Liputan6.com, Jakarta Induksi adalah istilah yang memiliki makna yang cukup luas. Istilah ini sering digunakan dalam pembahasan tentang metode berpikir hingga proses dalam membangkitkan tenaga listrik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), induksi memiliki dua arti yang berbeda.
Yang pertama, induksi adalah metode pemikiran yang bertolak dari kaidah (hal-hal atau peristiwa) khusus untuk menentukan hukum (kaidah) yang umum; penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan yang khusus untuk diperlakukan secara umum; penentuan kaidah umum berdasarkan kaidah khusus.
Advertisement
Sedangkan arti yang kedua, induksi adalah proses pembangkitan tenaga listrik (elektrik) di dalam sirkulasi tertutup oleh arus (gerak) magnetik melalui gerak putar.
Advertisement
Induksi adalah istilah yang juga sering digunakan dalam pembahasan mengenai persalinan. Dalam kaitannya dengan proses persalinan, induksi adalah proses yang dilakukan tenaga medis untuk merangsang rahim mempercepat proses persalinan.
Dari pembahasan singkat tersebut, induksi adalah istilah yang artinya sangat bergangung pada konteks yang dibicarakan. Berdasarkan konteks pembicaraannya, bisa dikatakan bahwa induksi memiliki tiga arti, yang berkaitan dengan metode pemikiran atau cara mengambil kesimpulan, pembangkitan tenaga listrik, dan proses persalinan.
Berikut adalah ulasan selengkapnya, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (17/11/2022).
Induksi adalah Metode Pengambilan Kesimpulan
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, induksi adalah suatu metode pemikiran dalam mengambil kesimpulan dari hal-hal yang khusus untuk menentukan kaidah umum. Induksi sebagai salah satu cara pengambilan kesimpulan disebut juga penalaran induktif (inductive reasoning).
Penalaran induktif atau induksi adalah jenis penalaran yang melibatkan penarikan kesimpulan umum dari serangkaian fenomena-fenomena yang khusus. Beberapa orang menganggap penalaran induktif sebagai logika "bottom-up", karena melibatkan perluasan premis spesifik menjadi generalisasi yang lebih luas.
Contoh dari cara berpikir induksi adalah sebagai berikut:
(1) Data: Saya melihat kunang-kunang di halaman belakang saya setiap musim panas.
Hipotesis: Musim panas ini, saya mungkin akan melihat kunang-kunang di halaman belakang rumah saya.
(2) Data: Saya cenderung masuk angin ketika orang-orang di sekitar saya sakit.
Hipotesis: Pilek menular.
(3) Data: Setiap anjing yang saya temui ramah.
Hipotesis: Kebanyakan anjing biasanya ramah.
Penalaran induktif atau induksi adalah cara berpikir yang cukup sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika mencoba membangun pemahaman tentang dunia secara umum. Penalaran induktif atau induksi adalah cara berpikir yang umum digunakan dalam penelitian ilmiah.
Ilmuwan mengumpulkan data melalui observasi dan eksperimen, membuat hipotesis berdasarkan data tersebut, dan kemudian menguji teori tersebut lebih lanjut. Ketika dalam proses merumuskan hipotesis itulah yang disebut induksi. Meskipun potensi kesimpulannya lemah, argumen induktif juga merupakan jenis penalaran utama dalam kehidupan akademik.
Ada sejumlah cara penalaran yang tergolong penalaran induktif, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Generalisasi. Generalisasi merupakan penalaran yang menggunakan premis tentang kumpulan sampel untuk menarik kesimpulan tentang seluruh populasi.
2. Statistik. Penalaran ini menggunakan statistik berdasarkan kumpulan sampel yang besar dan acak, dan sifatnya yang dapat diukur membuat kesimpulan lebih kuat. Misalnya: “95% angsa yang pernah saya lihat dalam perjalanan berwarna putih, oleh karena itu 95% angsa di dunia berwarna putih.”
3. Bayesian. Penalaran ini adalah metode mengadaptasi penalaran statistik untuk memperhitungkan data baru atau tambahan. Misalnya, data lokasi memungkinkan perkiraan persentase angsa putih yang lebih tepat.
4. Analogi. Penalaran ini mencatat bahwa berdasarkan komponen yang mirip antara dua hal yang berbeda. Misalnya: "Angsa terlihat seperti bebek, dan angsa bertelur, jadi bebek juga bertelur."
5. Prediktif. Jenis penalaran ini menarik kesimpulan tentang masa depan berdasarkan sampel masa lalu. Misalnya: "Angsa selalu ada di danau pada musim panas yang lalu, oleh karena itu akan ada angsa di danau musim panas ini."
6. Inferensi kausal. Jenis penalaran ini mencakup hubungan sebab akibat antara premis dan kesimpulan. Misalnya: "Angsa selalu ada di danau pada musim panas, oleh karena itu di awal musim panas, angsa juga akan datang ke danau."
Advertisement
Induksi Listrik
Induksi listrik adalah pemisahan muatan listrik di dalam suatu penghantar karena penghantar itu didekati oleh (tanpa menyentuh) benda bermuatan listrik. Proses ini juga disebut dengan istilah induksi elektromagnetik.
Induksi Elektromagnetik adalah prinsip yang mengatur yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana generator listrik (juga disebut alternator), mikrofon, gitar listrik, dan transformer beroperasi.
Arus yang terkandung dalam konduktor dikatakan bergantian karena arusnya mengalir bolak-balik, akibat konduktor dinaikkan terlebih dahulu dan kemudian diturunkan dalam medan magnet. Singkatnya, arus membantu menciptakan medan magnet. Medan magnet yang bergerak atau berubah menghasilkan arus yang disebut induksi elektromagnetik dan arus atau tegangan disebut arus induksi atau tegangan induksi.
Konsep mengenai induksi elektromagnetik ini pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday pada tahun 1831. Ketika dia menghubungkan kumparan ke galvanometer dan kemudian memindahkan magnet bolak-balik di dalam silinder, Faraday melaporkan bahwa ukuran tegangan yang dihasilkan dalam konduktor sebanding dengan laju perubahan fluks magnet.
Selanjutnya, Faraday menemukan pernyataan ini benar dan berlaku terlepas dari apakah fluks itu sendiri bervariasi dalam kekuatan atau konduktor bergerak melalui medan magnet. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, induksi elektromagnetik adalah prinsip dasar yang menjelaskan pengoperasian generator dan motor induksi, serta sebagian besar mesin listrik lainnya.
Induksi Persalinan
Induksi adalah istilah yang juga terkait dengan proses persalinan, yang sering disebut dengan istilah induksi persalinan. Dikutip dari Mayo Clinic, induksi persalinan adalah proses mendorong rahim untuk berkontraksi selama kehamilan sebelum persalinan dimulai dengan tujuan agar dapat melahirkan secara normal.
Induksi persalinan perlu dilakukan karena berbagai alasan, terutama bila ada kekhawatiran terhadap kesehatan ibu atau bayi. Untuk menentukan apakah induksi persalinan perlu dilakukan atau tidak, dokter biasanya akan mengevaluasi beberapa faktor, termasuk kesehatan ibu dan status serviks. Faktor lain yang juga akan dievaluasi antara lain kesehatan bayi, usia kehamilan, berat badan, ukuran dan posisi di dalam rahim.
Ada sejumlah alasan mengapa induksi persalinan perlu dilakukan. Menurut Healthline, ada sejumlah alasan mengapa induksi persalinan perlu dilakukan, antara lain sebagai berikut:
1. masalah pertumbuhan pada bayi
2. terlalu sedikit cairan ketuban di sekitar bayi
3. diabetes gestasional
4. tekanan darah tinggi
5. preeklamsia
6. infeksi rahim
7. pemisahan plasenta dari rahim
8. ketidakcocokan Rh
Ada beberapa cara untuk mempercepat proses persalinan jika kelahiran bayi Anda terlambat dari jadwal. Cara teraman dan paling efektif adalah menemui dokter Anda. Obat-obatan atau teknik medis dapat menyebabkan persalinan lebih cepat.
Meski induksi persalinan dapat memperlancar proses persalinan, namun penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengambil langkah tersebut. Sebab, bagaimanapun juga induksi persalinan memiliki risiko serius, antara lain adalah sebagai berikut:
1. lahir prematur
2. detak jantung bayi melambat
3. ruptur uteri
4. infeksi pada orang tua dan bayi
5. perdarahan yang berlebihan pada orang tua
6. masalah tali pusar
7. masalah paru-paru pada bayi
8. kontraksi yang lebih kuat
9. masalah penglihatan dan pendengaran pada bayi
10. perkembangan paru-paru dan otak yang buruk
Induksi persalinan juga tidak selalu berhasil. Jika induksi persalinan tidak berhasil, proses persalinan tidak bisa dilakukan secara normal dan memerlukan operasi caesar.
Advertisement