Liputan6.com, Jakarta Anemia adalah kondisi di mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin yang sehat dalam tubuh berada di bawah batas normal. Pada orang dewasa, anemia dapat terjadi apabila kadar hemoglobinnya di bawah 14 gram per desiliter untuk laki-laki dan kurang dari 12 gram per desiliter untuk wanita.
Baca Juga
Advertisement
Anemia adalah gangguan kesehatan yang dapat terjadi sementara atau dalam jangka panjang. Semakin sedikit kadar hemoglobin seseorang, artinya semakin parah anemia yang diderita. Anemia dapat menyebabkan organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen sehingga membuat penderita anemia pucat dan mudah lelah.Â
Dapat dikatakan anemia adalah gangguan darah atau kelainan hematologi yang terjadi ketika kadar hemoglobin berada di bawah normal. Berikut ulasan Liputan6.com tentang anemia yang dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (9/11/2022).
Penyebab Anemia dan Jenis
Penyebab Anemia dan JenisUntuk mengenal lebih jauh tentang anemia, sekarang kita bahas mengenai penyebab terjadinya anemia beserta jenisnya. Secara umum penyebab terjadinya anemia adalah, produksi sel darah merah yang kurang, kehilangan darah secara berlebihan, serta hancurnya sel darah merah yang terlalu cepat. Berikut jenis anemia berdasarkan penyebabnya.
1. Anemia Akibat Kekurangan Zat Besi
Zat besi merupakan nutrisi penting dalam produksi sel darah merah. Zat mineral ini membentuk hemoglobin yang bermanfaat mengikat oksigen agar darah bersih dan kaya nutrisi selalu tersedia.Â
Kekurangan zat besi akan membuat tubuh tidak mampu memproduksi sel darah merah. Kondisi ini bisa terjadi akibat kurangnya asupan zat besi dalam makanan atau karena tubuh tidak mampu menyerap zat besi, akibat gangguan kesehatan lain seperti penyakit celiac.
2. Anemia Pada Masa Kehamilan
Ibu hamil sering kali memiliki kadar hemoglobin yang lebih rendah dari pada saat tidak mengandung. Kondisi ini sebenarnya normal karena sebagian zat besi yang ibu konsumsi digunakan untuk mendukung pertumbuhan janin. Namun, kadar hemoglobin ibu hamil harus tetap dijaga agar berada di batas normal. Oleh sebab itu, asupan nutrisi pembentuk sel darah merah pada ibu hamil, seperti zat besi, vitamin B12, dan asam folat harus ditingkatkan.
3. Anemia Akibat Pendarahan
Anemia juga dapat disebabkan oleh perdarahan yang terjadi dalam jangka panjang atau pendarahan berat yang terjadi seketika. Penyebabnya bisa cedera, gangguan menstruasi, wasir, peradangan pada lambung, kanker usus, atau efek samping oba.
4. Anemia Aplastik
Anemia aplastik terjadi akibat kerusakan pada sumsum tulang yang merupakan tempat produksi sel darah merah. Kerusakan sumsum tulang membuat tubuh tidak mampu lagi menghasilkan sel darah merah dengan optimal. Kondisi ini juga dapat disebabkan oleh infeksi, penyakit autoimun, paparan zat kimia beracun, serta efek samping obat antibiotik dan obat untuk mengatasi rheumatoid arthritis.
Advertisement
Penyebab Anemia dan Jenis
5. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi akibat penghancuran sel darah merah lebih cepat daripada pembentukannya. Kondisi ini dapat diturunkan dari orang tua atau akibat kanker darah (leukemia), infeksi bakteri atau virus, penyakit autoimun. Anemia hemolitik juga dapat disebabkan oleh samping obat-obatan seperti, paracetamol, penisilin, dan obat antimalaria.
6. Anemia Akibat Penyakit Kronis
Beberapa penyakit dapat memengaruhi proses pembentukan sel darah merah, terutama bila berlangsung dalam jangka panjang. Beberapa di antaranya adalah penyakit Crohn, penyakit ginjal, kanker, rheumatoid arthritis, dan HIV/AIDS.
7. Anemia Sel Sabit
Anemia sel sabit atau sickle cell anemia disebabkan oleh mutasi (perubahan) genetik pada hemoglobin. Akibatnya, hemoglobin terbentuk secara tidak normal, yaitu seperti bulan sabit. Seseorang berpotensi tinggi terserang anemia sel sabit apabila kedua orang tuanya sama-sama mengalami mutasi genetik tersebut.
8. Thalasemia
Thalasemia adalah kelainan darah yang disebabkan oleh mutasi gen berpengaruh pada produksi hemoglobin. Kelainan ini diturunkan secara genetik, seseorang yang memiliki orang tua pengidap thalasemia yang sama beresiko tinggi mengidap kelainan yang sama.
Gejala dan Pengobatan
Seorang yang mengalami anemia dapat merasakan gejala yang beragam. Secara umum gejala anemia adalah lemas, cepat lelah, pusing, sering mengantuk, kulit terlihat pucat atau kekuningan, detak jantung tidak teratur, napas pendek, dan nyeri di bagian dada, serta tangan dan kaki terasa dingin.Gejala-gejala anemia yang disebutkan sering kali tidak disadari oleh penderita anemia. Namun apabila tidak segera diatasi akan mengakibatkan gejalanya terjadi emakin sering dan berat. Â
Apabila gejala anemia dirasa sudah sangat mengganggu sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Mengkonsultasikan kondisi kesehatan sedini mungkin dapat mencegah terjadinya penyakit kronis dan mempermudah proses penyembuhan.
Metode pengobatan anemia tergantung pada jenis anemia yang diderita pasien. Perlu diperhatikan bahwa metode pengobatan satu jenis anemia dapat memperparah anemia jenis yang lain. Dokter akan melakukan analisa mendetail untuk mengetahui jenis anemia yang diderita pasien sebelum memulai pengobatan. Berikut pengobatan anemia berdasarkan jenis anemia yang diderita.Â
Anemia Akibat Kekurangan Zat Besi
Kondisi ini diatasi dengan mengonsumsi makanan dan suplemen zat besi. Pada kasus yang parah, diperlukan transfusi darah.
Anemia Pada Masa Kehamilan
Kondisi ini ditangani dengan pemberian suplemen zat besi, asam folat, dan vitamin B12, yang dosisnya ditentukan oleh dokter.
Anemia Akibat Perdarahan
Kondisi ini diobati dengan menghentikan perdarahan. Bila diperlukan, dokter juga akan memberikan suplemen zat besi atau transfusi darah.
Anemia Aplastik
Pengobatannya adalah dengan transfusi darah untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, atau transplantasi (cangkok) sumsum tulang bila sumsum tulang pasien tidak bisa lagi menghasilkan sel darah merah yang sehat.
Anemia Hemolitik
Pengobatannya dengan menghentikan konsumsi obat yang memicu anemia hemolitik, mengobati infeksi, mengonsumsi obat-obatan imunosupresan, atau pengangkatan limpa.
Anemia Akibat Penyakit Kronis
Kondisi ini diatasi dengan mengobati penyakit yang mendasarinya. Pada kondisi tertentu, diperlukan transfusi darah dan suntik hormon eritropoietin untuk meningkatkan produksi sel darah merah.
Anemia Sel Sabit
Kondisi ini ditangani dengan suplemen zat besi dan asam folat, cangkok sumsum tulang, dan pemberian kemoterapi, seperti hydroxyurea. Dalam kondisi tertentu, dokter akan memberikan obat pereda nyeri dan antibiotik.
Thalassemia
Dalam menangani thalassemia, dokter dapat melakukan transfusi darah, pemberian suplemen asam folat, pengangkatan limpa, dan cangkok sumsum tulang.
Advertisement