Artefak Adalah Benda Arkeologi, Kenali Jenis dan Ciri-Cirinya

Artefak adalah salah satu bentuk peninggalan sejarah, yang memiliki klasifikasi.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 03 Nov 2022, 10:10 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2022, 10:10 WIB
Artefak peninggalan perumahan kuno di Arab. (Foto: tangkapan layar video YouTube Aiman Mulyana)
Artefak peninggalan perumahan kuno di Arab. (Foto: tangkapan layar video YouTube Aiman Mulyana)

Liputan6.com, Jakarta Artefak adalah benda arkeologi atau peninggalan benda-benda bersejarah, yang bahkan dalam arkeologi, artefak memiliki kaitan erat dengan benda - benda peninggalan dari masa lampau. Adapun peninggalan tersebut, biasanya berupa alat atau benda sejenisnya yang dulu sering digunakan.

Dahulunya orang Mesir kuno percaya pada kehidupan setelah kematian dan menguburkan orang mati dengan hal-hal yang mereka perlukan untuk hidup di akhirat. Oleh karena itu, artefak adalah benda peninggalan sejarah yang telah memberikan petunjuk penting tentang kehidupan di Mesir kuno. Hal ini menyebabkan makam Mesir kuno memiliki kekayaan artefak yang memberikan wawasan sarat akan budaya. Salah satunya adalah Makam Raja Tut yang memiliki kurang lebih 5.000 artefak, termasuk parfum dan minyak, perhiasan, patung, dan bahkan mainan dari masa kecil sang raja.

Artefak adalah bentuk peninggalan sejarah, yang berfungsi memberikan informasi penting kepada arkeolog tentang budaya dan peradaban sebelumnya. Bahkan fungsi artefak sangat membantu menentukan periode waktu bumi dan dalam catatan sejarah, karena sampai sekarang masih banyak budaya kuno tidak memiliki bahasa tertulis dan tidak aktif tercatat kilas balik sejarahnya. 

Berikut ini definisi artefak dan jenisnya yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (3/11/2022). 

Mengenal Artefak

Warga kembali menemukan artefak kuno berupa batu mirip nisan di sekitar situs batu bata kuno Kalikudi, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Nakam S Wibowo/Muhamad Ridlo)
Warga kembali menemukan artefak kuno berupa batu mirip nisan di sekitar situs batu bata kuno Kalikudi, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Nakam S Wibowo/Muhamad Ridlo)

Risto Hilpinen adalah seorang Professor of Theoretical Philosophy yang mendefinisikan filosofis standar tentang "artefak" yang sering diasumsikan bahkan ketika tidak dinyatakan secara eksplisit, maka artefak adalah objek yang memang dibuat dengan sengaja, untuk mencapai suatu tujuan.

Definisi ini kemudian mulai berakar, pada perbedaan Aristoteles antara hal-hal yang ada secara alami dan hal-hal yang ada dengan kerajinan. Biasanya yang ada secara alami memiliki asal-usulnya sendiri, sedangkan yang ada karena kerajinan memiliki asal-usulnya dari pengrajin, dalam bentuk benda yang ada dalam pikiran pembuatnya. 

Pada definisi standar ini, maka artefak harus memenuhi tiga kondisi, di mana mereka harus diproduksi dengan sengaja, sehingga mengesampingkan produk sampingan yang tidak diinginkan dari tindakan yang disengaja, seperti serutan yang dihasilkan dari ukiran kayu, juga semua objek alami seperti salamander dan bintang.

Perlu dipahami bahwa artefak adalah benda yang memang dibuat oleh manusia, di mana artefak juga tergolong dalam seni, peralatan, dan pakaian yang dibuat oleh orang-orang dari waktu dan tempat. Adapun istilah ini sering digunakan untuk merujuk pada sisa-sisa suatu benda, seperti pecahan tembikar atau barang pecah belah.

Artefak akan sangat berguna bagi para sarjana yang ingin belajar tentang suatu budaya. Arkeolog biasanya menggali daerah di mana budaya kuno hidup, dan menggunakan artefak yang ditemukan di sana untuk belajar tentang masa lalu. Terdapat banyak sekalai budaya kuno, yang tentu tak memiliki bahasa tertulis atau tidak secara aktif mencatat sejarah mereka, sehingga artefak terkadang memberikan satu-satunya petunjuk tentang bagaimana orang hidup.

 

 

 

Definisi Artefak Menurut Para Ahli

Sejumlah artefak ditemukan di area proyek MRT Fase 2 Bundaran HI-Kota
Sejumlah artefak peninggalan masa kolonial, Sunda Kelapa, dan Batavia ditemukan di area proyek MRT Fase 2 Bundaran HI-Kota. (Merdeka.com)

1. Risto Hilpinen

Adapun definisi artefak yang ditemukan berdasarkan filosofi singkat dari Risto Hilpinen seorang Professor of Theoretical Philosophy, tidak menutup kemungkinan bahwa setidaknya beberapa benda yang dibuat oleh hewan non-manusia adalah artefak. Seperti jaring laba-laba yang memang memiliki tujuan, dan jelas dibuat daripada terjadi secara alami. Tapi kita mungkin ragu untuk mengaitkan niat dengan laba-laba, mengingat sifat naluriah dari perilaku menenun jaring mereka. Adapun bentuk implikasi dari definisi standar ini, cocok dengan bukti yang berkembang untuk kognisi canggih di antara hewan non-manusia pada umumnya, dan kemampuan mereka untuk memproduksi dan menggunakan alat dan struktur lain.

2.  AJ Miller

AJ Miller mengatakan bahwa tidak ada gunanya mencoba membedakan secara sistematis antara dunia alami dan dunia artifaktual, kecuali jika kita memperhatikan cara-cara di mana istilah-istilah seperti "alami" mungkin memiliki konsekuensi atau konsekuensi tertentu, seperti ketika sebuah komoditas di toko-toko diberi label. "alami" hanya karena satu bahan, seperti pewarna kimia, telah dihapus, atau ketika sesuatu yang tampaknya alami seperti radiasi dianggap bertentangan dengan "alam" yang sebenarnya. 

3. Sperber (2007)

Selain AJ Miller dan Risto, Sperber juga berpendapat bahwa fungsi genap adalah kontinu antara alam dan budaya. Sperber memulai dengan pengamatan bahwa apa yang dia sebut artefak biologis seperti tanaman dan hewan peliharaan, sebagian besar memiliki fungsi biologis dan budaya. Tetapi mereka menjalankan fungsi kulturalnya karena menjalankan fungsi biologisnya, dan sebaliknya. Ambil anggur tanpa biji, di mana ketiadaan biji mereka tampaknya membuat mereka murni artifaktual, karena fungsi reproduksi buah tampaknya hilang bersama dengan bijinya.

Namun faktanya, Sperber berpendapat, bahwa buah mempertahankan fungsi biologis untuk menarik kita memakan buahnya dan kemudian menyebarkan tanaman itu, dan bukan dengan menyebarkan biji seperti pada anggur berbiji. Akan tetapi dengan memperbanyak tanaman anggur secara vegetatif, terdapat kesamaan fungsi biologis dan budaya dalam domestikasi ini menunjukkan bahwa jauh dari menjadi lokus pemisah antara alam dan budaya, ranah domestikasi adalah lokus penggabungan mereka yang tak terlihat. Sperber menyimpulkan bahwa "artefak" sebagai istilah teoretis tidak dapat didefinisikan secara berguna, karena setiap upaya untuk melakukannya akan digagalkan oleh kontinuitas yang dirinci di atas.

4. Randall Dipert (1993) 

Artefak adalah salah satu bentuk instrumen dari benda-benda alami, yang sengaja digunakan untuk suatu tujuan tetapi tidak dimodifikasi. Seperti batu yang digunakan sebagai palu, maka perkakas adalah instrumen yang dimodifikasi dengan sengaja, seperti batu yang dibentuk dan dipoles untuk digunakan sebagai palu. Artefak adalah alat yang dimaksudkan untuk dikenali sebagai alat, seperti palu cakar yang terbuat dari bahan standar dan dengan bentuk standar yang mudah dikenali. Masalah kontinum untuk artefak ini sebenarnya hanyalah versi dari masalah terkenal, dan melanda skema klasifikasi dalam ilmu alam dan sosial.

Jenis dan Ciri-Ciri Artefak

Artefak yang ditemukan di Petilasan Sunan Kalijaga di Blora, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com.Ahmad Adirin)
Artefak yang ditemukan di Petilasan Sunan Kalijaga di Blora, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com.Ahmad Adirin)

 Bentuk kebudayaan berupa artefak dikelompokkan menjadi empat jenis berdasarkanya zamannya, berikut masing-masing penjelasannya, yaitu :

1. Zaman Paleolitikum

Dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Budaya (Deskripsi Kepribadian Bangsa Indonesia) (2019) karya Isma Tantawi, zaman paleolitikum adalah zaman yang memang diperkirakan terjadi sekitar 600 ribu tahun yang lalu. Zaman ini disebut juga zaman batu tua, di mana bentuk artefak yang bisa ditemukan adalah kapak genggam yang memang terdapat di kawasan Pulau Jawa, khususnya Jawa Timur. 

2. Zaman Mesolitikum

Zaman mesolitikum atau zaman batu tengah ini, memiliki banyak peninggalan artefak yang cukup penting, di mana bentuk artefaknya bisa memperlihatkan jika manusia di zaman ini mulai hidup menetap atau tinggal permanen. Artefak ini banyak ditemukan di Pulau Sumatera, Bandung, seperti Padalarang Cicilengka, Banjaran, serta Kerinci. Adapun contoh artefak yang bisa ditemukan adalah Kapak Sumatera atau pebble, kapak pendek atau haehe courte.

3. Zaman Neolitikum

Pada zaman neolitikum atau zaman batu baru ini, banyak ditemukan artefak berupa peralatan kriya seperti kapak persegi yang banyak ditemukan di kawasan Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, serta Kalimantan. Selain itu, kapak lonjong, yang memiliki bentuk bundar dengan ujung lancip, banyak ditemukan di daerah Seram, Gorong, Tanimbar, Leti, Minahasa, dan Serawak (Kalimantan Timur).

4. Zaman Megalitikum

Zaman terakhir yaitu zaman batu besar ini, akan menjadi awal lahirnya berbagai bangunan yang terbuat dari batu dan berukuran besar. Contoh artefak yang ditemukan adalah menhir, dolmen, sarkofagus, dan kubur batu yang banyak di beberapa kawasan di Indonesia. Peninggalan ini, membuat masyarakat mulai menggunakan peralatan dari logam, serta mulai mengenal kebudayaan. 

Adapun ciri - ciri dari artefak adalah: 

- Umumnya terbuat dari batu dan sudah mulai halus.

- Merupakan hasil kebudayaan yang bisa diabadikan.

- Memiliki bentuk yang beragam, seperti lonjong, bulat, persegi dan sebagainya.

- Saat ditemukan, bisa berupa bentuk benda utuh maupun pecahan-pecahan yang nanti akan disatukan.

- Merupakan hasil dari peristiwa dalam arti sejarah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya