Liputan6.com, Jakarta Iftar adalah kata yang kerap didengar saat bulan Ramadhan tiba. Meski sering digunakan, ternyata belum banyak yang tahu ari dari kata iftar. Iftar adalah kata dari bahasa Arab yang bila diartikan secara harfiah ke dalam bahasa Inggri menjadi breakfast atau sesi makan setelah jeda panjang dari sesi makan sebelumnya. Seperti sarapan yang memiliki jeda panjang dengan makan malam.
Baca Juga
Advertisement
Dalam konteks Ramadhan, iftar adalah kata yang mengaju pada jamuan makan saat berbuka puasa. Dengan kata lain, iftar adalah berbuka puasa. Maka tak heran kata iftar kerap muncul saat bulan Ramadhan.
Bagi umat muslim, iftar adalah ajang untuk berkumpul bersama keluarga atau teman untuk berbuka puasa bersama. Beberapa negara menyebut kata iftar dengan istilah ftoor. Iftar menjadi salah satu ritual meriah yang dilakukan untuk mengakhiri puasa Ramadhan setiap hari saat matahari terbenam di beberapa negara.
Meski sama-sama menjadikan iftar sebagai ajang silaturahmi, setiap negara memiliki tradisi iftar yang berbeda-beda. Beberapa negara memiliki tradisi yang unik, berikut tradisi iftar di berbagai negara, yang dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (15/11/2022).
Iftar adalah Tradisi Perayaan Kemenangan Melawan Nafsu
1. Pasar Ramadhan di Indonesia
Indonesia adalah sebuah negara yang luas dengan tradisi yang sangat banyak, hal ini ikut mempengaruhi tradisi iftarnya menjadi sangat beragam. Tiap daerah memiliki tradisi iftar masing-masing. Namun ada satu tradisi yang ada hampir di semua daerah, yaitu pasar Ramadhan yang buka menjelang waktu berbuka puasa.
Pasar Ramadhan adalah pasar yang menjajakan berbagai jenis makanan untuk berbuka puasa. Mulai dari gorengan, es, kue, hingga makanan berat seperti nasi dan lauk pauk lainnya. Pedagang pasar yang hanya buka saat Ramadhan ini kebanyakan adalah pedagang musiman yang hanya berjualan saat itu.
2. Menembakkan Meriam di Timur Tengah
Iftar adalah perayaan kemenangan melawan hawa nafsu bagi umat muslim. Negara-negara di Timur Tengah memiliki tradisi unik untuk menandai masuknya waktu iftar, yaitu dengan menembakkan meriam yang dikenal dengan nama midfa al iftar.
Konon tradisi menembakkan meriam untuk menandai masuknya waktu iftar dimulai dari sebuah ketidaksengajaan. Peristiwa ini terjadi di Mesir saat berada di bawah kekuasaan Ottoman Khosh Qadam, lebih dari 200 tahun yang lalu.
Saat itu Khosh Qadam ingin menguji sebuah meriam, namun secara tidak sengaja ia malah menembakkannya. Suara dentuman meriam bergema di seluruh Kairo sesaat sebelum azan magrib berkumandang mendorong. Warga Mesir kemudian mengira bahwa suara meriam menjadi cara baru untuk menandakan berakhirnya puasa. Putri Khosh Qadam, Haja Fatma, mengusulkan agar tembakan meriam ini menjadi sebuah tradisi yang dilestarikan.
Tradisi midfa al iftar ini kemudian menyebar ke banyak negara di Timur Tengah termasuk Lebanon dan Irak. Tradisi unik tersebut sempat terancam hilang pada 1983 setelah invasi yang berujung penyitaan beberapa meriam karena dianggap senjata berbahaya. Tapi tradisi ini berhasil dihidupkan kembali oleh tentara Lebanon setelah perang dan berlanjut hingga hari ini
Advertisement
Iftar adalah Tradisi Perayaan Kemenangan Melawan Nafsu
3. Mayha di Turki
Mahya adalah tradisi merangkai pesan dengan lampu di menara-menara masjid di Turki. Tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu sejak era Kesultanan Utsmani dan hanya dilakukan pada bulan Ramadhan.
lampu lampu yang dipasang di menara masjid memiliki bentuk yang unik, seperti mawar, pesawat, atau tulip. Setiap lampu yang tersusun tersebut diberi tulisan berupa kutipan ayat-ayat Al-Quran, hadist, atau pesan-pesan baik seperti “jaglah anak yatim”, “berbaktilah pada orang tua”, dan lain-lain. Lampu-lampu ini kemudian dinyalakan menjelang waktu berbuka.
Menurut catatan sejarah, tradisi Mayha dimulai sejak pemerintahan Sultan Ahmad I (1603-1617). Sang raja membuat Mayha sebagai kejutan bagi muadzin atau orang yang mengumandangkan azan di masjid. Ahmad I kemudian memerintahkan untuk memasang Mahya di seluruh masjid yang ada di wilayah kekuasaannya.
4. Chand Raat Pakistan
Pakistan memiliki tradisi saat iftar yang unik bernama Chand Raat. Tradisi ini dilakukan oleh para wanita di Pakistan pada iftar terakhir di bulan ramadhan, yaitu malam sebelum Idul Fitri atau Lebaran. Saat hilal terlihat di langit yang menandakan berakhirnya bulan Ramadhan para wanita di Pakistan segera memulai perayaan Chaand Raat.
Mereka berbondong-bondong ke pasar lokal untuk membeli gelang warna-warni, lalu mewarnai dan melukis tangan juga kaki mereka dengan Henna atau pacar.Para pemilik toko mendekorasi kios mereka untuk menarik pembeli, mereka kemudian membuka hingga dini hari.
Beberapa kaum wanita stand dadakan yang menawarkan jasa menghias tangan dengan pacar dekat toko perhiasan. Suasana keramaian pasar di Chaand Raat menjadi salah satu semangat masyarakat yang riang dalam menyambut lebaran.
5. Berbagi Kasih Sayang Lewat Makanan di Mesir
Di Mesir ada tradisi yang mirip dengan acara bagi takjil gratis di Indonesia, namanya maidah rahman. Tradisi maidah rahman jika diartikan dalam bahasa Indonesia makan artinya hidangan kasih sayang. Disebut demikian karena paket hidangan yang dibagikan secara geratis ini melambangkan rasa kasih diantara sesama muslim.