebab yang mendasarinya diobati.

Sedangkan penyakit ginjal kronis tidak hilang meski telah menjalani pengobatan. Penyakit ginjal kronis cenderung semakin parah dari waktu ke waktu. Penyakit ginjal kronis lama-kelamaan akan gagal ginjal, yang merupakan penyakit ginjal stadium akhir.

Penyakit ginjal jelas akan berpengaruh pada masalah kesehatan anak. Namun di samping itu, penyakit ginjal pada anak juga dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak secara umum, termasuk tumbuh kembang mentalnya.

Adapun dampak penyakit ginjal pada perkembangan mental anak antara lain citra diri negatif, masalah hubungan, masalah perilaku, kesulitan belajar, kesulitan berkonsentrasi, keterampilan bahasa yang tertunda, serta perkembangan motorik yang terhambat.

Gejala Penyakit Ginjal pada Anak

Gangguan ginjal akut misterius
Rumor paracetamol cair menjadi penyebab gangguan ginjal akut pada anak telah menyebar, IDAI keluarkan pernyataan klarifikasi. (pexels.com/Victoria Akvarel)

Seperti halnya penyakit lainnya, penyakit ginjal pada anak juga menimbulkan sejumlah gejala yang menjadi tanda-tandanya. Gejala yang timbul dari penyakit ginjal akut dan penyakit ginjal kronis berbeda.

Adapun gejala yang timbul dari penyakit ginjal akut antara lain perdarahan, demam, ruam, diare berdarah, muntah, sakit perut, tidak ada urin, kulit pucat, pembengkakan jaringan, serta peradangan mata.

Sedangkan gejala penyakit ginjal kronis antara lain adalah Nafsu makan buruk, muntah, sakit tulang, sakit kepala, pertumbuhan terhambat, banyak kencing atau tidak kencing, infeksi saluran kemih berulang, inkontinensia urin, kulit pucat, bau mulut, masalah pendengaran, pembengkakan jaringan, kontrol emosi yang buruk, tonus otot buruk, serta perubahan kewaspadaan mental.

Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ginjal akut dan penyakit ginjal kronis bisa saja muncul akibat dari penyakit lain. Oleh karena itu penting untuk segera menghubungi dokter ketika orang tua menemukan gejala-gejala tersebut untuk memastikan penyakit apa yang sebenarnya diderita anak.

Penyebab Penyakit Ginjal pada Anak

Membuat Ginjal Lebih Sehat
Ilustrasi Ginjal Credit: freepik.com

Ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab penyakit ginjal pada anak. Dikutip dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, penyebab penyakit ginjal pada anak antara lain adalah kelainan, penyakit keturunan, infeksi, sindrom nefrotik, penyakit sistemik, trauma, dna penyumbatan atau refluks urin.

Kelainan

Kelainan adalah masalah yang terjadi saat bayi berkembang di dalam rahim ibu. Kelainan yang mempengaruhi ginjal termasuk agenesis ginjal, displasia ginjal, dan ginjal ektopik.

Agenesis ginjal adalah kondisi kelainan di mana anak lahir hanya dengan satu ginjal. Displasia ginjal adalah kondisi di mana anak lahir dengan dua ginjal, namun salah satunya tidak berfungsi. Ginjal ektopik adalah kondisi di mana anak lahir dengan ginjal yang berada di posisi yang tidak seperti biasanya.

Secara umum, anak-anak dengan kondisi ini menjalani kehidupan yang sehat dan penuh. Namun, beberapa anak dengan agenesis ginjal atau displasia ginjal memiliki peningkatan risiko penyakit ginjal.

Penyakit Keturunan

Penyakit ginjal herediter adalah penyakit yang diturunkan dari orang tua ke anak melalui gen. Salah satu contohnya adalah penyakit ginjal polikistik, yang ditandai dengan banyak kelompok kista berisi yang membuat kedua ginjal semakin besar seiring waktu.

Infeksi

Sindrom uremik hemolitik dan glomerulonefritis akut pasca streptokokus adalah penyakit ginjal yang dapat berkembang pada anak yang diakibatkan oleh adanya infeksi. Sindrom uremik hemolitik adalah penyakit langka yang sering disebabkan oleh bakteri Escherichia coli (E. coli) yang ditemukan pada makanan yang terkontaminasi, seperti daging, produk susu, dan jus. Sindrom uremik hemolitik berkembang ketika bakteri E. coli yang bersarang di saluran pencernaan membuat racun yang masuk ke aliran darah.

Racun tersebut kemudian menghancurkan sel darah merah dan merusak lapisan pembuluh darah, termasuk glomeruli. Sebagian besar anak yang terkena infeksi E. coli mengalami muntah, kram perut, dan diare berdarah selama 2 hingga 3 hari. Anak-anak yang menderita sindrom uremik hemolitik akan mengalami sejumlah gejala seperti pucat, lelah, dan mudah tersinggung. Sindrom uremik hemolitik dapat menyebabkan gagal ginjal pada beberapa anak.

Glomerulonefritis pasca-streptokokus adalah jenis penyakit ginjal yang dapat terjadi setelah radang tenggorokan atau infeksi kulit. Bakteri Streptococcus tidak menyerang ginjal secara langsung; sebaliknya, infeksi dapat merangsang sistem kekebalan untuk memproduksi antibodi secara berlebihan.

Antibodi adalah protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan melindungi tubuh dari infeksi dengan mengidentifikasi dan menghancurkan bakteri, virus, dan zat asing berbahaya lainnya. Ketika antibodi ekstra beredar dalam darah dan akhirnya disimpan di glomeruli, hal ini bisa membuat ginjal rusak.

Sebagian besar kasus glomerulonefritis pasca-streptokokus berkembang 1 hingga 3 minggu setelah infeksi yang tidak diobati. Glomerulonefritis pasca-streptokokus hanya berlangsung dalam waktu singkat. Penyakit ginjal ini bisa dipulihkan sepenuhnya setelah infeksinya diatasi. Namun beberapa kasus, anak mungkin akan mengalami kerusakan ginjal secara permanen.

Sindrom Nefrotik

Sindrom nefrotik adalah kumpulan gejala yang menunjukkan kerusakan ginjal. Sindrom nefrotik mencakup semua kondisi berikut:

a. albuminuria—ketika urin seseorang mengandung kadar albumin yang meningkat, protein yang biasanya ditemukan dalam darah

b. hiperlipidemia — kondisi ketika kadar lemak dan kolesterol yang lebih tinggi dari normal dalam darah

c. edema—merupakan pembengkakan yang biasanya di tungkai, kaki, atau pergelangan kaki.

d. hipoalbuminemia— merupakan rendahnya kadar albumin dalam darah

Penyakit Sistemik

Penyakit sistemik seperti lupus eritematosus sistemik dan diabetes biasanya juga memengaruhi  banyak organ atau seluruh tubuh, termasuk ginjal.

Nefritis lupus adalah peradangan ginjal yang disebabkan oleh SLE, yang merupakan penyakit autoimun. Sementara diabetes menyebabkan peningkatan kadar gula darah, yang dapat merusak ginjal dan meningkatkan kecepatan aliran darah ke ginjal.

Aliran darah yang lebih cepat membuat glomeruli tegang, menurunkan kemampuannya untuk menyaring darah, dan meningkatkan tekanan darah. Penyakit ginjal yang disebabkan oleh diabetes disebut penyakit ginjal diabetik. Diabetes sendiri adalah penyebab nomor satu gagal ginjal pada orang dewasa.

Trauma

Trauma seperti luka bakar, dehidrasi, perdarahan, cedera, atau pembedahan dapat menyebabkan tekanan darah yang sangat rendah, yang menurunkan aliran darah ke ginjal. Aliran darah yang rendah dapat menyebabkan gagal ginjal akut.

Penyumbatan atau Refluks Urine

Ketika penyumbatan berkembang antara ginjal dan uretra, urin dapat kembali ke ginjal dan menyebabkan kerusakan. Refluks—urin yang mengalir dari kandung kemih ke ginjal—terjadi ketika katup antara kandung kemih dan ureter tidak menutup sepenuhnya.

Penanganan Penyakit Ginjal pada Anak

Infografis Gagal Ginjal Akut Misterius Renggut Jiwa Anak Indonesia
Infografis Gagal Ginjal Akut Misterius Renggut Jiwa Anak Indonesia (Liputan6/com/Triyasni)

Penyakit ginjal pada anak tergantung dari penyebab penyakitnya. Adapun penanganan penyakit ginjal pada anak berdasarkan penyebabnya adalah sebagai berikut:

1. Kelainan

Anak-anak dengan agenesis ginjal atau displasia ginjal harus dipantau untuk melihat apakah tanda-tanda kerusakan ginjal. Pengobatan tidak diperlukan, kecuali jika terjadi kerusakan pada ginjal.

Ginjal ektopik tidak perlu diobati kecuali jika menyebabkan penyumbatan pada saluran kemih atau kerusakan pada ginjal. Ketika penyumbatan hadir, diperlukan pembedahan untuk memperbaiki posisi ginjal.

2.Penyakit Keturunan

Penyakit ginjal yang diturunkan tidak dapat disembuhkan, sehingga anak-anak dengan kondisi tersebut menerima pengobatan untuk memperlambat perkembangan penyakit ginjal dan mencegah timbulnya komplikasi.

Sindrom Alport juga tidak ada obatnya. Anak-anak dengan kondisi tersebut menerima pengobatan untuk memperlambat perkembangan penyakit dan mengobati komplikasi sampai gagal ginjal.

3. Infeksi

Penanganan sindrom uremik hemolitik salah satunya adalah dengan cara mempertahankan kadar garam dan cairan dalam tubuh untuk meredakan gejala dan mencegah masalah lebih lanjut. Seorang anak mungkin memerlukan transfusi sel darah merah yang dikirim melalui tabung intravena (IV). Beberapa anak mungkin memerlukan dialisis dalam waktu singkat untuk meringankan beban kerja ginjal. Sebagian besar anak sembuh total tanpa konsekuensi jangka panjang.

Anak-anak dengan glomerulonefritis pasca-streptokokus dapat diobati dengan antibiotik untuk membunuh bakteri yang tersisa di dalam tubuh. Selain itu, anak biasanya juga diberi obat-obatan untuk mengendalikan pembengkakan dan mencegah tekanan darah tinggi.

4. Sindrom Nefrotik

Penyakit ginjal pada anak yang diakibatkan oleh sindrom nefrotik dapat diobati dengan kortikosteroid. Kortikosteroid bekerja dengan cara mengurangi pembengkakan dan mengurangi aktivitas sistem kekebalan tubuh.

5. Penyakit Sistemik

Penyakit ginjal pada anak yang disebabkan oleh penyakit nefritis lupus dapat diobati dengan obat penurun tekanan darah. Dalam banyak kasus, pengobatan efektif dalam mengendalikan sepenuhnya atau sebagian nefritis lupus.

Penyakit ginjal pada anak yang disebabkan oleh diabetes biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang. Anak-anak dengan diabetes dapat mencegah atau memperlambat perkembangan penyakit ginjal diabetes dengan minum obat untuk mengontrol tekanan darah tinggi dan menjaga kadar glukosa darah agar tetap normal.

6. Trauma

Penyakit ginjal pada anak akibat trauma dapat diobati secara medis, meskipun dialisis mungkin diperlukan untuk waktu yang singkat sampai aliran darah dan tekanan darah kembali normal.

7. Penyumbatan dan Refluks Urine

Penyakit ginjal pada anak yang disebabkan penyumbatan dan refluks urine ditangani berdasarkan tingkat keparahannya. Dalam beberapa kasus, penyumbatan hilang tanpa pengobatan. Untuk anak-anak yang terus mengalami penyumbatan urin, pembedahan mungkin diperlukan untuk menghilangkan sumbatan dan mengembalikan aliran urin.

Selain berbagai langkah penanganan tersebut, menjaga pola makan dan gaya gidup sehat juga penting untuk mencegah kekambuhan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya